(34)

99 12 4
                                    

Bruk

"Pangeran Axel!" Histeris Ryan karena Axel terpental lumayan jauh oleh Denara yang ternyata jadi lebih kuat dengan adanya tongkat sihirnya.

"Akhhh!" Axel mengerang kesakitan karena bibinya benar-benar menyerangnya di saat dirinya mulai kelelahan dan juga memang bibinya itu benar-benar licik.

Dia selalu memanfaatkan orang tersayangnya yang Axel prioritaskan karena tak ingin ada yang terluka lebih serius lagi.

Tubuh kecil Axel terlempar ke tembok lumayan kencang hingga tongkat sihir Axel pun terlempar entah kemana.

"Rasakan itu! Ahahahah…" Denara tertawa kemenangan karena akhirnya berhasil melumpuhkan Axel.

Wanita itu berjalan mendekati keponakannya yang tengah tertunduk akibat tubuhnya yang ia buat terbentur dengan tembok.

Ia sekarang tahu kelemahan Axel yang ternyata sama saja seperti ayahnya, sama-sama lebih mementingkan dan memikirkan orang tersayangnya dibandingkan dirinya sendiri, itu mengapa Axel bisa dirinya kalahkan sekarang apalagi dengan adanya tongkat sihirnya, menurutnya Axel tak akan lagi sebanding dirinya.

"Sakit tidak keponakan ku?" Tanya Denara sembari menampilkan seringainya juga dengan tangan kirinya yang dengan kuatnya mencengkeram mulut Axel hingga Axel bisa merasakan rasa sakit dan perih secara bersamaan karena bibirnya terkena kuku Denara yang panjang.

"Lepas bibi!" Seru Axel sembari menatap bibinya remeh membuat Denara tertawa karena Axel yang sudah terpojok pun dia masih berlagak sombong dihadapannya padahal dirinya bisa saja membuat Axel tidur selama-lamanya. Tapi Denara pikir akan lebih seru jika menyiksa Axel dulu agar dirinya bisa melihat wajah kesakitan keponakan nakalnya ini, baru setelahnya melenyapkannya dihadapan kedua orangtuanya agar dendamnya terhadap sang adik benar-benar terbayarkan.

"Jangan menatapku seperti itu anak nakal!" Tangan kanan Denara yang memengang tongkatnya mengarah pada Axel yang tak bisa menangkis maupun melawannya.

Denara akan mengambil kesempatan emasnya ini untuk membalaskan apa yang Axel perbuat padanya sedari tadi.

Dengan menampilkan senyuman jahatnya, Denara kembali membacakan mantra yang membuat Axel menjerit kesakitan akibat Denara yang menyerangnya dari dekat.

Brush

"Akhhh!"

Ryan mengepalkan tangannya, panik sekaligus khawatir dengan Axel yang kini tengah dibuat kesakitan oleh sang bibi. "Aku harus melakukan apa? Aku harus melakukan apa?" Anak laki-laki itu mengedarkan pandangannya, mencoba mencari jalan untuk bisa membantu sang pangeran karena kakinya masih sangat sakit dan Noah pun belum sadar sekarang juga dirinya pun tak menguasai sihir seperti layaknya Axel maupun Nathan yang belum kunjung kembali.

Tapi Ryan membulatkan matanya saat melihat tongkat sihir Axel yang ternyata posisinya tak jauh darinya.

Ia menoleh ke arah Axel yang masih di buat kesakitan oleh bibinya, tentunya tak akan Ryan biarkan begitu saja.

Sebisa mungkin Ryan akan membantu sang pangeran yang selalu melindunginya dan Noah sedari tadi jadi ini kesempatannya untuk membalasnya apalagi Denara tak sadar dengan pergerakannya karena dia tengah sangat fokus dengan Axel.

"Ahahahahah…menyenangkan sekali bisa melihat wajah kesakitan mu dari dekat anak manis," Denara semakin memengang kuat mulut Axel yang si empunya sudah terengah-engah karena kesakitan dan juga Axel mulai merasakan dadanya kembali sakit seperti layaknya terhimpit sesuatu yang sangat besar bahkan dirinya pun mulai kesulitan bernapas.

"Jangan seperti ini dulu," Batin Axel yang berusaha memfokuskan pandangannya yang mulai mengabur karena bibinya terus saja menyerangnya tanpa ampun juga tubuhnya mulai aneh lagi di saat yang tidak tepat tapi Axel tetap bertekad akan menyelesaikan sang bibi.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 10 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Crown Prince Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang