Clair's Happiness

21 3 0
                                    

Author's Pov

Kriing.....kriiiing....
Suara dering bel tanda pulang sekolah telah berbunyi. Semua siswa tampak membereskan peralatan sekolahnya dan berhamburan keluar kelas dan segera pulang.

Clair berjalan santai dilorong koridor sekolah yang sudah mulai sepi dengan membawa gitar kesayangannya yang berada dipunggung Clair dan earphone yang menempel ditelinganya.
Sudah menjadi kebiasaan Clair pulang setelah sekolah benar-benar sepi,menurutnya pulang dengan berdesakan bersama siswa lain sangatlah menyebalkan.

Ditengah langkah pelan Clair, Edwin berlari kecil sambil berulang kali memanggil nama Clair.

"Clair....Clair...." panggil Edwin tapi Clair masih belum mendengarnya berkat earphone yang terpasang ditelinganya.

"CLAIR..." Edwin sedikit berteriak dan akhirnya Clair menghentikan langkahnya lalu dengan segera menoleh kebelakang.

"Edwin?" ujar Clair setelah Edwin berhasil menghampirinya dengan napas yang masih tak karuan. Edwin menarik napas panjang untuk menstabilkan napasnya dan mulai bertanya pada Clair.

"Hhheh...Clair, apa telingamu baik-baik saja? Dari tadi aku memanggilmu tahu,kau tidak dengar?" tanya Edwin.

"Apa..?" ucap Clair masih kebingungan.

"Buka dulu ini,dasar tidak sopan" ucap Edwin lalu melepas earphone yang berada ditelinga Clair. Clairpun hanya membalasnya dengan cengiran lebar miliknya.

"Maaf...maaf..." ucapnya masih dengan senyum lebar.

"Sebenarnya tadi aku sempat dengar walaupun kurang jelas. Tapi aku kira hanya halusinasiku saja,berhubung sekolah sudah sangat kosong dan kukira hanya tinggal aku disini..."

"Lagi pula untuk apa kau masih disini,tidak biasanya kau betah disekolah?" sambung Clair.

"Ya,tadi aku nyaris pulang lalu aku kembali untuk mengambil barangku yang ketinggalan dan aku tidak sengaja melihatmu. Jadi...."

"Dasar ceroboh" potong Clair. Edwin memutar bola mata malas mendengar perkataan Clair yang menganggap kalau dirinya ceroboh. Bukannya selama ini Clairlah yang selalu ceroboh.

"What ever" ucap Edwin malas.

"So...well, see you around!"

Clair Melanjutkan langkahnya meninggalkan Edwin, tapi tiba-tiba saja ia terhenti karena Edwin menahan lengannya.

"Clair"

"Yah,kenapa lagi? Kau tersesat? Ingin kuantar pulang?" canda Clair.

"Tidak,seharusnya aku yang mengatakan itu"ucap Edwin membuat Clair memasang wajah kebingungan.

"Iya,kau mau pulang denganku?" sambung Edwin. Clair tampak berpikir setelah mendengar tawaran Edwin. Menurutnya tawaran Edwin boleh juga,daripada dia harus berjalan kaki atau naik bus.

"Hhmmm...kurasa----" ucapan Clair tehenti karena ponselnya bergetar. Ia pun membuka pesan yang ia terima.

Senyum manis langsung diperlihatkan Clair setelah melihat siapa pengirim pesan itu. Dan pipinya juga merona setelah membaca isi pesan dari ponselnya itu.

"Clair,apa kau sudah pulang? Aku menunggumu didepan gerbang sekolah. Hari ini aku akan memberimu kejutan yang tidak akan pernah kau lupakan"

-Charlie-

"Jadi...?" tanya Edwin lagi.

"Hhmm..bagaimana yaah? Edwin,sebenarnya aku ingin sekali menerima tawaranmu...tapi---"

"Tapi apa? Tenang saja,kau aman bersamaku!" ucap Edwin penuh harap.

"Tidak. Bukan itu,tapi Charlie sudah menungguku?"  Clair berusaha menjelaskan tanpa membuat Edwin kecewa.

Our PromisesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang