(23)

40 10 12
                                    

"Hallo pangeran muda" panggil seorang wanita berpakaian agak rapat pada Axel yang tengah berdiri di depan gerbang pintu sekolahnya, tengah menunggu mobil jemputannya yang sebenarnya tak pernah terlambat, tapi anehnya hari ini entah kenapa malah sebaliknya, ini membuatnya harus menunggu di depan gerbang sekolahnya yang semua murid-muridnya hampir sudah kembali ke kediamannya masing-masing.

Sebenarnya tadi Nathan menawarkan tumpangan padanya, tapi Axel langsung menolak karena tak ingin merepotkan Nathan.

Istana Nathan jauh dari istananya, jadi pastinya Nathan akan lama sampainya ke istana jika dirinya menerima tumpangan Nathan.

Axel tentu tak ingin merepotkan Nathan sampai seperti itu. Walau yah, mungkin jika sampai di istana nanti Axel akan memberitahukan soal keterlambatan jemputannya ini pada sang ayah, dan ia yakin hal seperti ini tak akan terjadi lagi nantinya.

Padahal tanpa sepengetahuan Axel, wanita dewasa yang kini ada dihadapannya lah penyebab keterlambatan jemputannya.

Dia membuat pengawal yang kini di tugaskan menjemput Axel dari sekolah berada di jalan yang jauh untuk sampai ke sekolah, tentunya dengan bantuan sihirnya sehingga jemputan Axel sampai kini belum kunjung datang.

Axel tersenyum ramah. "Ada apa noona? Apa aku bisa membantumu?" Tanya Axel ramah, tentunya Axel sama sekali tak merasa sedikit pun curiga pada orang yang kini memasang wajah memelasnya agar Axel percaya.

"Boleh kah?" Tanyanya balik dan Axel mengangguk pelan, tanda akan membantunya sebisanya.

"Hmm…sebisa mungkin aku akan membantumu noona, jadi apa yang bisa ku bantu?" Ujar Axel sembari bertanya dengan apa yang di mintakan pada wanita yang Axel pikir seorang pedagang. Hanya saja Axel tak tahu, apa yang dia jual karena keranjang yang dibawanya tertutup rapat.

"Aku menjual kue anak manis. Apa kau mau membelinya? Tapi kuharap iya karena yah, hari ini daganganku belum terjual sama sekali padahal aku ingin sekali membelikan peliharaan ku ini makanan begitupun denganku." Denara mulai menjalankan aksi dramanya dengan berbicara sedih dan seolah-olah dirinya sangat berharap Axel yang ia sangat yakini akan menurutinya, mau membeli semua barang dagangannya yang sudah dirinya beri sihir.

Axel yang tak tega mendengar ceritanya apalagi wanita yang di hadapannya ini terlihat sedang kelaparan juga hewan peliharaannya yang terlihat sangat imut di pandangannya membuat Axel semakin tak bisa berpikir panjang.

"Kalo begitu aku beli semuanya, bisa kan noona?" Denara mengangguk sembari memberikan senyuman yang di dalamnya terdapat banyak arti.

"Tentu saja anak muda, kau boleh membeli semuanya karena itu akan membantuku." Axel langsung mencari dompetnya di dalam tas dan saat ketemu, pangeran muda itu mengeluarkan beberapa lembar uang dari dompetnya.

"Ini…kembaliannya untuk noona belikan makanan peliharaan lucu noona yah, juga untuk noona. Apa itu sudah cukup noona?" Denara mengambil uang Axel lalu menukarkannya dengan keranjang miliknya yang terdapat beberapa kue bermantra bahaya di dalamnya, tentunya Axel tak tahu dengan hal itu.

"Terimakasih pangeran baik. Ini sangat lebih dari cukup." Axel menerima keranjang yang berisi kuenya. Ia menyempatkan membuka penutup kuenya yang terlihat sekali jika kue-kuenya sangat enak di penglihatannya, tapi Axel sudah berniat akan membagi kuenya pada ayah, bunda, juga Jeffrey saat sudah kembali ke istana.

"Sama-sama."

"Aku permisi dulu yah pangeran kecil." Pamit Denara saat dirasa rencana awalnya berjalan dengan begitu mudahnya karena sudah ia duga jika keponakannya ini terlalu baik dan polos juga yang paling menguntungkan, dia sama sekali tak mengenal dirinya yang notabenenya bibinya.

Crown Prince Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang