-17

61 5 1
                                    

Matahari sudah muncul dan sinar nya sudah menembus gorden kamar Ninda, bahkan alarm handphone nya sudah berdering sejak tadi. Tapi, sang empu seperti nya masi enggan untuk membuka mata nya.

Sampai alarm kedua berbunyi, diri nya mulai terusik dengan suara alarm tersebut.

"Ya ampun, jam berapa ini" gumam nya sambil bersandar di headboard.

Mengambil handphone nya yang semalam ia taruh dinakas samping ranjang nya.

"Astaga"

Jam sudah menunjukkan pukul 08.37 pagi. Sedangkan pesawat yang akan mereka tumpangi hari ini akan lepas landas pada pukul 10.00 pagi ini.

Dengan tergesa-gesa Ninda langsung berlari kekamar mandi.

Butuh waktu sepuluh menit untuk menyelesaikan acara mandi nya. Ia langsung menuruni tangga dengan menggeret koper nya.

"Pagi ma" sapa Jio dan Jia yang sudah ada diruang TV dari pagi tadi.

"Kalian? Kenapa ga bangunin mama?" tanya Ninda kepada kedua anak nya.

"Kami udah ketuk pintu kamar mama tadi, tapi mama ga bangun bangun, jadi kami biarin aja dulu, lagian kata bibi jico semalem mama tidur malem" jelas Jia.

"Sarapan dulu gih ma, abis itu kita langsung ke bandara" Jio membuka suara.

Ninda mengangguk lalu pergi.

................................................................

Setelah delapan tahun ia menempati rumah peninggalan orang tua nya, akhir nya ia akan meninggalkan rumah ini lagi.

"bibi Jico, Jia pasti bakal kangen sama bibi" ucap Jia sambil memeluk Bibi Jico dengan erat.

"Stt, non jangan nangis, kita pasti ketemu lagi" bibi Jico membalas pelukan Jia.

"Oh iya non, bibi semalem bikin ini buat non Jia dan tuan Jio" sambung bibi Jico sambil memberikan cookies buatan nya semalam.

"Ya ampun lucu banget bi bentuk cookies nya" puji Ninda saat melihat cookies buatan bibi Jico

"Ternyata semalem bibi bikin ini ya" sambung nya.

Bibi Jico mengangguk sambil tersenyum.

"Yang ini buat tuan Jio"

"Jio juga dapat ya, terimakasi bibi, Jio bakal makan ini kalau sudah sampai disana"

"Sama sama"

"Udah ma?" tanya Jio melihat jam tangan yang melingkar di pergelangan tangan nya.

"Udah, yuk"

"Jia, ayo sayang"

"Sebentar ma, Jia mau ambil sesuatu didalem"

Dan Jia langsung berlari kedalam rumah.

Ninda dan Jio hanya bisa menggeleng kan kepala nya karna tingkah Jia.

Tiga menit menunggu, akhir nya Jia kembali keluar rumah dengan membawa syal berwarna biru laut dan memberikan nya kepada bibi Jico.

"Ini buat bibi, disimpen ya bi"

"Terimakasi, anak cantik, bibi bakal simpan ini baik baik" ucap bibi Jico dan memeluk syal yang diberikan Jia.

Jia tersenyum, lalu berpamitan dan menyusul Ninda dan Jio yang sudah duduk didalam mobil.

............................................................................
*Ini aku percepatan ya guys, cerita nya mereka udah sampe di Korea gitu.

ketidaksengajaan [lee heeseung]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang