Loser

48 4 0
                                    

-Big Bang-LOSER-
------------------

Charlie's Pov

Pikiranku penuh dengan keadaanku yang menyedihkan ini. Diriku benar-benar sangat menyedihkan dan hancur. Dari tadi aku hanya menatap kosong keluar dengan Clair yang selalu memenuhi otakku. Tadi aku baru saja mendapat pesan dari Aiden yang mengatakan kalau Clair sangat mengkhawatirkanku lalu ia juga bilang bahwa Clair mendapat masalah lagi dan tadi malam ia diantar pulang oleh seorang lelaki. Kau kira hanya Clair yang khawatir? Tidak. Aku malah jauh lebih khawatir. Aku kecewa karena tidak bisa menemaninya sekarang dan aku lebih khawatir karena mengigat perkataan Aiden kalau semalam ia diantarkan oleh seorang lelaki. Aku sungguh merindukan gadis itu .
"Charl...?" aku mendengar suara yang sangat familiar memanggil namaku. Aku berbalik dan mendapati Aiden yang sedang memandangiku.

"Hai Aid"ucapku lesu,karena memang keadaanku sangat lemah.

"Bagaimana keadaanmu?" tanyanya.
Aku hanya memasang wajah lesu tanpa menjawab pertanyaannya sambil memberikan pandangan seakan aku berkata"menurutmu?"
Iapun sepertinya mengerti dan langsung duduk dipinggiran kasurku. Ia menatapku cukup lama,walaupun aku masih menatap keluar jendela dan mengabaikannya, aku sungguh tidak tau harus berbuat apa dan sepertinya aku lupa cara mengeluarkan kata-kata yang biasanya bisa membuat orang tertawa.

"Charl,kau tahu? Kurasa kita harus membicarakan ini"ucap Aiden yang masih duduk dikasurku.

"Membicarakan apa?kurasa tidak ada yang perlu didibicarakan" balasku.

"Listen to me...Clair sangat tidak suka jika seseorang membohonginya"

"Aku tidak membohonginya"

"Tapi sama saja jika kau merahasiakan ini dengan berkata kalau tidak terjadi apa-apa terhadapmu" ucapnya kini membuatku kembali bungkam,kata kata dikepalaku menghilang sekejap.

"Kurasa kita harus memberitahunya!" ucapan Aiden yang satu ini membuatku tersentak kaget,aku melototinya lalu menghampiri Aiden.

"Kuharap kau hanya bercanda" gumamku setelah duduk disampingnya.

"Kuharap kau memikirkannya baik-baik jika kau tidak mau dia menjauhimu"

"Tapi aku melakukannya karena tidak mau dia menjauhiku,aku takut Clair tidak mau dekat dengan pria yang menyedihkan sepertiku" ucapku lirih dan mataku kini memanas,kumohon jangan menangis.

"Kau salah Charl,Clair tidak seperti itu" ucap Aiden berusaha meyakinkanku.
Lagi-lagi aku hanya diam dan sekarang air mataku sudah terjatuh. Aku rindu gadis itu,aku sangat ingin memeluknya sekarang jika bisa.

"Semoga kau bisa membaik Charl"ucap Aiden menepuk bahuku lalu pergi meninggalkan kamar ini.

Aku tidak menaggapi Aiden, lantai kamarku yang polos kini menjadi fokus perhatianku.
Aku memikirkan pernyataan Aiden barusan,dia ada benarnya juga,Clair harus mengenalku seutuhnya jika aku angin bersamanya. Pikiranku benar-benar kacau sekarang,aku ingin cepat-cepat keluar dari penthouse sialan ini dan kembali bersama teman temanku terutama Clair.
Aku beralih pada ponselku dan menemukan banyak sekali panggilan tak terjawab dan puluhan sms yang tak lain dari Clair. Dari kemarin  aku menyadari pesan dan panggilan Clair selalu memenuhi hanphoneku,tapi aku tidak sanggup untuk membuka salah satu dari mereka,aku takut perasaan bersalah akan menyelimutiku. Dan benar saja,sekarang hal itu benar-benar terjadi. Tak kusangka Aku seperti seorang pecundang sekarang. "Oh God, I like a LOSER rightnow" teriakku sambil mengacak rambutku stress.

-------------
Clair's Pov

Setelah Edwin dan Viona meninggalkanku,aku bermaksud pulang ketempat kak Aiden. Tapi kurasa itu ide yang buruk dan aku keluar dari sturbucks itu tanpa tujuan.

Ditengah-tengah langkahku,aku melewati sebuah taman,dan sesuatu membuat langkahku terhenti. Dua anak kecil yang bermain dan berlari-larian mengelilingi ibu dan ayahnya. Aku terduduk ditangga taman itu sambil terus memandangi mereka. Kenangan masa kecilku teringat jelas dipikiranku,aku ingat saat dad dan mom merayakan ulang tahunku yang ke-5 tahun,kami merayakannya disebuah pantai, hanya kami berempat. Aku mendapat hadiah kotak musik dari mom,sepatu keinginanku dari dad dan kak Aiden memberiku coklat kesukaanku. Kami bercanda dan tertawa bersama,dad selalu membuat lelucon dengan aku sebagai bahan leluconnya yang membuatku selalu memasang muka cemberut. Aku ingat saat kak Aiden marah kepada mom, karena mom yang memarahiku,itu karena aku memecahkan piring. Semuanya masih teringat jelas,kenangan yang sederhana tapi tak bisa kulupakan. Sangat bertolak belakang dengan keadaan sekarang,ingin rasanya aku memutar ulang waktu itu,dan jika bisa memilih aku akan memilih untuk terus menjadi gadis kecil yang bahagia bersama keluarga kecilnya. Lalu kenagan indah itu tiba-tiba berganti dengan kejadian malam itu,disaat ayah menyakitiku dan mom. Alhasil Senyumku yang tadinya terlukis dibirku kini memudar digantikan dengan air mata yang menghiasi pipiku.
Aku menangis dengan posisi memeluk lututku,menenggelamkan kepalaku dikedua lututku,rambutku menutupi semua wajahku hingga tak terlihat lagi. Sepertinya aku sekarang butuh Charlie. Apa?apa yang kukatakan?maksudku aku butuh kak Aiden? Lagian dia menghilang dan tidak mengabariku sama sekali disaat keadaanku seperti ini.
Charlie kini kembali memenuhi pikiranku ditambah dengan kata-kata Viona yang bilang jika kakaknya menyukaiku yang tak lain adalah Edwin,lelaki yang selalu bersikap aneh terhadapku.

Sepertinya aku bertahan dengan keadaan seperti ini selama setengah jam,lalu kurasakan sebuah rintikan hujanpun jatuh membahasahiku. Aku berlari mencari tempat berteduh,berharap aku tidak basah kuyup ,karena itu akan sangat menyebalkan. Aku menunggu hujan redah tapi itu akan sangat lama dan aku tidak mungkin menunggu disini sampai malam. Disini juga tidak ada kendaraan ataupun taksi yang lewat,sungguh menyebalkan hari ini.

Seorang bocah lelaki menghampiriku dan memberikan sebuah payung dan secarik surat.
"Ini buat kakak"ucapnya sambil menyerahkan barang itu.

"Hah,buat kakak? Dari siapa?" tanyaku heran.
Anak itu lalu berbalik lalu menunjuk kearah pria yang berjalan ditengah hujan. Sayangnya aku tidak bisa mengenalinya karena ia menutup kepalanya dengan penutup kepala jaketnya,dan ia pun berjalan begitu cepat seakan ia menghindariku.
"Itu siapa dek?"tanyaku beralih pada bocah lelaki itu,tapi saat aku berbalik tiba-tiba saja bocah itu sudah tidak ada disampingku lagi.
Aku menatap surat kecil dan payung itu lalu membaca isi surat itu.

"Pulanglah dan hangatkan tubuhmu"
Tidak ada nama pengirimnya sama sekali. Aku menyapu semua tempat ini dengan mataku berharap bisa menemukan orang yang memberiku benda ini,tapi nihil,disini sangat sepi,tidak ada orang satupun, hanya kendaraan yang lalu lalang sesekali. Lalu akupun pulang berjalan dengan payung tadi,sambil terus memikirkan siapa pemilik payung ini.

Haiii aku updete lagi,kebetulan aku dapat banyak inspirasi hari ini jadi aku updete deh. Itu semua karena aku lagi dengerin lagunya BigBang-Loser,sumpah...lagunya keren banget.

Maaf kalau menurut kalian ceritanya banyak typonya,Gaje gitu terus bikin kalian boring. Maklum,ini cerita pertama aku,jadi aku masih amatiran.
Thanks and Sorry...Loveyuuu❤❤

-Andinii*

Our PromisesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang