2DUNIA (Super Senpai)

[CHAPTER18] KEBERANGKATAN

"Tuhan selalu bersama kita Ra, jadi jangan takut"

-!!WARNING!!-

Vote dulu sebelum membaca
Dan follow akun ig
@naray_211

Maaf jika ada sedikit typo. Author sudah berusaha semaksimal mungkin untuk tidak typo. Selamat membaca ><

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

"Tuhan, aku benci dunia ini..." lirih seorang gadis Dengan meneteskan air matanya.

Gadis berambut panjang dengan wajah yang sedikit pucat dan sedikit terdapat kantung mata sebab kekurangan tidur.

Gadis itu sedang berdiri didepan jendela dilantai tiga disuatu istana. Dia berdiri seorang diri dengan menikmati udara segar malam yang mengenai tubuhnya.

Suasana istana saat tengah malam sedikit ramai, hanya ramai dengan penjaga-penjaga istana sekaligus prajurit yang berpatroli. Ia sangat menikmati malam dengan bulan purnama yang mengindahkan mata.

"Aku ingin segera pulang ke rumahmu" jedanya dengan menatap bulan yang sangat cantik "Aku takut dengan mereka"

"Aku selemah itu ya?"

"Apa jangan-jangan hutan farkat diserang sebab diriku hadir disini?"

Gadis itu pun lelah berdiri dan mencoba duduk di jendela istana tersebut dengan menatap kebawah, sungguh sangat tinggi.

"Jika aku lompat dari sini, apakah aku akan berpulang? Apakah benar yang dikatakan kak Balqis, jika diriku hanyalah sebuah parasit yang menyusahkan saja?"

Hembusan angin lalu mengenai tubuhnya, gadis itu menatap luar jendela dengan tatapan kosong.

Tetapi tiba-tiba saja ketika gadis itu melamun kepala sang gadis itu ramai untuk sekian kalinya, banyak cacian makian yang membuatnya selama ini tak nyaman dan membuat dirinya trauma.

"KAU ITU PARASIT!"

"KAU ITU SAMPAH DAN PANTAS DIBUANG!"

"KAPAN KAMU MAU BERUBAH HAH!?"

"KAU SEHARUSNYA MATI DARI SEKARANG!"

Bugh!

Bugh!

"Cih, sampah kok dibiarin hidup!"

"Orang aneh!"

Ingatan itu terus menghantuinya dan selalu membuatnya merasa takut sekaligus trauma, gadis itu menunduk dan memegangi telinganya hingga meremasnya agar suara makian itu tak terdengar olehnya.

Tangisannya juga semakin deras, dirinya merasa tak nyaman dan takut. Ingatan buruknya membuat dirinya benar-benar tak nyaman.

Sungguh ini sangat berisik baginya, rasanya ia dihantui dengan banyak cacian makian tersebut setiap harinya.