*putar lagu untuk pengalaman membaca yang lebih baik
2 0
j a e m i n s i d e s t o r ySatu tahun yang lalu
15.55
Generator SM, Upperground"Hati-hati, ma"
Tutur jaemin diikuti dengan gerakan tangan sopan, membopong tubuh ibunya yang kian melemas."Na, kamu tau kan? Gak usah dilanjut kalo kamu capek." Suara wanita paruh baya itu membuat Jaemin sekali lagi menghela napasnya.
"Mah, u don't have to tell me that, aku gak capek sama sekali. Jadi please jangan ngomong gitu. Kita usaha sama-sama" Tukas Jaemin lembut.
Dua orang yang tergopoh-gopoh dalam jalannya itu mulai menyusuri area perbudakan di salah satu generator upperground.
Jaemin secara berkala memindai lingkungan sekitarnya, berusaha menemukan celah untuk bisa berbaur diantara para pekerja yang lusuh dan berantakan.
Sudah dua hari ia menetap di sebuah motel kecil bersama bundanya yang membutuhkan alat penopang jantung akibat serangan g-force menuju upperground.
Rencananya, hari ini ia akan membawa wanita mulia itu ke salah satu pusat trauma di pusat kota setelah mendapatkan id card replika dari pemalsu identitas. Kabarnya pusat trauma dapat membantu pemulihan efek radiasi asal uang yang tersedia setimpal.
Setelah sekitar 20 menit berjalan menuju perbatasan antara generator dan central area, keduanya memutuskan untuk menaiki kendaraan umum diantara para penghuni upperground yang nampaknya tidak menunjukkan tanda-tanda curiga. Artinya penyamaran jaemin untuk menyatu dengan lingkungan, berhasil.
The commuter yang tak lain adalah transportasi umum kini berhenti di stasiun central area setelah melaju, melewati lima stasiun. Sekitar lima menit berjalan, pusat trauma akan terlihat, sejajar dengan departemen human resource dan kesehatan.
Tanpa berbasa-basi jaemin menghampiri salah satu resepsionist pertama yang dilihatnya.
"Saya mau buat pertemuan dengan dokter terapi radiasi." Ujar laki-laki itu sambil mencondongkan tubuhnya ke arah meja dengan terburu-buru lalu menunjuk ibunya yang nampak bisa pingsan kapan saja.
"Maaf, pertama kali atau sudah beberapa kali kemari?"
"—Pertama kali."
"Okay, boleh tolong isi form pendaftarannya? Sama tunjukkan id card pasien, dan wali ya,"
Jaemin merogoh saku diantara jaket tebalnya lalu menaruh id card palsu tersebut dengan santai diatas meja berbatas pelindung marmer di depannya. Sambil mengisi form pendaftaran, salah satu resepsionist berbisik pelan pada temannya,
KAMU SEDANG MEMBACA
UPPERGROUND | jeno x lia (sci-fanfict)
Science FictionBerawal dari ambisi manusia, era 2081 diisi dengan awal dari kehancuran bumi. Mereka membangun planet baru (Upperground), dengan menerapkan kualifikasi tertentu, hanya mereka yang cerdas dan memenuhi kriteria sebagai manusia masa depan yang boleh ti...