Clair's Pov
Kini aku berada ditaman belakang sekolah lagi,setelah tadi tidak diizinkan masuk jam pelajaram Ms.Clarissa. tempat ini adalah satu-satunya tempat favoritku disekolah. Selagi menunggu jam pelajaran selesai,aku melanjutkan kegitanku yaitu bermain gitar.
Bel pertanda jam pelajaran telah usai akhirnya berdentang,dan akupun membereskan barang-barangku dan tiba-tiba sebuah tangan berada disamping kanan kepalaku dengan sebuah jam tangan ditangannya. Aku menyadari bahwa jam tangan itu adalah milikku,aku langsung memeriksa pergelangan tanganku yang ternyata kosong "oh God,bagaimana bisa aku lupa mengambilnya tadi" batinku sambil menghela nafas kesal. Aku lalu mendongak untuk mengetahui siapa orang baik yang telah susah payah mengantarnya untukku,dan raut wajahku tiba-tiba berubah melihat sosok pria itu,dia adalah pria yang menempati tempatku di dalam kelas tadi.
Entah kenapa dari awal melihat lelaki ini,emosiku tiba-tiba saja memuncak. Dan sepertinya aku tak pernah melihatnya,mungkin dia murid baru.
"Ekheemm.."ia akhirnya memecah keheningan dan mulai beranjak dari dudukku dan berdiri sempoyongan tepat dihadapannya.
"Ini milikmu bukan?"sambungnya sambil menjulurkan tangannya dengan jam tanganku
"Yah,thank you...dan seharusnya kau tidak perlu melakukannya. Aku tidak butuh bantuanmu!" ucapku dengan nada yang sarkastik sambil merebut barang itu darinya. Aku memang tidak suka diperlakukan seperti ini,aku sangat tidak biasa menerima bantuan dari orang lain,aku juga sangat benci jika seseorang mengasihaniku. Itulah aku,Clairiana Annabeth Smith yang keras kepala.
Dia lalu sedikit tertawa renyah setelah mendengar perkataanku tadi. "Apakah ada yang lucu?orang ini benar-benar sangat aneh dan menyebalkan" batinku didalam hati.
"Gitar yang bagus" ucapnya sambil melirik benda yang ada disampingku
"Baiklah,cukup basa-basinya. Boleh aku bertanya?"
"Of course"
"Who are you?aku belum mengenalmu sama sekali dan kau sudah berhasil membuat hariku menjadi lebih kacau"ucapku dengan penuh penekanan disetiap kalimat
"Namaku Edwin Oliver Albert,kau bisa memanggilku Ed atau Edwin"ujarnya
Aku hanya mengaggukkan kepalaku pelan sambil ber-oh ria lalu berusaha mengabaikannya kembali."Sekarang giliranmu!"
"Namaku..."kata-kataku terpotong karena bunyi alarm yang telah kuatur tadi,akupun melirik jam tanganku dan..."WHAAAAAT. Oh God aku terlambat"pekikku setelah aku menyadari sudah pukul 02:00"Maaf Aku harus pergi..."ucapku lalu meninggalkan Ed.
Edwin's Pov
Hari ini adalah hari pertama aku memasuki sekolah baruku ini. Aku sekarang sudah ada didalam kelas dan pelajaran sudah dimulai dan tiba-tiba saja pintu kelas terbuka dan aku mendapati seseorang yang dapat membuatku ternganga seperti saat ini. Wajahnya begitu cantik dengan make up yang natural dan style fashion yang casual tapi elegan itu,ia benar benar mempesona. Sekarang dia telah diinterogasi oleh Mrs.Clarissa setelah tadi ia menatapku. Tentu saja,mungkin karena aku mengambil alih tempatnya.
"Saya sungguh minta maaf,tapi saya ingin meminta izin mengambil barang saya dilaci meja itu"ucapnya lalu mengagetkanku. Mataku tidak bisa lepas darinya,ia berjalan menghampiriku dan aku berusaha untuk membuat ekspresiku menjadi biasa-biasa saja,ekspressi datarku sangat berbeda dengan suasana hatiku,jantungku berdetak begitu cepat saat ia semakin mendekatiku"Ayolah,ini bukan aku. Tidak mungkin aku sepengecut ini" ucapku dalam hati.
"Maaf aku ingin mengambil barangku"tiba-tiba saja ia sudah berada dihadapanku dan segera mengambil barang miliknya dan berlalu pergi meninggalkan kelas.
Sesuatu lalu terjatuh dari laci,aku menunduk untuk mengetahui apa itu. Aku melihat sebuah...jam tangan?"pasti milik gadis itu"batinku"Permisi Mrs.Clarissa,aku ingin meminta izin ke toilet sebentar"ucapku lalu pergi meninggalkan kelas setelah Mrs.Clarissa memberi izin.
Aku mengelilingi sekolah untuk mencari gadis itu,dan hampir seluruh lorong dan koridor sekolah kususuri tapi hasilnya nihil. Aku mendengar sebuah petikan gitar dan suara yang merdu,aku mencari asal suara itu dan sekarang aku terhenti di taman belakang sekolah. Aku berniat untuk menghampirinya tapi kuurungkan niatku,karena aku tidak mau ia menhentikan kegiatannya hanya karena aku.
Aku dari tadi menatap gadis itu,pandanganku tidak bisa lepas darinya,dia benar-benar sangat mengagumkan. Dia sedang membereskan diri,terlihat ingin pergi dari tempat itu. Aku berlari kearahnya sebelum terlambat mengembalikan barang yang mungkin adalah miliknya. Awalnya ia jutek terhadapku tapi setelah itu kami mengobrol dengan modus memperkenalkan diri. Tapi disaat gilirannya memperkenalkan diri,ia langsung pergi tanpa alasan yang jelas,mungkin karena urusan yang sangat penting.
Setelah ia pergi meninggalkanku,mataku masih senantiasa menatapnya"You Will Be Mine" batinku dalam hati dengan mata yang masih memandang punggung gadis itu.