New Fact

20 3 0
                                    

More Than This-One Direction

When he opens his arms

And holds you close tonight

It just won't feel right

'Cause I can love you more than this, yeah...

When he lays you down, I might just die inside

It just don't feel right

'Cause I can love you more than this...

★★★★

Edwin memandang handphone yang baru saja bergetar karena pesan yang masuk. Nama Charlie tertera dilayar ponsel tersebut,ia berusaha mengabaikannya tapi Charlie sepertinya tidak menyerah,buktinya sekarang ia menelpon Clair.

"Halo.." suara Charlie.

"Ada apa?"

"Kau siapa? Dimana Clair?"

Diam... Hanya itu yang bisa dilakukan Edwin karena ia tahu ia sama sekali tidak miliki hak untuk mencampuri urusan Clair.

"Cepatlah... Kau siapa? Dimana Clair?

"Cepatlah, aku butuh bicara dengannya. Kau siapa?" suara diseberang sana mulai meninggi.

" Clair sedang---"  Ed berusaha mengangkat suara tapi tiba-tiba seseorang merebut ponsel itu darinya.

Clair terlihat sangat antusias berbicara dengan orang itu,ia tahu lelaki yang berbicara dengan Clair. Ia tahu itu Charlie. Ia juga tahu sebentar lagi Clair akan pergi meninggalkannya " lagi" dan bertemu dengan pria sialan itu.
Edwin berusaha menulikan telinganya tidak ingin peduli,lebih tepatnya ia tidak sanggup mendengar suara Clair yang lembut itu diberikan kepada orang lain. Ia juga berusaha mengalihkan pandangannya,ia benar-benar akan gila melihat senyum Clair karena hanya dengan bertelpon dengan lelaki itu. Ia tidak bisa.

Gadis itu menghampirinya dengan wajah kebingungan.

"Maaf,tadi itu--"

"Aku sudah tahu" ralat Edwin.

" Sorry"

" Kenapa meminta maaf?"

"Aku harus pergi"

Rahang Edwin seketika mengeras,tenggorokannya serasa tercekat dan sulit bernapas. Ternyata benar perkiraannya,seharusnya ia sudah mempersiapkan diri sedari tadi,seharusnya ia bisa mengatasi perasaannya.

"Aku akan menghubungimu nanti" ucap gadis itu lalu beranjak dari duduknya.

Sesuatu menahahan pergelangan tangan gadis itu dengan lembut,tidak ada unsur paksaan didalamnya. Edwin menatap dalam mata gadis itu,berharap gadis itu akan luluh dan tetap bersamanya. Mulut Clair terbuka lalu terkatup kembali,seperti ingin mengatakan sesuatu tapi tidak jadi.

"Hhm--Ed,What happen?"

Tanpa menjawab pertanyaan gadis itu,Edwin lalu menarik tubuh mungil yang selalu disukainya itu dan mengurungya dalam dekapan hangatnya. Ia memeluk gadis itu dengan erat seakan ia memohon agar Clair tetap bersamanya. Untuk beberapa detik,dua insan manusia itu terlihat menikmati pelukan itu,merasakan kehangatan satu sama lain dan melepas rindu yang sudah lama mereka pendam.

Gadis itu menggeliat berusaha melepaskan pelukan Edwin,tapi sia-sia saja,tenaga lelaki lebih kuat dari seorang gadis.

"Sebentar saja" lirih Edwin.

Clair membuka mulut bermaksud untuk merespon tapi lagi lagi gagal karena Edwin memotongnya.

"Jangan berkomentar apapun. Apa aku harus memohon untuk itu?"

Our PromisesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang