Berawal dari ambisi manusia, era 2081 diisi dengan awal dari kehancuran bumi. Mereka membangun planet baru (Upperground), dengan menerapkan kualifikasi tertentu, hanya mereka yang cerdas dan memenuhi kriteria sebagai manusia masa depan yang boleh ti...
*putar lagu untuk pengalaman membaca yang lebih baik
0 7 k e e p h e r
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Seorang laki-laki menggaruk kepalanya sembari berpikir, matanya lekat memperhatikan foto pencarian buronan yang diduga adalah penumpang gelap pesawat ilegal dari underground (bumi).
"Ini park yunho yang gua omongin sama jeno tadi malem bukan si? Apa gua delusional apa gimana— Shit, anjeng sumpah fix banget inimah park yunho si anu—"
06.30 Jeno's Flat House, Arena 3
Laptopnya masih menyala, begitu juga lampu di ruangan itu. Semalaman seorang gadis terjaga, menyelam arus pencarian informasi secara ilegal dari website resmi resonance, pasukan yang didapuk sebagai penjaga kedamaian area upperground.
Selama lima jam lebih secara konsisten, lia mencoba menembus keamanan database resonance. Berbekal laptop kuno dan kecerdasan intelektual, lia berhasil memecahkan layer outer pertama database yang sangat sulit dibobol itu. Walau di dalam perjalanannya gadis tersebut sempat tertidur selama 30 menit? 45 menit? atau 60 menit?
Tetap saja ia punya konsistensi dan ambisi yang mampu menopang niatnya.
Ada beberapa hal yang didapat, salah satunya adalah data umum, seperti peta informasi wilayah upperground, persebaran menara resonance, hingga informasi umum terkait latar belakang lee jeno.
Lee jeno ternyata adalah orang penting, dia menciptakan influence besar di kalangan netizen futuristik yang haus akan penghiburan dan tenggelam pada semesta jeno si pangeran es. Imagenya sering disandingkan dengan sosok putra tunggal kaya raya yang akan meneruskan dinasti keluarganya sebagai penguasa. Namun bagi lia, ia mungkin hanya seonggok nepotism baby?—
'Pantes lagaknya kaya majikan, ternyata bapaknya salah satu dewan utama dari empat divisi.' 'Btw mukanya ayahnya, familiar?' Gumam lia dalam hati.
