bab 3

1K 67 4
                                    


Ke esokan harinya...
Bright yang kini masih terbaring dengan sebelah tangan yang masih terbalut jarum himpus ia masih belum sadar
Namun  bright telah melewati masa kritis nya kini kondisinya mulai cukup membaik dan dokter menyarankan agar bright tidak terlalu stress di karenakan belum sempurna pulih  . Bagaimana tidak stress ia hanya terus memikirkan bagaimana menghidupi istri dan adik ipar sampai ia lalai memikirkan kondisi kesehatan nya
Bright memang sudah lama mengidap penyakit jantung bahkan ia harus rutin meminum obat jika dadanya mulai terasa sakit.

Sementara Nani dan win ke tengah dalam perjalanan menuju rumah untuk mengambil beberapa pakaiannya di rumahnya. Nani yang tengah menyetir ia   melirik sekilas ke arah win yang daritadi terus melamun
Nani bingung ia harus memberitahu atau tidak soal seseorang yang sudah mebayar tagihan rumah sakit ,dan juga soal dia yang menemui dew jirawat ,tunggu ..dew jirawat ? Bathinnya. seketika arah  fikirannya tertuju pada dew  ,apa mungkin dia ? Gumam Nani
Tapi tidak mungkin karna sewaktu Nani dan win membawa bright ke rumah sakit tidak ada yang tau
Fikiran Nani seperti benang kusut saat ini

Skipp.




















Nuansa kamar yang begitu besar  ya di hiasi benda benda mewah tertata rapi menampakan
Seorang pria tinggi dengan kemeja putih celana hitam panjang tengah asik berdandan merapihkan kerah serta dasi . tidak perlu waktu lama   , ia meraih  jaz hitam di atas kasur  berjalan keluar

Saat tiba di ambang pintu ia di kejutkan dengan wanita tinggi yang menghadangnya menyilangkan kedua tangannya

"Cepat temui Mae di teras  belakang ada sesuatu yang ingin dia bicarakan "

Lelaki itu berdecak kesal "Y baiklah " berjalan melewati wanita itu yang tak lain kakaknya

"Tunggu phi belum selesai bicara"

"Apa lagi"

"Kemarin phi nyuruh kamu jemput Mae di bandara ,terus kenapa kamu tidak  menjemput Mae  ?"

"Aku sibuk ". Saut dew dengan raut muak

"Kau ini ya"..terus kenapa kau...

"Sudah lah phi " dew memotong dan menghiraukan kakaknya pergi begitu saja

Panly hanya menggelengkan kepalanya ia merasa lelah dengan sikap sang adik yang seperti itu tapi mau gimana lagi ia sudah terbiasa menerima sikap yang sudah melekat di diri adiknya itu








Langkah kaki dew terhenti saat tiba di teras belakang mendapati ibunya yang tengah meneguk secangkir teh sambil menikmati pemandangan belakang rumah yang di hiasi bunga bunga cantik , di temani dua bodiguard dew yaitu Mike dan Joss  yang mempersilah kan tuannya untuk  duduk
Namun si tuan hanya tetap berdiri seperti malas untuk berbicara dengan ibunya

"Mae aku minta maaf semalam tidak bermaksud berbicara seperti itu" 

Wanita itu meletakan tehnya berbicara tanpa menatap putranya "kamukan tau mae paling tidak suka keberadaan mae tidak di hargai".

"Maaf mae" dew memohon  menundukkan kepalanya

"Apa yang ingin Mae bicarakan " ?

"Ini" nyonya sutivanichsak meletakan beberapa lembar kertas
"Buat perusahaan ini berhutang pada kita ".

Dew menyunggingkan bibirnya tersenyum smirk ia mengerti apa maksud ibunya lalu ia mengambil kertas itu

"Itu hal yang mudah Mae ,akan aku pastikan perusahaan ini akan jadi milik kita "

Ya dew memang selalu mematuhi  apapun yang ibunya perintahkan. sebagai ceo yang terkenal di kalangan pengusaha lainya apapun yang dew ingin kan pasti ia akan dapatkan termasuk mengasut beberapa pengusaha yang ingin usaha nya semakin berkembang dengan menambah modal dari seorang CEO bernama dew jirawat ,ia juga tidak segan untuk mengambil alih perusahan orang berhutang padanya termasuk perusahan bright yang sudah menjadi milik nya

Love and HateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang