Setelah melakukan petikan gitar yang terakhir,Clair menghembuskan nafas seperti orang yang telah kehilangan tujuan, ia memandang jauh dan tatapannya terlihat begitu kosong. Clair terlihat memikirkan seauatu yang begitu berat. Selama beberapa bulan terakhir ini,Clair memang terlihat sangat murung,bahkan kemurungannya itu sempat mempengaruhi nilai sekolah Clair dan sesekali ia sempat membolos,padahal bisa dibilang Clair dicap sebagai siswa teladan karena tidak pernah membolos.
Clair's POV
Flasback
Suara berisik itu berasal dari arah ruang keluarga,entah apalagi yang terjadi diluar sana,aku berusaha untuk kembali bergabung dengan tumpukan tugas didepanku ini. Suara keributan diluar sana semakin menjadi-jadi,nyaliku tak cukup besar untuk ikut campur atau hanya sekedar melihatnya saja. Bahkan usahaku untuk fokus pada tugas sekolah sialan itupun sia-sia. Air mataku tak bisa kubendung lagi,aku marah,sedih,dan kecewa dengan semua yang terjadi dikeluargaku ini. Aku tak tahu harus berbuat apa,dan satu-satunya yang bisa menenangkanku adalah kak Aiden. Akupun memberanikan diri keluar kamar untuk menemui kakakku itu. Dengan hati hati aku melangkah dan menekan gagang pintu kamarku,tapi saat mataku mulai bisa melihat keadaan disana,mataku langsung tertuju pada dua insan yang benar-benar sedang berada ditengah peperangan. Aku melihat dad sedang membentak sambil membentak kearah mom yang menangis. Air mataku juga sudah tak dapat ditahan,aku menggenggam gagang pintu dengan mata yang masih fokus kearah mom dan dad,buku-buku tanganku sekarang sudah terlihat jelas karena genggamanku yang begitu kuat. Dad melemparkan sebuah map lalu melepaskan sebuah cincin dari jari manisnya,dengan pipi yang berlinangan air mata mom beranjak dari duduknya dan PLAAAK,satu tamparan mendarat dipipi kiri dad,suasana lalu menjadi hening dan dad terlihat tersenyum licik sambil memegang pipinya pelan,tangannya sudah dikepal dan mulai terangkat lalu PLAAAK ,tangan dad mengenai pipiku,karena tadi sebelum melakukan hal gila itu aku belarlari melindungi mom,dan alhasil aku mendapat imbalannyaFlashback off
Bahuku bergetar dan gelengan kepala yang pelan disertai isakan yang tidak dapat didengar orang lain.Air mataku kembali keluar karena mengingat kejadian yang mengerikan itu,aku kembali menggeleng pelan berusaha membuang segala kenangan buruk itu. Sekarang aku benar benar hancur,aku tak bisa fokus dengan urusan sekolahku,ditambah dengan ujian yang sebentar lagi diadakan.
Yang kubutuhkan saat ini adalah kak Aiden,yang selalu menjadi penyemangatku sekaligus menenangkanku disaat seperti ini. Dia adalah kaka lelakiku,umur kami tidak beda jauh,hanya bejarak 2 tahun. Walaupun diluar sana ia dikenal sebagai badboy yang hanya bisa menghabiskan uang dan balapan liar tapi dia sangat menyayangi keluarga,dan itu adalah kak Aiden yang dulu,sebelum keluarga kami berantakan seperti ini.Aku mengusap pipiku untuk menhapus air mata yang dari tadi menghiasi wajahku,lalu mengambil Iphone yang berada disampingku dan segera menelfon kak Aiden. Aku menunggu kak Aiden mengangkat telfonku tapi hasilnya nihil,hanya suara operator yang menyebalkan yang kudengar. Mataku kini kembali memanas dan ingin rasanya aku mengamuk sekarang juga. Aku kembali menelfon kak Aiden dan kali ini dia mengangkatnya.
"Halo..."suara diseberang sana kini membuatku tersenyum
"Hiks...hiks"aku belum sempat mengatakan sesuatu karena masih dalam keadaan menangis
"Riana,What's going on?are you okey?"katanya panik dan penuh kekhawatiran
"Nothing,I"m okey Aid"jawabku bohong walaupun ku tau itu tidak akan berhasil
"Riana,are you kidding me?aku sangat tahu semua tentangmu. So don't lie to me!" ucapnya membuatku sedikit cengegesan.
Benarkan,dia selalu bisa membuatku lebih baik walaupun hanya dengan cara yang sangat seserhana.
"Aiden?"sambungku
"Ya sweetheart..."
"Bisakah kau menjemputku saat pulang sekolah?"
"Of course,anything for my litle sister"jawabnya
"Okey,kutunggu dicafe dekat sekolah pukul 02.00 am. Don't be late Mr.Aiden jackson Smith"kataku penuh semangat.
"Okey sweetheart..."
"Okey,have a nice day my hero"sambungku lalu menutup sambungan telfon.
Aku beranjak dari dudukku,karena jam pelajaran sudah dimulai. Aku sangat yakin akan tetlamabat dijam pelajaran Ms.Clarissa. aku menyusuri lorong sekolah sengan sangat tergesa-gesa,ditambah dengan gitar yang kubawa sangat merepotkan,jadi aku menyimpannya dulu diloker. Kini aku berada didepan pintu sebuah kelas,dan benar saja Ms.Clarissa sudah menjelaskan panjang lebar didalam sana. Aku menarik napas dalam dan memasuki kelas dengan mata yang sembab.
"Permisi..."kataku saat sudah memasuki kelas dan semua mata tertuju padaku,tapi pandanganku tertuju pada bangku yang yang menjadi tempatku sekian lama kini sudah memiliki penghuni baru"siapa orang ini,berani mengambil tempat orang tanpa izin" batinku
"Ekheeemmm"deheman Ms.Clarissa memecah keheningan dikelas ini
"Eh,ma..maaf,tadi saya dari toilet"jelasku yang berbohong pada Ms.Clarissa,walaupun aku tahu dia akan menyuruhku keluar karena dia sangat tidak suka keterlambatan.
"Maaf Ms.Smith,apa yang anda lakukan disitu?saya rasa,anda sudah tau apa yang harus dilakukan tanpa saya beritahu!" jelasnya singkat,padat dan jelas. Ya,sangat jelas,dia tidak ingin aku berada didalam kelas ini.
"Saya sungguh meminta maaf,tapi sata mohon izin untuk mengmbil barang saya di laci meja saya itu"jelasku sambil menunjuk kearah mejaku
Ms.Clarissa hanya mengangguk menandakan dia mengizinkanku. Lalu akupun berjalan mendekati pria itu dengan tatapan yang bisa dibilang sangat sinis,tapi dia hanya membalas dengan tatapan yang sangat datar dan susah dijelaskan.
"Permisi,aku ingin mengambil barangku"ucapku setelah berada tepat didepannya dan langsung mengambil buku yang kulupakan saat jam pelajaran sebelumnya. Setelah itu akupun berlalu meninggalkan kelas yang sangat nenyebalkan itu.
Gimana....?bagus atau ngebosenin?
Maaf kalo typonya banyak,terus ceritanya ngebosenin atau gaje. Aku tunggu vomment dari kalian.Don't be silent readers please!
-Andinii*