Part 2 || Going Crazy

152 22 17
                                    

*putar lagu untuk pengalaman membaca yang lebih baik

0 2
going crazy

17.51
The Base Wall, Arizona.

Matahari mulai terbenam, di perjalanan pulang Jaemin terlihat gaduh dalam renungannya sampai akhirnya kepalan tangannya menarik lengan Lia meminta waktu.

"Kenapa lo?"
Lia bertanya setelah sudut matanya mulai memperhatikan raut wajah Jaemin.

"Lia, kalo misalnya gue pergi, gimana?"

Pernyataan yang dilontarkan Jaemin cukup membuat lia bergidik merinding.

"EDAN!"
"Jangan usil deh, kalo tiba-tiba disini ada grim gimana? bahaya gue."

Lia memukul bahu Jaemin pelan dalam omelannya.

"Gagitu."
"Lusa gue pergi."

"Kemana? bawah pohon rindang?"

Lia yang mulai bosan dengan celotehan Jaemin kemudian tersontak setelah sahabat laki-lakinya itu mulai memaparkan rencananya dengan serius.

"Gue mau ke upperground sama bunda, What do you think? Lia."

"..."
Selama beberapa saat keheningan datang, membuat suasana kala itu terdengar kosong dan berisik diisi oleh degupan jantung yang memacu.

"Upperground?"
Kata itu seolah bernota perpisahan.

Lia mulai menarik pelan lengannya dan memasukkan jari-jarinya yang dibasahi keringat ke dalam kantong jaket. Udara sore itu tiba-tiba menjadi dingin karena suasana yang membanting keadaan.

Jaemin merenung beberapa saat setelah memperhatikan reaksi ambigu Lia, kemudian—

"Lia—"
Usahanya memanggil Lia lirih hampir tidak terdengar.

Lia sebetulnya sudah cukup menyadarinya, mulai dari perubahan sikap Jaemin beberapa minggu terakhir, sampai dengan gelagak pria itu setiap melihat pesawat ilegal meluncur menembus angin menuju upperground. Apabila Lia mengingat kondisi Ibunda Jaemin yang sangat lemah, rasanya sangat egois jika ia berlagak marah dan meminta Jaemin untuk tetap tinggal.

Sisa hari itu dan hari berikutnya dihabiskan oleh Lia dengan mengurung diri di kamar, dan menangisi keadaan, membuatnya mulai membenci dirinya sendiri. Lia memutuskan untuk menjaga jarak dengan Jaemin dan memanipulasi dirinya untuk melupakan fakta tersebut.

Suasana rumah yang suram membuat situasi memburuk, Jisung yang telah mengetahui berita kepergian Jaemin dari Ayahnya juga tidak dapat menyembunyikan kepedihan yang ia pendam.

Semua tau keluarga Lia mungkin tidak akan pernah pergi ke upperground, karena sang Ayah tidak akan pernah menyerah pada bumi.

23.17
Jaemin's room, Arizona

Malam suntuk tanpa zona nyaman. Seharian ini Jaemin hanya bisa melontarkan tatapan kosong ke arah jendela kamar Lia dari bilik tirai kamarnya.
'dongo'

Lelaki itu mulai melontarkan gumaman kecil untuk dirinya sendiri sambil memegang kepalanya dengan frustrasi. Semenjak mendengar reaksi Lia pada hari itu, jaemin memutuskan untuk menjauh dari gadis tersebut, ia merasa ini adalah hal yang benar.

'Gue gaboleh ngusik dia lagi kan?,'
iyakan?
Lagi-lagi pria itu goyah sembari menerka.

Besok pagi Jaemin benar-benar akan pergi. Ia akan meninggalkan bumi serta mertanya. Entah mau berapa kali ia bertekad, sebagian besar dari dirinya memberontak. Tak kunjung lelah Jaemin memutar otaknya, kalau dipikir-pikir ia pasti akan menyesal jika pergi tanpa sempat mengucapkan apapun ke Lia.

UPPERGROUND | jeno x lia (sci-fanfict)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang