11. Kebenaran

33.6K 3.5K 169
                                    

Haii Readers You 👋
Gimana harinya? Berjalan lancar kan?

JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN !!
Biar ceritanya tidak kandas tengah jalan

AWAS KESANDUNG TYPO 🙌
🧸
🧸
🧸
🧸
HAPPY READING 😘

Aaron berbalik membantu Arvind untuk berdiri lalu membawanya duduk. Aaron juga ikut duduk disampingnya. Dia lantas menatap si kembar dengan tatapan seperti biasa tidak ada lagi emosi di matanya.

"Beritahu Bang Aaron dan Bang Ares sekarang. Jelasin semuanya biar nggak ada kesalahpahaman begini. Jangan diam saja, hm?" ucap Aaron dengan nada menenangkan.

Varo mengambil napas panjang lalu menghembuskannya perlahan. Dia menatap lekat mata Aaron. Kedua tangannya tertaut di atas lutut.

"Sebenarnyaa..."

🧸🧸🧸

BAGIAN 11

"Sebeneranya anak yang Bang Ares maksud tadi bukan anak hasil pernikahan Daddy. Namanya Varel, dia anak yatim piatu yang mau di masukin Panti Asuhan beberapa hari lalu. Cuma ketemu Daddy jadi ya begini Bang" jelas Varo pelan

Vian mengangguk membenarkan tanpa mengeluarkan suara sedangkan Arvind tidak merespon apapun. Dia sedang mencoba menggerakkan rahangnya dengan fokus untuk mengecek apakah rahangnya masih ditempat atau sudah keluar dari lapisan kulit wajahnya tadi. Sumpah, pukulan itu menyakitkan. Dia sesekali terdengar meringis sakit.

Sedari tadi tangan Arvind gemas ingin memegang rahang kokohnya yang sering membuat cewek-cewek berteriak histeris cuma takut dengan kenyataan jika rahangnya itu sudah tak berbentuk.

Mengingat sesuatu, Arvind menggerakkan lidahnya untuk mengecek apakah semua gigi putih cantiknya masih utuh atau sudah habis tertelan. Tidak bisa membayangkan dia akan tertawa dengan gigi ompong. Wajah Arvind seperti mati rasa asal kalian tahu.

"Varel?"

"Iya Bang Aaron. Baby Varel imut gumush gumush lucu gitu. Varo yakin Bang Aaron bakal langsung jatuh cinta kalo liat Baby"

"Iya Bang" balas Vian setuju

Vian saja langsung terpesona ketika pertama kali melihat Varel begitupun Bang Arvind. Jadi dia yakin itu juga akan dialami oleh Abangnya.

"Sudah berapa hari dia tinggal disini?"

"Ini hari kedua Bang Aaron" jawab Vian

"Really? Abang pengen liat Varel. Dimana dia?" Tanya Aaron penasaran

"Mm di kamar Daddy Bang. Kalau Varo saranin sih besok aja, soalnya tadi kata Daddy, Baby Varel kelelahan karena diajak kerja sama Daddy"

Aaron melirik Ares untuk melihat respon abangnya setelah mendengar penjelasan singkat Varo tentang anak itu. Yang pasti adalah sang Daddy tidak berencana untuk menikah lagi. Itu sudah cukup untuknya. Dia sudah tak sabar menunggu besok agar bisa bertemu dengan anak bernama Varel itu.

Wajah Ares tidak ada perubahan, masih tetap menampilkan ekspresi marah dan kecewa. Tanpa kata Ares berdiri lalu berjalan dengan langkah pasti menuju lift meninggalkan adik-adiknya di ruang makan. Suasana yang tadinya tegang kembali normal seperti biasa.

VAREL (TAHAP REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang