bab 17

856 44 3
                                    

Mata sebap yang terkantup , menyisakan sisa sisa genangan air di sudut netra nya yang sedari tadi terus menangis hingga tertidur lelap.
Setidaknya Hiru bisa melupakan sejenak rasa ketakutan terhadap perlakuan pria lesung yang seakan menghantui pikirannya.

Pasca kejadian dua hari yang lalu sebelum kepulangan nya dari rumah sakit .
Selama dua hari itupun Hiru banyak berdiam,mengurung diri dan mengabaikan siapapun .
Bahkan laki laki yang saat ini tengah merapihkan balutan kemeja ,yang terus fokus memperhatikan kondisi Hiru dengan tatapan muak yang membuatnya tidak betah berlama lama terus memandanginya.

Setelah selesai membenahi pakaian pria gagah itu beranjak .lalu saat ganggang pintu pintu kamar Dia tarik ,dew sedikit di kejutkan dengan salah satu maid yang tertunduk hormat ,membawa nampan berisikan sup dan air putih

"Permisi tuan ,saya bawakan sarapan untuk tuan Hiru" lirih maid itu yang tertunduk sopan menunggu jawaban dari sang tuan untuk mempersilahkan nya masuk.
Akan tetapi maid itu terkejut,mendongak sekilas menatap yang lebih tinggi saat lengan kekar majikanya mengambil alih nampan itu.

"Biar aku yang menaruhnya ,sekarang kau pergi ." Acuh dew dengan raut mendatar .
Sampai nada suara nya cukup membuat maid itu ingin segera melesat pergi .

"Ba-baik tuan " maid itu menyatukan telapak tangan nya sebelum melenggang .

Laki laki tinggi itu berputar arah menaruh nampan itu di meja yang sejajar dengan size putih nya .

Lirikan sorot mata nya terpaku kembali pada seonggok pria melas yang terbaring lemah .
Entah mengapa ada rasa sedikit getaran ingin membangun kan Hiru ,yang sedari kemarin lalai untuk mengisi perutnya jika tidak di bujuk dengan kekerasan .
Saat laki laki jangkung itu hendak melakukan nya kembali tiba tiba terlintas di pikirannya tentang kejadian kemarin yang tidak sengaja dia perbuat dan hampir melenyapkan benih nya di perut hiru.

"Ingat dew mulai sekarang kontrol emosi mu ,bersikaplah lembut sedikit saja ,demi anak di dalam perutnya." Fikiran nya tertimpal saat nasihat dari wanita baya itu muncul di kepalanya ,walau sangat enggan apa yang sang ibu perintahkan. mengharuskan dew untuk melakukan nya .walaupun dia tidak tau bisa atau tidak bersikap seperti itu.

Dew menaikan lututnya ke atas kasur menurunkan wajahnya menatap raut pria yang masih terpejam lelap .
Kilat mata tajam nya meredup sayu saat terpusat pada gundukan kenyal berwarna pink yang selalu menjadi candu baginya dan sedikit gengsi untuk di akui .
Tiba tiba tidak tau kenapa dew merasakan sesuatu di benak nya seakan rasa yang telah sirna mulai menyelinap di barengi detak jantung nya yang memompa cepat .saat meneliti setiap inci wajah seseorang yang bersetatus istrinya itu.
"Apa ini , kenapa aku merasa..."

Pria jangkung itu sontak menjauhkan jarak wajahnya , langsung menepis rasa itu dengan ego .
Karena bagi dew perasaan bodoh itu tidak akan pernah Dia tanamkan di hatinya yang sekeras batu ,telah lama mati.

Dew mendekatkan kembali posisinya di saat perasaan itu sudah lenyap
"Hiru bangun " lirih dew di daun telinga hiru. Belum ada pergerakan pada pria lelap itu .

Membuat Laki laki jangkung itu mendengus kasar kembali berbisik dengan penuh tekanan emosi yang di paksakan untuk tetap lembut "hiru sayang cepatlah bangun ." Decit dew sampai hembusan napasnya cukup mulai mengusik pria cantik itu sedikit menggeliat namun tidak membangunkan nya untuk membuka mata .

Sampai dew yang terus berusaha membangunkan sang istri cukup menguji kesabaran nya ,pria yang beraut kesal itu menopang satu lengannya di kepala dengan posisi terlentang menyamping, menghadap hiru .
"Hiru kalau kau tidak mau bangun,aku akan mencium bibirmu!"

Gendang telinga hiru seakan tersengat dengan lontaran itu ,secepat kilat pria cantik itu membuka kelopak mata nya selebar mungkin lalu bangkit dari benam nya terduduk beku, walau masih setengah sadar, Hiru mencoba menjelaskan pandangan yang masih blur .

Love and HateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang