Please,Forgive Me!

29 4 0
                                    

Clair's Pov

Hari ini aku berangkat kesekolah diantar kak Aiden. Untung saja keadaanku sudah tidak sekacau kemarin,jadi aku tidak akan menjadi bahan pembicaraan teman-teman kali ini.

"Thank you"ucapku setelah turun dari motor lalu melepaskan helm.

"You are welcome Ri..."ucap kak Aiden lalu mengacak rambutku.

"Sudah sana masuk,nanti kamu telat lagi" sambungnya.

"Iya iya..." ucapku dengan senyum sumringah dan berjalan memasuki area sekolah.

"Rianaaa" panggil kak Aiden

"Iya...kenapa lagi?"

"Kau harus menghubungiku jika dia berani menyakitimu lagi" ucapnya dan aku hanya memberikan anggukan pasti.

Aku menyusuri lorong koridor sekolah menuju loker milikku untuk menyimpan gitar kesayanganku. Setelah sampai didepan lokerku,langkahku tiba tiba terhenti karena melihat Edwin sedang berdiri tepat didepan pintu loker milikku. Rasanya ingin sekali aku mendekat dan mendengarkan semua penjelasannya,tapi kuurungkan keinginanku dalam dalam,aku tidak ingin menjadi wanita bodoh lagi.

"Permisi...kau menghalangi lokerku" ucapku menyadarkan Edwin dari lamunannya.

"Clair?"ucapnya sambil menatapku dalam,dan matanya tidak berkedip cukup lama.

"Excuse me...kau dengar tidak?itu lokerku,dan kau menghalanginya" ucapku sambil melambaikan tangan didepan wajahnya dengan nada normal seakan kami tidak pernah kenal. Lalu akupun membuka pintu loker tanpa memperdulikannya.

"Clair kumohon maafkan aku"ucapnya.

"Maaf... Maaf buat apa?"

"Maaf untuk semuanya"

"Entahlah,lagi pula aku tidak mengerti dengan apa yang kau bicarakan."

"Tapi ak-..."

"Permisi,aku kekelas duluan. Takut Mrs.Clarissa tidak mengizinkan aku masuk kelas lagi" ucapku setelah menutup pintu loker lalu pergi meninggalkannya.

Aku melangkah cepat menjauhi Edwin. Terdengar suara Edwin yang selalu memanggilku tapi aku tidak menggubrisnya sama sekali. Tidak lama kemudian aku mendengar suara pukulan mendarat diloker-loker itu diselingi dengan teriakan frustasi dari Edwin. Aku mempercepat langkahku sambil menunduk menahan air mata yang sudah siap menghiasi pipiku lagi.

Sesampainya dikelas,aku langsung mengambil tempat dibagian belakang,bukan dibangkuku yang dulu ditempati Edwin saat hari pertamanya sekolah. Selagi Mrs. Clarisaa menerangkan materinya,aku hanya menatap kosong kearah luar kelas,menunggu seseorang yang tidak muncul dari tadi. Pikiranku tidak fokus pada pelajaran yang dibawakan Mrs. Clarissa. Kemana dia? Sepertinya Edwin tidak masuk kelas kali ini,padahal dia sangat anti dengan yang namanya bolos.

---------------

"Kau yakin dengan keputusanmu" tanya kak Aiden.

"Entahlah, semoga saja"ucapku lalu melanjutkan kegiatan packingku. Yah,aku memutuskan untuk kembali kerumah bersama Mom tanpa Dad tentunya.

"Baiklah,terserah kau saja. Tapi ingat!jika ada apa-apa cepat hubungi aku OK"

"Tentu saja".

Aku keluar menghampiri kak Aiden yang sudah siap mengantarku pulang. Mataku menyapu lorong dan ruangan basecamp ini,mencari seseorang yang dari kemarin tidak kulihat, Charlie. Tapi nihil,aku tidak menemukan batang hidungnya sedikitpun,aku hanya melihat teman-teman kak Aiden yang lain seperti Brian,Louis,Hayes dan yang lainnya. Alhasil aku hanya sempat berpamitan dengan mereka,padahal aku juga ingin pamit dengan Charlie sekaligus meminta maaf karena telah mangacuhkannya belakangan ini. Kemana lagi dia?menghilang tanpa memberitahuku terlebih dahulu. Sepertinya dia suka sekali menguji keaabaranku.

Our PromisesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang