CHAPTER 01

1.2K 94 15
                                    

CHAPTER 01 : Bunga Matahari.

***

Bersantai di ruang tengah sambil menonton televisi dan ngemil adalah rutinitas A3 jika sedang libur. Apalagi, setelah membersihkan kolam buaya milik Papa Ernarld yang membuat ketiga cowok itu berada disituasi antara hidup dan mati. Itu adalah hukuman yang diberikan oleh Papa Ernarld untuk mereka.

Memang Gemoy ---nama buaya milik Papa Ernald--- sudah jinak dan sudah kenal siapa saja penghuni dirumah besar tersebut. Namun, Gemoy tetaplah hewan buas yang kalau lapar akan memakan apa saja yang bisa dimangsanya. Para Mama juga sempat khawatir dan meminta untuk mengganti hukuman mereka, namun Papa Ernald menolak dengan berdalih; biarin mereka lebih deket sama Gemoy.

Alhasil mereka membersihkan kandang Gemoy dengan was-was, dan mereka bertiga sengaja membersihkan yang didekat pintu masuk kandang saja. Jaga-jaga, kalo mau di ngap, bisa langsung kabur. Dan setelah Azar nangis, barulah Papa Ernald mau mengganti hukumannya.

"Bang, kalo lo lagi deket sama cewek, apa yang bakal lo lakuin biar tuh cewek nggak ilfeel sama lo?" Tanya Azar tiba-tiba, membuat Azel yang sedang asik menonton drama india kesukaannya terhenti dan menoleh kearah Azar.

Cowok itu menghela napasnya. "Kamu nanya? Kamu nanya sama aku?! Astaga, kamu beneran nanya?!" Ekspresi Azel pun dibuat-buat terkejut.

Azar yang melihat itupun menatap horor Azel. "Lo kenapa, Bang?"

"LO YANG KENAPA?! GUE KAGAK PERNAH DEKET SAMA CEWEK APALAGI PACARAN, DAN LO MALAH NANYA KAYAK GITU KE GUE?! SITU WARAS?!"

Dan terjadi lagi.

Azel dengan ngegasnya berkata seperti itu tepat di samping wajah Azar yang sekarang sedang tersenyum tertekan. Sedangkan Alfa ngakak setengah mati sampai tersedak kulit kacang asin yang dimut nya tadi.

"Ya, gue kira lo tau." Kata Azar sambil mengusap telinganya yang berdengung.

"Kagak!" Sahut Azel.

"Lagian, nanya percintaan sama Bang Ajel yang notabenya nggak pernah pacaran dari kloer." Tawa Alfa mengudara, seakan kejadian tadi adalah tontonan komedi untuknya.

Azar mengerucutkan bibirnya. "Kata temen gue, orang yang nggak pernah pacaran itu adalah orang yang paling tau tentang percintaan. Maksudnya, kalo nasehatin itu manjur banget, dan bener dengan kenyataan."

"Lo mau dinasehatin gue?" Ujar Azel dengan raut tengilnya.

Azar yang mendengar itupun langsung menganggukan kepalanya dengan antusias. Sedangkan Alfa hanya menyimak saja, dia sudah tahu jika Azel akan jahil lagi. Lebih baik dia membantu para Mama menyirami tanaman dari pada mendengar celotehan kedua saudaranya itu yang sangat tidak bermutu.

"Putusin semua pacar-pacar lo itu, terus nggak usah pacaran. MASIH KECIL LO! Udah main pacar-pacaran, mana udah sembilan yang diembat."

"Kecil, kecil. Kita seumuran!" Kesal Azar karena dirinya merasa paling kecil diantara mereka bertiga.

"Tapi gue sama lo, tuaan gue."

"Halah, tua beberapa bulan doang. Kita juga satu kelas."

Beginilah keadaannya jika anak sulung dan anak bungsu disatukan. Tidak pernah akur sama sekali. Tapi mereka tetap menyayangi satu sama lain. Jika ada apa-apa dengan Azar, Azel akan maju terdepan untuk menyelamatkan adiknya itu. Kalau pacar-pacarnya Azar mutusin cowok itu, Azel pasti tidak akan tega melihat Azar galau mulu.

A3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang