0.5 Caranthus Roseus

24 5 0
                                    

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••

Kegelapan.

Hanya itu yang bisa Binar lihat dan rasakan saat ini. Ia bahkan tak bisa melihat dengan leluasa. Ia ingin bergerak namun seperti ada sesuatu yang menahannya. Hingga tiba-tiba suara petasan terdengar membuat gadis berumur 20 tahun itu refleks menutup mata serta telinganya.

Sayup-sayup terdengar suara sekumpulan orang yang sedang asik bersenda gurau diiringi dengan suara petasan seperti sebelumnya. Binar perlahan membuka indra penglihatannya, tangannya masih sedikit gemetar. Binar kemudian melihat beberapa orang yang seumuran dengannya tertawa sambil memainkan berbagai macam petasan.

Binar merasa kepalanya mendadak sakit tak karuan, karena seingatnya ia tadi ada di rumah Dariel. Ia pun menyapu penglihatannya ke segala arah dengan raut wajah kebingungan. Setelah diperhatikan lagi ia berada di sebuah rooftop rumah seseorang.

Asing, namun terasa hangat. Seperti saat ia berada di rumahnya sendiri.

"Ini pasti mimpi." gumam Binar seakan tak mau ambil pusing. Ia lalu duduk memperhatikan beberapa orang yang sedang berbahagia tadi. Binar menerka mereka sedang merayakan pergantian tahun.

Anehnya, Binar seperti tak asing dengan orang-orang yang ada di sana. Sampai saat seorang pria bertubuh tinggi kini menghampiri gadis yang sedang duduk sambil memegang kamera berwarna biru miliknya.

"Bentala?"

Binar terkejut bukan main saat menyaksikan Bentala turut hadir di mimpinya. Garis lengkung dibibir Binar mendadak muncul, seakan tak mengingat bahwa pria itulah yang membuat dirinya tak sadarkan diri karena jatuh dari kolam renang semalam.

"Hana!"

Binar lagi-lagi terkejut, gadis yang dihampiri Bentala adalah dirinya. Tak ada satupun hal yang berbeda dari Hana dan Binar. Binar merasakan hal itu. Ini semua terasa begitu nyata untuk ia sebut mimpi.

Hana buru-buru mematikan kameranya dan meletakkan kamera itu di samping kursi yang kosong saat ia melihat pria jangkung itu sudah ada di depannya. Wajah panik Hana mengundang gelak tawa bagi lelaki tersebut. Tentu Binar juga, ia benar-benar merasakan bahwa gadis itu adalah fotocopy dari dirinya sendiri.

Hana sontak mendongak menatap lelaki yang sedang tertawa.

"Albiru kenapa deh?" ujarnya heran

Binar mengangguk pelan, "Ternyata nama Bentala di sini itu Albiru ya..," ujarnya kepada diri sendiri

Tak jauh dari tempat duduk Binar, Albiru terlihat menggeleng lalu duduk di sisi Hana, "Lagi liatin foto siapa?" tanya Albiru sembari menaikkan satu aslinya

Binar ikut merasakan Jantung Hana kini berpacu dengan cepat, bahkan Albiru sekarang sedang menatapnya lekat. Hana menggeleng dengan cepat, "Foto kalian semua lah, lucu soalnya." kilahnya sembari nyengir tak berdosa

Binar dan Sembilu [On-Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang