(15)

58 14 2
                                    

Yura masuk ke dalam ruangan luas bernuansa biru langit yang tak lain kamar sang anak yang ternyata si pemiliknya tengah sibuk membereskan barang-barangnya yang akan dia bawa untuk perkemahan musim panasnya yang dimulai hari ini.

Wanita berambut panjang itu mendudukkan dirinya di samping sang anak yang terus saja sibuk dengan kegiatannya sampai-sampai dia tak sadar dengan kehadirannya.

Yura paham dengan sang putra yang sangat menunggu-nunggu hari ini tiba, karena dia benar-benar sangat tak sabar untuk berkemah bersama temannya yang dari kota Jingga. "Sudah selesai nak?" Tanyanya yang membuat Axel terkejut di tempatnya, baru sadar jika ada sang bunda yang sudah duduk di dekatnya.

Axel menggeleng pelan sembari tersenyum tipis pada sang bunda lalu kembali sibuk memilih dan memasukkan barang yang sudah dirinya dan sang bunda siapkan untuk perkemahannya semalam.

"Hampir bunda." Yura menggelengkan kepalanya, ia melirik sebuah tabung yang berisi obat-obatan yang harus selalu di konsumsi Axel tapi berada lumayan jauh dari Axel yang Yura pikir Axel melupakan itu.

"Jangan lupa bawa obatmu sayang." Peringat Yura sembari menyodorkan tabung obat yang lumayan kecil dihadapan Axel agar Axel membawanya.

Axel mengelengkan kepalanya yang membuat Yura dibuat kebingungan. "Tidak, aku tidak akan kenapa-napa bunda." Tolak Axel yang tentunya langsung mendapatkan gelengan kepala oleh Yura. Sangat tidak setuju dengan apa yang barusan Axel katakan.

"Hey, tidak boleh sayang. Kau harus tetap berjaga-jaga." Peringat Yura yang tak mau Axel kambuh disana yang pastinya akan membuat Sebastian mengamuk nantinya karena apa yang dia takutkan terjadi dan pastinya akan ada ketegangan antara dirinya dan Sebastian kedepannya.

Lagipun kondisi Axel bisa terus mengalami penurunan jika terus melupakan obatnya apalagi perkemahan Axel dilakukan selama 7 hari 6 malam yang nantinya jika Axel tak membawa nyawa keduanya itu, Axel bisa ambruk setelahnya atau hal buruk bisa terjadi pada Axel. Tentunya Yura sangat tak ingin itu terjadi.

"Bunda, itu hanya vitamin. Lagipun aku sudah meminumnya tadi, jadi aku pikir itu sudah cukup." Ujar Axel yang tetap kekeuh tak mau membawa karena dirinya rasa hanya menyempitkan tasnya nantinya.

Ia sudah meminum obat yang ia pikir vitamin setelah sarapan tadi dan ia rasa akan cukup untuk hari-hari kedepannya karena dirinya baik-baik saja. Itu yang dipikirkan Axel tanpa tahu hal buruk bisa menimpa kesehatannya kedepannya.

"Itu lebih dari vitamin nak." Batin Yura yang sebenarnya ingin menangis jika mengingat fakta bahwa putra tersayangnya ini sebenarnya sakit.

Rasanya Yura ingin sekali keajaiban datang pada putranya atau kalo perlu jika nyawanya bisa ditukar dengan kesembuhan putranya, Yura sangat rela dengan itu asalkan putranya dapat sehat kembali dan dia bisa merasakan pengalaman baru yang selalu dia ingin lakukan seperti anak yang lainnya.

Yura menghela napas panjang, mencoba bersabar dan mengertikan Axel yang tak tahu jika ada yang salah dari tubuhnya.

Tangan kanannya ia arahkan untuk mengusap rambut belakang Axel yang si empunya kembali memilih barang yang akan kembali dirinya masukkan ke dalam tas ranselnya.

Cara ini Yura lakukan agar Axel mau mendengar dan nurut padanya. "Harus tetap bawa sayang, atau bunda bilang pada ayahmu untuk membatalkannya." Pinta Yura dengan sedikit mengancam tapi membuat Axel menghentikan kegiatannya bahkan bibir kecilnya yang merah sedikit maju ke depan.

Tak punya pilihan lagi untuk menolak apa yang bundanya pintakan padanya. Lagipun Axel sangat tak ingin jika ayahnya sampai membatalkan ijinnya padahal Axel sudah menunggu-nunggu hari ini tiba.

Noah sudah menunggunya di perkemahan dan jika dirinya sampai tak kesana pasti Noah akan sendirian dan kecewa padanya karena tak menempati janjinya jadi Axel tetap ingin melakukan perkemahan musim panas tahun ini.

Crown Prince Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang