(16)

50 12 0
                                    

"Hati-hati sayang, ingat! Selalu minum obatmu dan ikuti apa yang dituturkan pengawasnya yah." Peringat Yura pada Axel yang baru saja turun dari mobil diikuti sang suami yang turut membawa barang-barang sang anak yang akan digunakannya selama perkemahan.

Axel mengangguk mengerti sembari menunjukkan satu jempol jari tangan kanannya di hadapan sang bunda, tanda bahwa dirinya akan mengikuti apa yang tadi dituturkan. Lagipun Axel tak mau punya masalah yang akan membuat bunda apalagi ayahnya kecewa padanya karena mereka sudah mempercayai dirinya. "Hmm, tentu saja bunda".

"Ayah akan menelpon mu nanti." Peringat Sebastian yang dibalas senyuman sedikit malas Axel karena ayahnya terus bilang akan menelponnya sejak dari seminggu sebelum perkemahannya, ini jadi membuat Axel pusing sendiri.

"Hmm, tapi jangan lebih dari-

"3 kali, ayah mengerti sayang." Potong Sebastian cepat lalu mengecup dahi sang anak yang membuat Axel tak menampilkan wajah masamnya lagi.

"Salam yang mulia raja, ratu." Sapa seorang wanita dewasa berpakaian warna coklat susu yang berjalan dengan laki-laki dewasa yang juga berpakaian warna yang senada, lebih tepatnya itu merupakan seragam untuk pengawas perkemahan.

Yura dan Sebastian membalas hormatan kedua orang yang sudah ada di hadapan mereka, begitupun Axel yang masih berada di pelukan depan ayahnya.

"Tolong jaga putraku dan awasi dia." Pinta Sebastian yang tentunya langsung dibalas anggukan mengerti oleh keduanya tapi itu membuat Axel kembali menatap sang ayah malas.

"Ayah tak perlu sampai segitunya. Aku paham tahu." Ujarnya yang sudah sangat lelah dengan ayahnya yang terus saja khawatir akan dirinya padahal dirinya hanya seminggu tak bersama mereka dan juga di perkemahan pun banyak anak seumuran dirinya serta orang dewasa pun mengawasi perkemahan ini jadi tak seharusnya ayahnya terus saja merasa khawatir.

Axel mulai berpikir sekarang jika dirinya mengalami hal buruk bagaimana? Mungkin bunda dan ayahnya bisa pingsan atau ntahlah, Axel tak bisa menjabarkannya lagi.

Sebastian mengusak gemas rambut sang anak sembari menampilkan barisan giginya yang rapi. Ia tak sadar jika telah membuat putranya tak nyaman dan semakin kesal padanya padahal dirinya lakukan pun untuk kebaikan putranya "Ayah hanya memastikan tahu." Balas Sebastian yang tak mau kalah tapi Axel pun sama dengan ayahnya, tak mau kalah jadi dia menatap marah ayahnya dan hampir berdebat jika saja tak ada yang menegur keduanya.

"Tapi-

"Hey, kenapa kalian malah bertengkar?" Tegur Yura yang dibalas cengiran tak berdosa oleh kedua orang yang sangat disayanginya.

Yura pusing juga lama-kelamaan mendengar Axel dan Sebastian yang terus saja berdebat karena hal yang sama.

Ingin rasanya lebih memarahi keduanya tapi melihat wajah keduanya langsung membuatnya urung.

"Tolong jangan sampai ada yang tahu jika pangeran Axel mengikuti perkemahan ini. Pangeran Axel ingin diberlakukan setara dan tak di istimewakan. Biarkan pangeran Axel merasakan benar-benar perkemahan ini." Jelas Yura yang tentunya dibalas anggukan paham oleh kedua pengawas yang ada di hadapannya.

Keduanya merasa sangat terhormat bisa melihat secara langsung pangeran White yang di rahasiakan identitas juga wajahnya tapi sekarang, mereka bisa melihat secara langsung.

Tentunya merupakan keberuntungan yang patut mereka syukuri karena banyak sekali orang-orang di negeri ini yang ingin melihat sang pangeran yang ternyata seperti raja Sebastian saat dia masih berumur belasan.

Lagipun mereka tentu tahu, hal apa yang akan mereka dapatkan jika sampai membuat ratu dan raja kecewa dengan tak bisa mengikuti apa yang mereka pinta kan juga menjaga sang pangeran secara diam-diam.

Crown Prince Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang