Hari ini kantor libur, dan Taeyong ingin mengajak Jeffri berkunjung kerumah lama nya.
Jeffri setuju, dan disinilah mereka. berdiri menatap rumah yang masih keliatan rapi karena sering di bersihkan oleh bi Atisa.
"serajin apa bi Atisa bisa membersihkan halaman seluas ini?" ucap Taeyong menatap Jeffri.
Jeffri menggedikan bahu nya, "mungkin ada yang sering membantu nya?"
Taeyong mengangguk, mereka mulai memasuki pekarangan rumah.
Kebetulan Mereka menemukan bi Atisa sedang menyapu dedaunan kering.
Melihat itu, Taeyong tersenyum. dan berjalan cepat ke arah bi Atisa.
"permisi bibi.."
bi Atisa yang merasa di panggil pun menoleh, dan kaget melihat Jeffri serta Taeyong sudah berdiri di belakang nya dengan senyuman khas milik masing masing.
"Ya ampun nak.. kenapa gabilang bibi mau kerumah sini? biar bibi bisa rapihin lagi rumah nya.." ucap bi Atisa menyesal.
Taeyong tersenyum, kemudian menggenggam tangan milik bi Atisa.
"gapapa bi.. nanti kasian bibi nya kecapean. bibi istirahat dulu yuk? kita ngobrol ngobrol di depan."
Bi Atisa mengangguk, tapi kemudian dia mengingat sesuatu. "eh bentar nak, bibi panggilin dulu mas mas yang sering bantu bibi disini.."
Alis Jeffri mengkerut. "mas mas?" tanya nya.
bi Atisa menoleh, dan mengangguk ke arah Jeffri.
Jeffri terdiam, kemudian kembali menatap Taeyong dan bi Atisa bersamaan. "Bibi duluan saja dengan Taeyong. biar saya yang manggil mas mas nya ya?"
bi Atisa mengangguk dan mengucapkan terimakasih ke pada Jeffri.
Jeffri tersenyum. setelah Taeyong dan bi Atisa sudah pergi, senyum nya langsung berubah menjadi datar.
"Aku tidak pernah mengerjakan seorang Pembantu pria di rumah ini." ucapnya.
•••
Jeffri menghampiri Taeyong dan bi Atisa di teras depan rumah.
"Taeyong, tiba tiba saja aku dipanggil untuk datang ke kantor. karena rapat mendadak" ujar Jeffri.
Taeyong mengangguk, kemudian beralih menatap bi Atisa, "Bibi, kami pamit pulang dulu ya?? Nanti kami sering sering main kesini."
bi Atisa tersenyum dan mengangguk, "iya nak.. Bibi bakal nungguin kalian main kesini lagi ya." ucapnya sambil mencubit pipi Taeyong pelan.
Jeffri dan Taeyong berpamitan pada bi Atisa. saat hendak masuk ke dalam mobil, Taeyong baru teringat sesuatu.
"Eh, kita belum pamit sama mas mas yang dibilang bi Atisa tadi Jeff.." ucapnya.
Saat hendak beranjak, Tangan Taeyong di tahan oleh Jeffri.
"Aku sudah pamitan tadi, Ayo masuk. Ada yang ingin ku sampaikan di mobil"
Taeyong mengangguk, dia merasa ada yang aneh dengan Jeffri.
Saat kedua nya sudah di dalam mobil, Jeffri langsung saja membuka suara.
"Aku tidak pernah membayar seorang pekerja pria dirumah itu." ucapnya.
Taeyong Terdiam. Dia sedang mencerna perkataan Jeffri, "Maksud nya?"
Jeffri menghela nafas, "Aku hanya menyewa bi Atisa dan 2 orang wanita tua seperti nya. Sama sekali tidak ada pria Taeyong"
Taeyong tertawa kecil, "Mungkin anak nya kali Je―"
tiba tiba omongan Taeyong terhenti, dan langsung mengingat perkataan milik bi Atisa.
"bibi di kota ini tinggal sendirian, sama juga kayak ibu ibu yang kerja disini. Anak bibi lagi nerusin kuliah nya di luar kota nak Taeyong."
...
.....
"mas.. bi Atisa cerita, kalo dia tinggal sendirian.."
"aku tau" ucap Jeffri.
Taeyong menoleh ke arah Jeffri, "Kamu tau darimana?"
Jeffri menatap Taeyong sebentar, kemudian kembali meluruskan pandangan nya ke jalan raya.
"Anak nya sudah lama meninggal. saat akan pulang ke kota ini, Pesawat yang di tumpangi nya tiba tiba saja mengalami kecelakaan, dan menabrak tebing gunung."
"tidak ada yang selamat, termasuk anak bibi. Sehingga kabar itu membuat bi Atisa depresi. ia selalu menyangkal perkataan orang orang yang bilang kalau anak nya sudah tiada." lanjut Jeffri.
Taeyong terdiam. merasa sedih dan kasian kepada bi Atisa.
"apa jangan jangan yang sering bantuin bi Atisa itu arwah anak nya ya mas? kan bi Atisa sendiri yang sering nyangkal kalau anak nya udah ngga ada.." ujar Taeyong.
Jeffri mengedikan bahu nya, "entahlah, kita hanya berdoa untuk keselamatan semua nya" ujar Jeffri.
Taeyong mengangguk setuju.
•••
Bi Atisa kembali melanjutkan Acara menyapu dedaunan kering nya. sampai sebuah suara menginterupsi nya.
"Tadi itu siapa bi?"
Bi Atisa membalikan badan nya, dan tersenyum ke arah seseorang itu.
"itu boss, yang punya rumah ini mas. namanya Jeffri dan yang cantik Taeyong" ucap bi Atisa.
Pria itu tersenyum, kemudian mengangguk.
Bi Atisa menatap lekat pria itu, "mas? kok saya liat liat, mas mirip pak Jeffri ya?"
pria itu tersenyum, "kebetulan aja kali bi?" ucapnya di selingi candaan.
dan pamit pada bi Atisa.
"mereka sudah mulai dekat ya.. aku merindukan Mu Taeyong.."
TBC
chap sebelum nya belum nyampe 70 wkwk. tapi gpp, karena gua baik.
kali ini 50 vote aja bisa? gua tau kalian semua readers yang baik dan bijaksana. tau cara menghargai orang kan?
Keep healthy and happy everyone.
KAMU SEDANG MEMBACA
TWO MAN | JAEYONG [DISCONTINUED]
Teen Fictionmantan tunangan Taeyong hidup lagi?! apa yang akan terjadi kalau itu beneran kenyataan? cerita tidak berlanjut sementara! harap hargai author dan team ya! ―――――――――――――――――――――― Warn! BxB! boyslove story! Jaeyong