Kumpulan orang berbaju serba hitam mengelilingi peti mati yang masih berada di atas tanah. Clair berdiri memandang peti itu dengan pandangan kosong,masih terbayang dengan kenangannya dan Charlie. Rasanya baru kemarin bahunya terluka karena Charlie,rasanya baru kemarin ia menghabiskan waktu malam dengan lelaki itu. Segala kenangan baik dan buruk kini berputar dikepala Clair layaknya kaset rusak,melihat dirinya sedang tertawa dan menangis,merasakan pelukan hangatnya,dan melihat senyum jahilnya yang menenangkan. Clair rindu itu semua.
Matanya menutup selagi merasakan sakit hatinya yang dalam,rasa bersalah selalu saja mengganggunya. Clair mengusap air matanya seraya diturunkannya peti itu keliang lahat.
Kini tanah telah menimbun peti yang didalamnya terbaring Charlie. Clair bahkan tidak sanggup menyaksikan hal tersebut sehingga ia harus meutup matanya rapat-rapat dan berusaha memendam rasa sakitnya.
Para pelayat yang ikut menyaksikan pemakaman mulai pergi meninggalkan kuburan Charlie yang masih baru dan basah,hanya menyisakan orang tua Charlie,Aiden,Clair,dan juga Edwin.
Seseorang menepuk pundak Clair pelan. Clair menengok dan mendapatkan ibu Charlie sedang memandangnya dengan tatapan yang sulit dimengerti.
"Terima kasih Clair. Kamu sudah mau menemani anak saya bahkan sampai ia menghembuskan napas yang terakhir kalinya."
Ucap wanita itu membuat Clair ikut tersenyum sendu."Saya merasa sangat gagal menjadi ibu Charlie, kami orang tua yang jahat bukan?" lanjutnya diselingi dengan tawa sumbang.
"Tentu saja." jawab Clair singkat membuat ibu Charlie terdiam lalu kembali menangis. Jujur saja Clair juga sangat tidak habis pikir dengan perlakuan orang tua Charlie. Bahkan mereka masih mementingkan pekerjaan bisnis mereka disaat Charlie sekarat dan butuh perhatian dari mereka.
Clair menatap wanita itu dengan tatapan sendu lalu tersenyum tipis. Tangannya meraih tangan wanita itu lalu menggengamnya erat.
"Tapi semua orang pernah melakulan kesalahan,Charlie sangat menyayangi kalian. Saya saja masih tidak bisa menerima kepergian Charlie. Tapi mau bagaimana lagi? Setidaknya Charlie sudah bahagia dan lebih baik disana. Atau mungkin memang inilah yang diinginkan Charlie,jadi kita hanya bisa menerimanya saja. Charlie pasti akan sedih jika melihat orang yang ia sayangi menangis karenanya" jelas Clair.
"Terima kasih" ucap ibu Charl lalu memeluk Clair erat sebelum mereka pergi meninggalkan tempat itu dengan berat hati.
******
Clair mengernyit bingung saat Aiden memberikannya sebuah surat. Iapun mengambil surat itu dengan canggung.
"Sebelum kau datang dirumah sakit,dia memberiku ini. Dan memberikannya padamu adalah permintaan terakhirnya padaku" ucap Aiden. Clair mulai membuka isi surat itu.
"Jangan menangis lagi. Itu permintaan terakhir Charlie untukmu" ucap Aiden lalu memeluk adiknya dan pergi meninggalkan tempat itu menyisahkan Clair dan Edwin.
Clair membuka isi surat itu dan mulai membacanya. Sebisa mungkin ia menahan dirinya agar tidak menangis,Clair sangat menghargai permintaan terakhir Charlie,ia akan berusaha sekeras mungkin.
"Hai Ri... Lucu yah,aku bisa memakai nama Riana. Terima kasih. Aku yakin saat kamu baca surat ini,mungkin aku sudah tidak bisa menjahilimu lagi. Lewat surat ini aku hanya ingin bilang kalau kepergianku bukan karena kamu,tapi memang ini takdir untukku. Jangan terlalu larut dalam kesedihan,aku tidak ingin melihat air bening itu keluar dari matamu lagi. Jangan menangisiku lagi,tertawalah. Dan bahagialah. Aku bahagia disini,memang ini yang aku inginkan,jadi jangan khawatirkan aku.
Kau tahu,aku percaya dengan Edwin. Aku yakin dia bisa melindungi dan membahagiakanmu. Berbahagialah dengannya.
I Love You from another place Clairiana Annabeth Smith
Love- Charl.
Sedikit lagi Clair akan menangis,air matanya sudah siap tumpah dari pelupuk matanya jika Edwin tidak cepat-cepat menghampirinya dan memelukanya dari belakang.
"Tahan air matamu. Charlie akan sedih jika melihatmu terus-terusan menangis sayang" ucap Edwin sambil meyandarkan dagunya dibahu Clair,bahkan Edwin bisa merasakan getaran tubuh Clair yang menandakan bahwa dia memang menangis.. Dengan cepat Clair mengusap air matanya kasar lalu berbalik memeluk Edwin.
"I'm back for you and Charlie" ucap Clair berusaha tegar.
"Kenapa tidak bilang dari dulu kalau keadaannya seperti ini?" tanya Edwin lalu melepaskan pelukan.
Clair tersenyum kecil lalu menangkup wajah Edwin. "Karena ini demi Charlie,kamu dan aku juga,semuanya sudah terkendali oleh rakdir kita bersama,janji-janji yang pernah kita ucapkan satu sama lain,semua itu milik kita". Edwin mencebikkan bibir lalue menggeleng pelan.
"Aku tidak mengerti. Tapi terima kasih sudah bekerja keras demi aku dan juga Charlie. Aku bahkan tidak tahu harus bagaimana setelah ini. " ucap Edwin.
"Yah"hanya kata itu yang bisa diucapkan Clair
"I love you too Clair" ucap Charlie lalu menggenggam tangan Clair dan menariknya meninggalkan tempat itu. Sekali lagi Clair menoleh menatap kuburan Charlie yang masih baru lalu tersenyum seolah-olah Charlie ada disana menatapnya dan membalas senyumannya. 'Terima kasih' Clair menggerakkan mulutnya mengucap tetima kasih tanpa suara lalu berlalu pergi Bersama Edwin.
"Terima kasih Charlie. Selama ini telah menjadi pelindung Clair disaat aku tidak ada untuknya" ucao Edwin dalam hati.
******
Yang paling penting dari cinta adalah kebahagiaan. Dan pengorabanan adalah salah satu alasan kebahagiaan itu. Begitulah akhir dari kisah mereka.
Mereka bertemu dan berpisah karena Takdir,dipersatukan oleh janji yang awalnya hanya main-main hinggaembawa mereka pada akhir yang begitu rumit. Cinta bahkan mememneri mereka kebahagiaan dan luka disaat yang bersamaan dengan caranya sendiri.
-----------Tamat------------
★★★★★★
Gak jelas! Gak dapet feelnya! Garing banget! Banyak typo! Alur sama kosakatanya ancur gila! Dan masih banyak lagi....
Yah author tahu cerita ini gak bagus banget,dan endingnya gak pantes dan layak dibilang ending. Tapi mau bagaimana lagi,Author lagi mentok dan udah gak sabar pengen namatin ini cerita,dan hasilnya ya kayak gini.
Dan sekedar informasi,part ini part terakhir,ga ada ekstra Chapter atau yang lain+lainya. Pokoknya ini tang terakhir.
Thanks and sorry
-Andinii-