Part 14 | Arena 6

96 11 4
                                    

*putar lagu untuk pengalaman membaca yang lebih baik

1 4
a r e n a  6

DOOR!

Suara pistol yang terdengar sampai radius 300 meter itu membuat setiap yang mendengarnya terkejut, lalu—

"ANJING"

"EDAN SIA!!"

"JENO ANJENG LO NGAPAIN??"
Shotaro, mark dan haechan yang panik kini gelagapan— kompak berkata kasar setelah melihat drone milik pasukan resonance tersebut tergeletak mati di tanah.

"Please anjing bot-nya udah kelar belom?? gece kelarin, terus turun dari pohon lo berdua."
Shota memberi perintah, yang kemudian diikuti dengan acungan jempol panik dari mark dan haechan.

Suara mesin mobil pasukan resonance terdengar, membuat ke empat remaja tersebut bergidik merinding— membuat haechan tersungkur kecil karena terburu-buru turun dari pohon.

"Chan anjing, berdiri gece."
Shotaro berusaha membangkitkan temannya itu.

Dari kejauhan terlihat tiga orang pasukan resonance dengan baju hitam khasnya muncul dari arah timur hutan, masing-masing menggenggam senjata beramunisi penuh. Situasi tersebut kemudian disusul dengan acara melakon haechan yang mulai berakting seolah-olah ia mengkhawatirkan sesuatu secara besar-besaran.

"Oppa— ottoke oppa? oppa-ssi??"
Haechan mulai merunduk seraya menarik alisnya sambil memperhatikan drone yang tergeletak di antara akar pohon, mencoba terlihat polos dan kebingungan.

Tiga orang temannya hanya bisa menatap satu sama lain dan menahan tawa yang bisa meladak kapan saja. Bahkan— jeno memasang ekspresi tidak biasa.

"DIMOHON ANGKAT TANGAN KALIAN, JATUHKAN SENJATA SEKARANG??"
"Tangan sejajar dengan kepala."

"Who are you? explain please."
Salah satu satpol resonance berseru dengan lantang meminta penjelasan.

"Oh sir, We're so sorry this is our mistake's. We— tried to shoot the bird, but suddenly your drone appeared out of nowhere, dan bikin temen saya salah tembak," Mark menjelaskan dan melempar pembuktian kepada jeno.

"Helo sir, my name's lee jeno— son of the head of intel."
Jelas, singkat dan padat. Laki-laki itu memastikan untuk memperkenalkan diri dengan tegas, supaya semua orang tahu privilege yang dimilikinya, lalu mulai menyodorkan tangannya sambil melemparkan senyuman, mencoba mengajak ketiga satgas resonance tersebut untuk berjabat tangan—

Yang tentunya ditolak mentah-mentah.

"Ada urusan apa kalian disini? just why the hell did y'all here?,"
"Ini area tertutup,"
Pertanyaan kembali diarahkan kepada jeno, lalu dibalas oleh haechan.

"NUHUN KANG! KITA TEH HITZNYA ARENA 3 HAYANG NEMENIN SHOTARO MUDIK CEUNAH."
"Maneketehe atuh kang kalo ini restrictid area, sumpah gak ada tulisannya kang— cing demi. Urang teh cuma mau nyari pigeon buat di adu, kasihan burungnya mark kemaren mati kang. Gak bisa ikut liga padahal dah daftar tournament huu—"

Lanturan haechan disambut dengan sahutan kecil dari shotaro, si yang punya hajat.
"Betul pak, kenalin ini temen-temen saya dari arena 3. Biasalah mau main, sekalian pengen healing dan reuni sama mama saya. mumpung baru kelar test oprec, ya ga??"

UPPERGROUND | jeno x lia (sci-fanfict)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang