Beautifullnight With You

21 4 0
                                    

Count on Me - Bruno Mars
------------------------------------------

Clair's Pov

Masih jadi misteri besar alasan aku marah pada Edwin dan juga dengan tulus memaafkannya. Untuk apa juga aku marah padanya,toh aku juga bukan siapa-siapanya si Edwin dan tidak berhak mengatur kehidupannya. Kami hanya sebatas teman ralat, Edwin memang pernah mengutarakan perasaannya padaku walaupun aku belum memberikannya kepastian. Sedangkan aku menganggapnya tidak lebih dari teman bahkan aku pernah membencinya karena masalah sepeleh, konyol memang.

Tapi saat melihat Edwin dan Tiffany waktu itu,entah kenapa aku merasa tidak rela,merasa kalau Edwin sudah mengkhianatiku,rasa tidak suka melihat Tiffany bergelayut manja pada Edwin. Apa aku menyukainya? Aaakhh,tidak mungkin! Ini salah,sangat salah. Aku menyukai  Charlie,walaupun bisa dibilang perasaanku bertepuk sebelah tangan.

"Aaaaakkkkhhh"
Aku mengacak rambutku frustasi memikirkan kisah percintaanku yang menyedihkan.

"Clair kau tak apa?" suara Edwin mengagetkanku.

"Ha...ehm...iya. Eh maksudku tidak,aku tidak apa-apa" ucapku gelagapan.

"Bener?" tanyanya sekali lagi dan itu membuatku stress.

"YES,I'M FINE...REALLY FINE" ucapku dengan nada yang sedikit berteriak. Tuhan,apa lagi yang kulakukan.

Edwin hanya terdiam dengan wajah menyesalnya setelah mendengar teriakanku,pasti dia berpikir kalau aku marah lagi.

"Ehm...Edwin, maafkan aku. Aku tidak bermaksud untuk---"

"Sudahlah,aku mengerti. Lagian tadi itu aku yang salah" potong Edwin dengan senyum yang merekah diwajahnya.

Clek...suara pintu terbuka lalu memunculkan Mom yang memasuki kamar membuat pandanganku dan Edwin langsung teralih pada asal suara.

"Masih sibuk?" tanya Mom dengan lembutnya.

"Oh,tidak tante. Setelah ini saya akan pulang" ujar Edwin mendahuluiku.

"Kamu mau pulang? Diluar masih hujan loh, kamu bisa menginap disini kalau mau" ujar mom membuatku dan juga Edwin terbelalak kaget.

"Tapi---" ucapku bersamaan dengan Edwin.

"Tapi apa?" tanya mama dengan senyum yang aku tahu artinya. Senyum mengejek tentu saja.

"Tapi bukannya tidak baik kalau lelaki dan perempuan tidur satu kamar" tanyaku tidak terima.

"Siapa bilang kalian akan satu kamar? Ngarep aja kamu!" bagus,terima kasih mom. Ucapan mom sekarang membuatku sangat malu. Aku hanya memasang wajah sebalku dan Aku bisa melihat Edwin yang dari tadi terdiam kini terkikik geli mendengar aku dan mom. Oh My God.

"Edwin akan tidur dikamar Aiden"

"No Mom. Tidak boleh" ucapku

"Kenapa?"

"Karena kak Aiden bakalan marahin atau bahkan bunuh aku kalau dia tahu ada orang lain yang masuk kamar dia selain aku sama mom!" jelasku.

"Iya tante, tidak usah saya tidak masalah pulang malam ini"

"Kamu sudah menggigil seperti itu masih saja mau pulang? Bener kata Riana,kamu orangnya nekat"

Mendengat ucapan Mom lagi lagi membuatku tambah kesal. Mom benar-benar tidak bisa dipercaya." kamu ternyata sudah cerita tentang aku kemama kamu?" bisik Edwin membuatku malu dan kesal disaat yang bersamaan.

"Udah,tidak usah bisik-bisik. Pokoknya Edwin tidak boleh pulang malam ini. Mom tidak mau keluarga Edwin meminta pertanggung jawaban karena Edwin yang pulang dengan keadaan yang sekarat. Titik. Yasudah,mom kekamar dulu,mau tidur. Masalah Edwin tidur dimana itu terserah kamu Clair. TAPI JANGAN BERBUAT MACAM-MACAM" jelas mom dengan penekanan diakhirnya.

Our PromisesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang