12. Shock

34.5K 3.5K 264
                                    

Haii Gaiseee
Kalian tunggu Varel gk yah?

JANGAN LUPA VOTE & KOMEN

Biar jejak kalian tertinggal di cerita ini

AWAS KESANDUNG TYPO 🙌
🧸
🧸
🧸
🧸
HAPPY READING 😘

"Besok Baby Va akan mendapatkan tambahan vitamin agar berat badan Baby semakin naik, Oke?"

Bukankah Arthur terlihat seperti orang gila? Dia bertanya pada orang yang sedang tertidur nyenyak. Yah katakan dia gila. Gila karena Varel. Memang begitu kenyataannya.

Badannya setengah terangkat mendekati Varel lalu mengecup beberapa kali pipi, kening serta bibir yang sedikit terbuka itu. Arthur bisa merasakan hembusan napas hangat Varel di depan bibirnya.

"Daddy bersumpah goa kecilmu ini akan terus berbau susu selamanya bahkan setelah kau dewasa nanti" bisik Arthur di depan mulut Varel


🧸🧸🧸

BAGIAN 12

Pagi Arthur diawali dengan memandikan Varel. Dia sudah membuka semua pakaian yang melekat pada tubuh anak itu kecuali pampers. Varel terlihat lucu berdiri di atas tempat tidur sembari menguap kecil. Tubuh polos serta rambut yang mencuat kesana kemari membuatnya enak dipandang sebagai nutrisi di pagi hari.

Arhur berdiri didepan Varel dengan kedua tangan berada di antara ketiak lembut tanpa bulu milik si bocah imut.

"Kenapa Baby Va menggemaskan sekali hm..hm..hm?"

Arthur memberikan kecupan bertubi-tubi di wajah dan perpotongan leher Varel sambil menghirup dalam-dalam aroma bayi baru bangun tidur yang berasal dari tubuh Varel. Arthur mengibaratkan aroma Varel seperti sabu-sabu. Membuatnya tercandu-candu seperti ingin terus menghirupnya lalu membuatnya gila.

Varel merespon dengan terkikik walau sesekali matanya mau menutup kembali. Ini baru jam 06.08 tapi Arthur sudah membangunkan Varel karena tak sabar untuk memberikan anak itu tambahan vitamin.

"Ayo mandii... Daddy akan memberimu tambahan amunisi sebelum berperang" ucap Arthur melantur ceria

Dengan semangat Arthur menggendong tubuh polos Baby Va. Membawanya ke kamar mandi lalu mendudukkannya di atas wastafel berhadapan dengan kaca besar yang dikelilingi lampu-lampu berwarna putih.

"Lihat ke cermin Sayang, siapa itu hm?" Tanya Arthur

Matanya melihat ke arah cermin yang menampilkan tubuh polos Varel dengan pampers bayi yang belum di buka. Terlihat tidak terlalu penuh menurut Arthur.

"Itu si Malaikat dan Daddynya. Cantik dan tampan kan?" Tanya Arthur

Varel menatap cermin tidak tertarik, matanya masih berat untuk terbuka. Varel menguap lebar membuat Arthur tersenyum geli.

"Masih mengantuk hm?"

Arthur mengecupi rambut hitam Varel yang mencuat kemana-mana.

"Maafkan Daddy oke? Biar lebih cepat kita mandi sekarang saja jangan membuang waktu"

"Dadaaa"

VAREL (TAHAP REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang