Berawal dari ambisi manusia, era 2081 diisi dengan awal dari kehancuran bumi. Mereka membangun planet baru (Upperground), dengan menerapkan kualifikasi tertentu, hanya mereka yang cerdas dan memenuhi kriteria sebagai manusia masa depan yang boleh ti...
*putar lagu untuk pengalaman membaca yang lebih baik
1 9 m e e t n a
Satu kata keluar dari mulut jeno, "Wow."
"Wow?," Lia mengulangi perkataan pria yang baru saja menciumnya. Sebagian dari dirinya merasa tak percaya apa yang baru saja didengarnya. Manik matanya kini mencuri pandang untuk melihat wajah jeno yang memerah entah karena efek lampu atau tersipu.
Suasana terbanting. Kedua orang yang masih memojok itu saling melempar deham karna merasa canggung. Tak tahu harus melihat ke arah mana.
Sial, itu adalah yang pertama kali untuk lia. Namun entah mengapa lia tak merasa kecurian, ia hanya tak tahu harus bersikap bagaimana karna ciuman itu pastinya tak bermakna— iyakan? Setidaknya begitulah pikir lia.
"Udah— aman. Penjaganya udah pergi." Tukas lia memberi informasi yang sebetulnya lebih ke untuk membunuh sunyi.
"Iya gue tau." Jawab jeno kemudian mengambil beberapa langkah untuk mundur.
'Sampah' —Jeno menyumpahi dirinya sendiri sambil memegangi tengkuk belakang lehernya yang masih bergidik, sentuhannya masih berasa.
Jeno menggelengkan kepalanya sedikit untuk mencari kesadaran, kemudian memberi aba-aba begitu melihat sisi bar aman dari penjaga.
"Ayo jalan—" Tukas jeno seraya mengerahkan lengannya menawarkan pegangan. Kemudian lia mengikuti.
Keduanya memutar arah karna jalan utama untuk kembali rasanya kurang aman. Jeno masih memimpin jalan, dan lia berada di belakang berusaha menyelaraskan langkah yang terburu-buru di keramaian itu hingga tiba-tiba ia terhenti akibat benturan bahu dengan seorang gadis membuatnya sedikit tersungkur.
"Aw!"
Langkah jeno terhenti, ia spontan menoleh memastikan keadaan lia.
"Duh jalan yang bener dong gausah gandeng-gandengan gitu di tempat rame—" Perempuan itu mengomel pelan dan memastikan pandangannya tepat ke wajah dua orang di depannya.
"??" "Jeno?" Ucap gadis berambut hitam itu lagi.
"Seeun?" Jeno mengenalinya. Namun raut wajahnya menjadi mesam tepat setelah menyebut nama itu.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Choi Seeun. Menurut majalah mingguan, dia itu tunangan lee jeno. Wanita asal marga choi, anak tunggal Choi Siwon— kepala divisi military. Rumor tunangan ini mencuat tepat setelah sebuah video berdurasi 18 detik beredar di internet dan menjadi viral sangat cepat di seluruh penjuru upperground 6 tahun yang lalu. Saat itu jeno masih berusia 12 tahun, dan seeun berusia 10 tahun.
