Part 3

743 99 52
                                    

Hari ini singto di perbolehkan untuk keluar dari rumah sakit setelah tiga hari di rawat di sana. Krist menemani singto setiap hari dan tak meninggalkan singto sedetik pun, ia bahkan tak pergi ke kantor karna sangat mengkhawatirkan kekasihnya itu.

Singto terus diam sejak tadi, saat ini mereka sudah berada di dalam mobil krist dalam perjalanan untuk pulang.

"Aku minta maaf" ucap krist memulai pembicaraan.

"Ini kali ke-5 aku masuk rumah sakit karna di pukul oleh kekasih ku sendiri dan hubungan kita bahkan baru berjalan 3 bulan, daddy selalu mengucapkan hal yang sama, kemudian daddy akan mengulanginya lagi!!" Ucap singto datar.

"Aku tak bisa mengontrol emosi ku. Maafkan aku, baby" ucap krist yang kini tampak merasa bersalah.

Singto hanya diam tak menjawab, dia ingin mengucapkan kata putus tapi singto sangat tahu dengan resikonya, dia tak ingin mati sekarang.

"Antar aku ke rumah ku, dad" ucap singto, saat melihat krist membelokkan mobilnya ke arah jalananan bukan rumahnya.

"Kamu masih harus banyak beristirahat, di rumah mu tak ada siapapun di sana, untuk sementara tinggal bersama ku dulu" ucap krist.

Dan lagi, singto hanya diam, percuma jika dia mengatakan tidak, krist akan tetap pada pendiriannya sendiri.

Saat tiba di rumah, krist membukakan pintu mobil untuk singto.

Krist dan singto berjalan masuk bersama ke dalam, di ruang tamu mereka bertemu dengan jessie yang menatap mereka tajam.

"Apa daddy sudah tak menyayangi ku lagi!? 3 hari daddy tak pulang dan saat pulang, daddy malah membawa jalang daddy!!" Teriak jessie.

"Tutup mulut mu, sayang. Dia calon papa mu!" Ucap krist.

"Calon papa? Oh, ayolah. Dia bahkan lebih pantas menjadi phi untuk ku!! Cari pria yang seumuran dengan daddy!! Jangan dia!! Dia hanya memanfaatkan kekayaan daddy!!" Teriak jessie.

"Abaikan jessie, ayo masuk, baby. Kamu harus beristirahat" ucap krist lembut kepada singto.

Singto hanya menurut saja, melanjutkan langkahnya berjalan menuju kamar krist.

Krist memang tak pernah bisa kasar pada jessie walau jessie membentaknya sekalipun, berbeda jauh saat di luar rumah, krist bersikap kasar pada siapapun termasuk orang yang di cintainya.

Krist mengusap pipi singto yang masih membiru, mengusap pipi tersebut dengan penuh cinta dan seakan menyesal telah menyakitinya, namun singto sudah tak terkecoh lagi dengan perubahan beberapa menit krist ini.

Krist memang akan sangat menyesal setelah memukul dirinya namun krist akan melakukan hal yang sama jika dia cemburu lagi.

"Aku mencintai mu, sayang. Sangat mencintai mu" bisik krist.

Singto masih memejamkan matanya seolah tak mendengar ucapan cinta dari krist dan masih pura-pura tidur.

Singto merasa sudah mati rasa pada krist, cintanya sudah hilang entah kemana, sekarang singto hanya akan pura-pura menjalani dengan krist hingga dia menemukan waktu yang tepat untuk meninggalkan psikopat gila itu.
.
.
.
.
.
.
Satu minggu beristirahat di rumah krist, tentunya dengan krist yang selalu menemaninya, krist bahkan tak ke kantor walau hanya sekejap dan lebih memilih untuk menemani sang kekasih.

Hari ini krist dan singto pergi ke kantor untuk mulai bekerja seperti biasa.

Saat ini krist, singto dan jessie tengah sarapan bersama di ruang makan.

"Bagaimana sekolah mu?" Tanya krist pada anaknya.

"Tak ada yang special, biasa saja" ucap jessie.

"Hmm... Daddy ingin menikahi singto" ucap krist, membuat singto dan jessie terkejut mendengar itu.

The cruel boyfriend ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang