12.

5K 274 6
                                    

Happy Reading Guys!
×××

"Baik silakan kamu duduk ya Rumi."kata bu Sita.

"Baik bu."

Rumi memilih duduk tepat dibelakang Zivan.

"Hai Rum kenalin gue Amara."
Seorang gadis berambut pendek memperkenalkan dirinya pada Rumi.

"Rumi."balas Rumi sembari tersenyum.

Rumi tersenyum pahit melihat punggung Zivan ia sedih sikap Zivan seolah tak mengenalnya.

Pelajaran pun dimulai sampai waktu istirahat meja Rumi banyak didatangi untuk berkenalan sedangkan Zivan pergi ke kantin.

Rumi yang ingin mengejar Zivan terhalang orang-orang.

Terpaksa Rumi berkenalan dan sedikit mengobrol.

"Maaf,aku ke toilet dulu ya."kata Rumi memandang teman sekelasnya.

"Mau di anter gak?"

"Gak usah makasih,aku tahu kok jalannya."

Teman sekelasnya mengangguk kemudian Rumi pergi dari kelas mencari Zivan.

"Yuna!"panggil Rumi saat melihat Yuna.

"Apa Rum?"

"Kamu liat Zizi gak?"

"Oh tadi dikantin."

"Yuk kekantin kita ketemu Zizi."

"Eh oke."

Mereka bergegas ke kantin mencari keberadaan Zivan.

"Itu Rum Zivannya!"Yuna menunjuk ke arah Zivan yang sedang makan dengan tenang.

Senyum Rumi merekah tanpa lama-lama lagi ia berjalan menghampiri Zivan.

"Hey Zivan."sapa Yuna.

Zivan menoleh menatap dua orang itu.

"Apa?"

"Kita disini mau bicara sama lo."
Yuna dan Rumi duduk didepan Zivan.

Zivan mengernyit bingung di tambah ia melihat Yuna bersama murid baru kelasnya.

"Bicara tentang apa Yuna?"tanya Zivan.

Yuna melirik Rumi yang terus memandang Zivan dengan senyuman.

"Dulu waktu masih kecil kita kan sahabatan lo ingatkan?"Yuna menjawab dengan pertanyaan.

"Ingat kalo aku sama kamu Yuna kan kamu tahu sendiri aku kadang gak inget masa kecil."jawan Zivan.

"Jadi lo gak inget dia Van?"
Yuna menunjuk Rumi.

Zivan melihat Rumi lalu menggeleng.

"Enggak aku gak tahu siapa kamu."

Seketika wajah Rumi murung tapi tetap paksa tersenyum.

"Aku Rumi sahabat kecil Zizi."

"Zizi?"beo Zivan.

"Iya panggilan kecil aku untuk kamu."

Zivan terdiam mencoba mengingat ingat.

"Lumi!kok mau pelgi sih?"

"Maaf ya Zizi nanti kalo aku pulang kita bisa belmain lagi!"

Sepintas ingatan tak asing membuat Zivan bingung.

"Rumi?"

Rumi yang dipanggil Zivan lantas tersenyum manis melihatnya.

"Ya aku Rumi."

"Aku gak inget kamu tapi rasanya kamu gak asing sih."ucap Zivan.

"Ya jelas lah,Rumi sahabat kita dari kecil dia pindah ke jepang 11 tahun terus balik lagi kesini."jelas Yuna.

Zivan terdiam mencernanya.

"Kamu suka susu pisangkan? Dan suka meluk boneka beruang kalo mau tidur."ujar Rumi.

"Ih kamu tahu dari mana?"

Zivan terkejut Rumi mengetahui susu kesukaannya dan kebiasaannya.

"Waktu kecil kita selalu bersama makanya aku tahu,kalau begitu kita kenalan sekali lagi...,Aku Rumi."

Rumi mengulurkan tangannya dihadapan Zivan.

Zivan menjabat tangan Rumi ragu.

"Zivan."

Setelahnya Zivan menarik tangannya.

"Mau aku cerita banyak tentang persahabatan kita dulu?"

Zivan berfikir gak ada masalahnya jika mendengarnyakan.

"Boleh."

Rumi dan Yuna saling pandang lalu tersenyum mereka akan menceritakan masa kecilnya bersama Zivan dengan antusias berharap Zivan segera mengingatnya.

^
^

Lurain dan Isyara berjalan menuju kafe tempat mereka bertemu.

"Awas aja gue jadi nyamuk lo gue timpuk."kata Lurain saat memasuki kafe.

"Iya-iya ck elah kan ada teman Sander juga bukan cuma lo."ujar Isyara membuat Lurain memutar bola mata malas.

"Nah itu ayang gue!"

Isyara menarik tangan Lurain ke arah meja yang terdapat ada dua cowok sedang mengobrol.

"Hai!"

Sander yang melihat Isyara langsung menyuruhnya duduk disampingnya sedangkan Lurain di sebelah teman Sander.

"Kamu mau makan dulu gak?"tanya Sander.

Isyara tampak malu-malu kucing lalu mengangguk.

'Dih alay gue liat sikap lo Sya!'batin Lurain.

"Ehem!!masih ada orang nih kok dikacangin!"ujar cowok yang disebelah Lurain.

Sander jadi salting sendiri mendengar teguran temannya.

"Eh iya aku bawa temen aku ini namanya Lurain."

Lurain tersenyum kecil saat Sander mengenalkan dirinya.

"Ini juga teman aku Lian."

"Hai gue Lian teman pacar lo."
Kata Lian.

"Isyara salam kenal ya Liam."

"Ya too."

Mereka mulai memesan makanan.

Lurain jadi kangen Zivan pengen cepet-cepet pulang deh.

"Hai gue Lian lo Lurain kan tadi,"

Lurain menoleh pada Lian yang mengajaknya bicara.

"Udah tahu napa nanya."jutek Lurain.

"Hehe sekedar basa-basi doang."kata Lian sambil cengengesan.

Lurain mendengus lalu menyeruput cokelat panasnya.

"Btw lo mau jadi temen gue gak?"tanya Lian antusias.

"Gak!"tolak Lurain membuat Lian agak kecewa.

"Ya gue maklum kok kita baru ketemu gak papa lain kali kita akan sering bertemu dan jadi teman!"ucap Lian.

"Pede amat lo."cetus Lurain malas.

Cowok bernama Lian ini selalu mencari pembahasan agar bisa mengobrol dengan Lurain membuatnya Risih plus kesal.

'Lurain lo kayaknya berhasil narik hati gue semoga aja lo masih jomblo biar gue bisa ada kesempatan buat deketin lo'batin Lian.

^
^

Hmm..pemain baru nih^^

Vote janlupa😄

I'm Antagonis Wife?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang