(18)

47 12 2
                                    

Malam sudah tiba. Semua anak-anak sudah berada di dalam tenda masing-masing begitupun dengan Noah dan Axel yang kini tengah merapikan tempat tidur mereka, bersiap untuk menuju alam mimpi tapi seperti yang lainnya, keduanya memilih sembari mengobrol ringan.

"Hari ini sangat menyenangkan yah kak." Ujar Noah sembari membantu Axel menata tempat tidur yang akan mereka tiduri nantinya.

Axel mengangguk semangat, tak lupa dia memberikan senyuman yang hari ini terus ia tebarkan pada sekitarnya. "Hmm…aku sampai tak menyangka jika aku melakukan hal yang diluar kebiasanku. Itu sangat seru." Akunya yang memang benar baru kali ini Axel dengan bebasnya melakukan hal yang pastinya akan sang ayah larang, tapi disini sungguh berbeda.

Seperti tadi dirinya bermain lumpur untuk mencari hewan yang bernama siput sebanyak-banyaknya yang ia pikir jika ayahnya tahu, mungkin ayahnya bisa pingsan.

Mengingat sang ayah membuat Axel jadi merindukan sang ayah yang biasanya disaat malam begini, dia akan mengunjungi kamarnya untuk mengajaknya mengobrol atau bermain, begitupun bundanya yang biasanya akan menceritakan hal yang mempunyai pelajaran yang baik untuk Axel.

Tapi lagi, ini pilihannya dan hanya seminggu dirinya tak akan bertemu mereka. Axel yakin jika dirinya bisa membiasakannya.

Lagipun ada Noah yang membuat perkemahannya ini jadi semakin menyenangkan.

Tring tring

Suara handphone berbunyi membuat Noah maupun Axel menghentikan kegiatan mereka yang sebenarnya hampir selesai.

"Kak, handphone mu berbunyi." Ujar Noah saat melihat handphone Axel yang berada tak jauh bersama handphonenya kini menyala dan mengeluarkan suaranya.

Axel tersenyum senang. Akhirnya yang ditunggu-tunggu juga menelponnya tapi tetap Axel akan pura-pura biasa saja. "Itu pasti ayah atau bundaku. Ayo ikut aku Noah." Ajak Axel yang menyempatkan mengambil handphonenya dulu baru keluar dari tenda agar tak ada yang mengetahui tentang dirinya, kecuali Noah yang turut mengikuti langkahnya.

"Okay kak."

Axel membuka kunci layar handphonenya dan disana tertera nama sang ayah di layar handphonenya.

Sudah Axel duga yang akan menelponnya itu sang ayah dan Axel rasa perasaannya dengan sang ayah tadi terhubung karena tiba-tiba saja ayahnya menelponnya disaat Axel sangat ingin berbicara padanya.

Dengan semangat Axel menggeser layar ke arah tanda telpon berwarna hijau, mengangkat telpon sang ayah yang memilih untuk video call.

"Hallo ayah." Sapa Axel dan bisa Axel lihat wajah ayahnya yang muncul dilayar.

Ia pikir ayahnya tengah berada di kamarnya karena sudah berpakaian tidur.

"Hai nak, bagaimana hari ini?" Balasnya sembari bertanya.

Axel terus menampilkan senyumannya yang tentunya membuat ayahnya langsung tahu, apa yang terjadi pada Axel tanpa Axel beritahu pun.

Itu sejujurnya membuat Sebastian bahagia sendiri bisa melihat sang putra yang sangat berbeda dari biasanya padahal untuk memberikan ijinnya Sebastian sampai galau beberapa hari, takut hal buruk menimpa putranya dan ternyata apa yang dikatakan sang istri benar, dengan mempercayai putranya dan membuang pikiran negatifnya pastinya putranya akan baik-baik saja bahkan dia jadi sangat bahagia sekarang ini.

"Menyenangkan, sangat-sangat menyenangkan." Aku Axel sampai tak mau diam di tempatnya, itu membuat ayahnya tertawa kecil melihat Axel yang terlalu kesenangan.

"Wah…kalo begitu ayah senang dengan itu."

"Hallo sayang." Sapa suara wanita yang sangat Axel kenali. Lebih tepatnya sang bunda yang kini turut di tampilkan di layar handphonenya.

Crown Prince Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang