(1)

259 15 0
                                    

Para pelayan masuk ke dalam kamar besar dan mewah milik penerus tunggal kerajaan White yang si pemiliknya masih saja betah berlayar di alam mimpi.

Jemima, pelayan muda berambut panjang berwarna coklat sedikit pirang, lebih tepatnya pelayan yang bisa di katakan sangat dekat dengan pewaris tunggal White juga memang sudah di percayakan oleh kedua penguasa White untuk mengurus keperluan sang anak setiap harinya, mendekati tempat tidur besar dan mewah dimana ada seorang anak laki-laki disana lalu dengan perlahan, tangan kanannya menepuk-nepuk pelan pipi penerus tunggal kerajaan White yang bernama Axel yang masih saja tertidur dengan pulas nya.

"Pangeran...bangun...ini sudah pagi, waktunya sarapan pangeran." Tuturnya dengan terus menepuk-nepuk pelan pipi pangeran muda itu yang membuatnya sedikit menggeliat dari acara tidurnya karena terganggu.

"Aku sedang tidak lapar, nanti saja bangunnya." Racaunya yang tetap menutup matanya lalu menaikkan selimut lembutnya hingga menutupi bagian wajahnya karena ingin melanjutkan acara tidurnya yang terganggu.

Jemima menghela napas panjang, dirinya agak sedikit bingung jika pangeran muda yang ada di hadapannya ini kembali sulit di bangunkan. Namun dirinya tak bisa kasar apalagi marah pada sang pangeran karena statusnya yang sangat berbeda walau sebenarnya dirinya dekat dengan sang pangeran pun, dirinya harus tetap tahu batasannya.

"Sepertinya pangeran tidur larut lagi." Tutur dayang bernamtag Yuna yang di angguki benar oleh para pelayan yang bertugas merapikan juga membersihkan kamar sang pangeran.

Mereka tentu sangat tahu jika sang pangeran sulit di bangunkan pastinya itu karena dia tidur larut.

Banyak buku-buku bacaannya tergelatak di karpet berbulu yang bertanda bahwa sang pangeran tadi malam membaca buku-buku tersebut juga yang paling bisa di tebak, tadinya terdapat buku di dekat kepala sang pangeran yang sekarang sudah di kembalikan ke tempat buku-bukunya.

Mereka tentu sangat tahu dengan hobi sang pangeran yang membuatnya menjadi pangeran yang sangat pintar karena kecintaannya dengan buku membuatnya bisa dengan cepat berwawasan luas di usianya yang bisa di bilang masih sangat belia.

"Pangeran bangun, bunda dan ayah pangeran pasti sudah menunggu." Tutur Jemima berharap Axel mau bangun tapi sayang, Axel malah semakin menutup tubuhnya dengan selimut tebalnya.

"Ayah dan bunda pasti mengerti." Balasnya dan Jemima tahu jika Axel sudah kembali masuk ke alam mimpinya lagi. Tapi Jemina tak menyerah, perempuan itu kembali mengguncang pelan tubuh sang pangeran yang berada di balik selimut tebalnya, berusaha membuatnya mau membuka matanya lalu membersihkan badannya agar dia tak terlambat sarapan bersama kedua orangtuanya.

"Pangeran ayolah, ini sudah pagi. Waktunya mandi dan sarapan lalu pangeran bisa melakukan aktivitas pangeran sebagaimana mestinya kan." Ujar Jemima tapi Axel hanya bergumam pelan, berkata jika dia akan bangun tapi sayangnya itu hanya bualannya saja, karena pangeran muda itu kini masih tetap anteng di tempat tidurnya.

Para pelayan tertawa kecil, lucu melihat Jemima yang terus berusaha membangunkan Axel tapi sayangnya pangeran muda itu tak kunjung merespon lagi bahkan dia malah semakin menyamankan dirinya di balik selimut sutranya, tak memperdulikan apa-apa lagi.




















Krett

"Yang mulia."

Para pelayan menundukkan kepala mereka hormat pada sang ratu yang baru saja masuk dan kini mendekati tempat tidur dimana anak kesayangannya masih bergelung nyaman disana.

"Axel sudah mandi?" Tanyanya yang di balas gelengan kepala pelan oleh Jemima yang sebenarnya pun tak enak karena tak berhasil membangunkan sang pangeran yang sampai kini pun tetap asik berlayar di alam mimpinya padahal wanita yang telah melahirkannya sudah masuk ke dalam kamarnya yang itu berarti Axel sudah benar-benar telat bersiap.

Crown Prince Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang