•••
Di bawah langit malam yang jernih, suasana di rooftop terasa begitu magis. Angin malam yang sejuk berhembus lembut, menyapu wajah sepasang insan dengan kesegaran yang menenangkan. Dari ketinggian ini, gemerlap lampu kota terlihat bagaikan lautan bintang yang menyatu dengan horizon. Suara hiruk pikuk kota perlahan memudar, digantikan oleh kesunyian yang menenangkan dan sesekali terdengar suara jauh sirene atau tawa orang-orang di kejauhan.
Rooftop pada malam hari adalah tempat di mana waktu seakan berhenti, memberi ruang untuk beistirahat dan menikmati keindahan sederhana yang sering terlewatkan. Di sinilah, malam menjadi saksi bisu dari percakapan hangat, tawa ringan, atau sekadar keheningan yang damai.
*ilustrasi rooftopnya
Seperti yang dilakukan oleh Binar dan Bentala sejak setengah jam yang lalu. Mereka berdua duduk di sofa yang ada di rooftop rumah Jayden. Bentala tak menyangka berbicara berdua dengan gadis itu dan mendengar tawa kecil darinya dapat membuat hati Bentala begitu hangat.Jam sudah menunjukkan pukul 11 malam, namun tak ada satupun dari mereka yang ingin mengakhiri obrolan. Jayden, Jasen, Saga, dan Jinan pun turut memberikan waktu untuk mereka dengan tak menghiraukan dan fokus menonton pertandingan bola di ruang tengah.
"Tala, liat deh.. bulannya terang banget!"
Bentala mengikuti arah petunjuk dari Binar, melihat ke arah cakrawala yang penuh dengan kegelapan. Garis lengkung di bibirnya muncul saat melihat bulan yang bersinar di sana. Kini ia beralih memandangi wajah Binar. Bentala tak dapat berbohong, wajah yang berseri itu membuatnya seperti tersihir. Baginya kini kebersamaan ia dan Binar begitu berharga setiap detiknya.
Bagaimana bisa Bentala selama ini tak sadar bahwa Binar begitu cantik dengan rambut panjang yang sering di gerainya?
"Langit itu kayak kehidupan gue..," ujar Binar dengan nada yang sedikit rendah dari sebelumnya
KAMU SEDANG MEMBACA
Binar dan Sembilu [On-Going]
Teen FictionSebuah kisah tentang Binar dan Bentala, dua manusia yang berlainan namun saling terbelenggu. Binar akan selalu ada untuk Bentala, seperti matahari yang akan selalu menyinari bumi. Tapi matahari seakan lupa, perihal bumi tak pernah sekalipun meminta...