•••
Di malam yang sunyi tiga laki-laki muda duduk di sofa ruang tengah yang remang, sementara dua lainnya duduk di bawah dengan beralaskan karpet tebal. Kelima laki-laki tersebut sedang terpaku menonton film horor. Bayangan dari layar televisi menari di dinding, menciptakan suasana mencekam. Angin malam masuk melalui celah jendela, mengibarkan tirai tipis. Sesekali terdengar teriakan dari film, diikuti cengkeraman tangan mereka dan tawa tegang. sementara detik-detik bergulir menunggu momen menakutkan berikutnya.
Saat-saat menegangkan di mana hantu di film tersebut sudah akan muncul, tiba tiba lampu di ruang tengah tersebut berkedap-kedip beberapa saat. Cukup menambah ketegangan di dalam rumah.
"Den, ini rumah lo kok jadi serem gini..," ujar Jasen sembari mencengkeram bantal sofanya dengan erat
Jayden selaku pemilik rumah juga tak bisa mengatakan apapun, lidahnya terasa kelu. Bentala yang berada di tengah mereka seakan tak peduli, matanya tak bisa lepas dari layar besar yang ada di depannya. Sementara dua lelaki yang duduk di bawah, mereka kini menyatukan tangan mereka.
"Eh.. itu apa anjir?!"
Mata mereka semua terbelalak saat melihat sosok perempuan bergaun putih yang ditunjuk oleh Saga. Perempuan tersebut berjalan perlahan menuruni tangga dengan rambut panjang tergerai bebas yang menutupi wajahnya. Hal itu sukses membuat kelima lelaki itu bergidik ngeri dan kini berpelukan satu sama lain. Di saat yang bersamaan sosok hantu juga muncul di televisi dan..
DUARRR..
"AAARRGHHH!!!"
"HAHAHA!"
Gelak tawa yang puas terdengar dari gadis bergaun putih yang kini memperlihatkan wujud aslinya. Rambutnya kini ia kesampingkan sembari tertawa terbahak-bahak menyaksikan reaksi kelima lelaki yang tak pernah ia duga sebelumnya.
Jasen yang tadinya berpelukan dengan Jayden dan Bentala sambil memejamkan matanya kini berlagak tak terjadi apapun. Jayden bahkan melemparkan satu buah bantal sofa ke arah kakak sepupunya tersebut. Saga dan Jinan mengelus dada mereka sambil mencoba bernapas kembali dengan teratur. Adegan mencekam yang barusan terjadi benar-benar membuat dua pembuat onar itu mati kutu. Mereka semua sebenarnya ingin mengeluarkan umpatan-umpatan mereka namun tidak jadi karena itu adalah Binar.
Setelah puas tertawa hingga perut bagian bawahnya terasa sakit, Binar akhirnya berhenti dan menghampiri mereka semua. Mata yang pertama kali ia tuju adalah Bentala.
"Jangan sok ngga peduli gitu ah, gue tau wajah lo ketakutan banget tadi." ucap gadis tersebut dengan raut wajah meremehkan
Bentala hanya memutar bola matanya malas, perbuatan jahil Binar benar-benar membuat harga diri Bentala turun setengah mati. Sementara Jayden, Jasen, Saga, dan Jinan hanya melirik satu sama lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
Binar dan Sembilu [On-Going]
Teen FictionSebuah kisah tentang Binar dan Bentala, dua manusia yang berlainan namun saling terbelenggu. Binar akan selalu ada untuk Bentala, seperti matahari yang akan selalu menyinari bumi. Tapi matahari seakan lupa, perihal bumi tak pernah sekalipun meminta...