Part 13

641 83 38
                                    

Krist tiba di kamar hotelnya dengan tubuh yang terasa lemas, tadi dia bertemu singto namun singto sudah pergi lagi darinya. Krist duduk di ranjang dengan perasaan kacau.

Tak bisa di pungkiri jika dia hancur, hanya saja di depan jessie dan teman-temannya ia bersikap jika dia kuat. Krist meremas dadanya yang terasa sakit, apa lagi setelah mendapatkan pesan dari anak buahnya yang mengirimkan foto singto dengan seorang anak kecil.

Apa itu anak singto? Apa singto sudah menikah? Kenapa singto tega melakukan itu? Apa singto tak pernah mencintainya?

"Apa yang harus ku lakukan jika aku bertemu dengan mu lagi? Harusnya tadi aku memukul mu, tapi aku malah memakan tubuh mu, rasa rindu ku lebih besar dari rasa dendam ku, aku menginginkan mu, sing. Tolong kembali pada ku" gumam krist sambil menangis.

*Tring... Sebuah pesan masuk di ponsel krist membuat krist langsung membuka ponselnya.

"Anak kecil yang bersamanya itu adalah anaknya, tuan singto sudah menikah 3 tahun yang lalu dengan seorang wanita. Sekarang dia tinggal di jl.xxx" isi pesan dari anak buah krist.

Tangan krist bergetar saat membaca pesan tersebut, singto sudah menikah dengan seorang wanita dan mempunyai anak?







***
Keesokan harinya, krist pergi ke alamat rumah singto. Ia memperhatikan dari kejauhan rumah tersebut tampak sepi, tak lama sebuah mobil tiba di depan rumah tersebut, tae keluar dari mobilnya membuat krist meremas tangannya saat melihat itu.

Pintu rumah terbuka, singto keluar bersama dengan seorang anak kecil yang mungkin baru berusia 2 tahun, mereka menyambut kedatangan tae dengan senyuman hangat membuat hati krist perih melihat itu.

"Apa kamu benar-benar tak sibuk hari ini? Aku tak tenang jika harus menitipkan marwin ke daycare" ucap singto.

"Ya, aku tak sibuk. Aku bisa menjaga marwin untuk mu" ucap tae.

"Terima kasih"

"Kenapa kamu merasa tidak tenang menitipkannya di daycare?" Tanya tae.

Singto terdiam mendengarnya, ia melakukan itu karna takut krist akan menemukan marwin, apa lagi singto tahu jika krist berada di negara yang sama dengan mereka sekarang.

"Aku hanya pergi sebentar, titip marwin" ucap singto tanpa berniat untuk menjawab pertanyaan tae.

Singto memberikan marwin kepada tae kemudian mengecup pipi anaknya singkat. Setelah itu singto berjalan menuju mobilnya dan melajukan mobilnya pergi dari sana.

Krist masuk ke mobilnya dan mengikuti kemana mobil singto pergi.

Singto menghentikan mobilnya di sebuah kafe, dia memang ada janji bertemu dengan rekan bisnisnya di kafe tersebut.

Hampir 1 jam singto meeting, kini dia berdiri dari duduknya dan bersalaman dengan rekan bisnisnya, setelah itu rekan bisnisnya pamit pulang.

Atasan singto juga pamit pergi setelah rekan bisnis mereka pergi, kini tinggal singto sendiri. Krist berjalan menghampiri singto membuat singto terkejut dengan kehadiran krist.

Singto hendak pergi namun krist langsung menahan tangan singto.

"Ku mohon jangan tinggalkan aku" ucap krist dengan mata yang memerah tak kuasa menahan sedih saat melihat pria yang sangat di cintainya.

"Phi, jangan ganggu aku lagi" ucap singto.

"Kembali pada ku, sing. Maaf jika aku berbuat kasar pada mu semalam, maaf juga untuk semua dosa-dosa ku di masa lalu kita" ucap krist.

"T-tidak, aku tak bisa. Tolong jangan ganggu aku" ucap singto.

"Aku akan menganggap anak mu seperti anak kandung ku sendiri, tolong kembali pada ku, sing" ucap krist.

Singto terdiam mendengarnya, apa itu artinya krist sudah tahu ada marwin dalam hidupnya, tapi kenapa krist mengatakan jika akan menganggap anaknya seperti anak kandung sendiri? Apa itu artinya krist tak tahu jika marwin adalah anak kandungnya?

"Maaf, phi. Aku tak bisa" ucap singto sembari menyentak tangannya agar pegangan tangan krist terlepas kemudian ia langsung pergi dari sana.

Entah kenapa krist merasa lemas sekarang, bahkan untuk mengejar singto saja ia tak bisa, krist duduk di sebuah kursi dengan di sertai air matanya yang menetes membasahi pipinya.

Singto menatap ke arah kafe dan tak melihat krist mengejar dirinya, bukan... Singto bukan ingin di kejar oleh krist, hanya saja singto bingung, biasanya krist tak akan membiarkan dirinya pergi.

Bahkan tadi malam krist sempat memperkosanya di toilet club, krist seperti kesetanan tadi malam, kenapa sekarang krist malah membiarkannya pergi begitu saja?

Singto tak ingin memikirkan itu, ia masuk ke dalam mobilnya dan memilih untuk pergi dari sana.


















Tbc.

The cruel boyfriend ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang