—neighbor to house mate pt.2
cw // mature content. Read on your own risk.
—
Bub <3
dek|
mas gak ketemu|
yang jualan
mau diganti aja gak?||ya udah
mau mas beliin buah|
yang lain?|gak
beneran?|
gak mau yang lain?||nggak
yaudah|
katanya rara mau mampir|
tolong bukain pintu||ok
—
Ical menghela nafasnya sembari melanjutkan acara menyetirnya, ia sudah cukup memutari jalanan untuk mencari buah yang di inginkan Jesse.
Akhirnya memilih menelpon ibu, untuk mencari bala bantuan.
“ya mas?”
“ibu tau tempat yang jual buah lontar?”
“lontar? ibu gak pernah beli sih, tapi sebentar tanya bu de dulu. siapa yang kepingin lontar, mas?”
“si adek, tadi nitip sebelum Ical ngantor. sudah tak cek yang jualan gak buka semua”
“isi tah?”
Disini Ical terkekeh kecil menanggapi,
“kayaknya cuma bm biasa aja sih, soalnya lagi suka terhasut liat liat yang di tiktok”
“walah, kamu kurang berusaha ya mas? ibu ndak sabar pingin gendong cucu lho”
“ya belum rejeki, masa mau dipaksa. ibu doain aja”
“dimana? oh yang di perempatan, di mananya yang jualan serabi? disamping, ohhh” terdengar suara sang ibu berbicara dengan Bibi pekerja dirumah mereka.
“ada bu?”
“itu lho mas, pas deket rumah itu, disamping perempatan ada disebelah kiri jalan disamping jualan serabi katanya si bu de. tau gak? seberangnya ada mini mart kalau gak salah”
Lalu setelah berterima kasih, Ical memutuskan sambungan dan menuju tempat yang di sarankan oleh ibunya.
Setelah mendapatkan yang dipesan oleh sang suami, Ical kembali kerumah. Menenteng plastik yang berisi buah lontar dan jas kerja di lengannya. Ia memasuki rumah mendapati suara si bungsu dirumah mereka.
“lama banget pulangnya?”
Sambutan? ah, tidak. Wajah Jesse jelas tidak menunjukkan keramahannya.
Ical menghela nafasnya, lantas mengusap pucuk kepala Jesse menghadiahkannya satu kecupan sebelum mengulurkan plastik hitam itu kehadapan si manis.
“jangan cemberut terus” ucapnya.