Part 19

752 79 42
                                    

Pintu ruangan terbuka, membuat krist dan jessie menatap ke arah seorang pria yang baru saja masuk.

Jessie berdehem kecil melihat itu, senyum cerah terukir di wajah cantiknya saat melihat kedatangan singto dan marwin.

"Pujaan hati daddy sudah datang" ucap jessie.

Jessie memang sudah tahu semuanya, kemarin krist menceritakan tentang marwin pada jessie dan mengatakan jika dia dan singto akan kembali bersama. Jessie tentu saja bahagia mendengar itu, dia malah semakin senang saat mendengar fakta jika ternyata marwin adalah adiknya.

Singto memang pulang ke rumahnya kemarin dan hari ini dia datang lagi ke rumah sakit dengan membawa makanan untuk krist.

"Bagaimana keadaan phi?" Tanya singto sembari menyimpan barang yang di bawanya di atas nakas.

"Aku sudah lebih baik apa lagi saat melihat kedatangan mu" ucap krist membuat wajah singto memerah mendengarnya.

"Biar aku yang menjaga marwin, kalian bisa menikmati waktu kalian berdua" ucap jessie.

Singto memberikan marwin pada jessie, kemudian jessie membawanya keluar dari ruangan krist di rawat.

"Apa phi sudah makan siang?" Tanya singto sembari duduk di sebuah kursi samping ranjang krist.

"Belum, aku sengaja menunggu mu, bukankah kamu berjanji akan membawakan ku makanan?" Ucap krist.

"Ya" ucap singto sembari membuka kotak bekal makanan yang di bawanya tadi.

"Suapi aku" ucap krist.

Singto mulai menyuapi krist dan krist dengan senang hati membuka mulutnya menerima suapan dari singto.

Krist masih merasa ini mimpi, sekarang ia sedekat ini dengan singto, bahkan singto sedang menyuapi dirinya makan. Ia benar-benar bahagia saat ini.

"Tadi dokter mengatakan aku sudah boleh pulang hari ini" ucap krist.

"Oh, itu artinya phi benar-benar sudah sembuh" ucap singto.

Setelah makanan krist habis, singto memberikan gelas berisi air putih pada krist setelah itu krist meminum obatnya.

"Apa kamu mau ikut aku pulang ke thailand?" Tanya krist sembari memegang tangan singto.

"Aku punya pekerjaan disini" ucap singto.

"Tinggalkan, kembali bekerja di perusahaan ku lagi dan menikah dengan ku" ucap krist.

"Aku hanya mengatakan akan memberi phi kesempatan kedua bukan berarti kita berpacaran sekarang, aku masih akan melihat perlakuan phi pada ku. Aku tak suka phi terlalu posesif, apa lagi memukul dan menyakiti ku, jika aku sudah melihat perubahan phi baru aku mau menikah dengan phi" ucap singto.

"Baiklah, apa kamu tak percaya jika aku sudah berubah?" Ucap krist.

"Entahlah" ucap singto.

Krist mencium tangan singto dan singto hanya membiarkan itu.

"Sing..." Ucap krist.

"Hmm?"

"Apa aku boleh mencium bibir mu?" Tanya krist.

"Ini bahkan masih di rumah sakit! Bagaimana jika jessie atau dokter datang nanti!" Ucap singto.

"Baiklah, apa itu artinya jika di rumah mu boleh nanti?" Ucap krist.

Singto hanya diam tak menjawab, pintu ruangan terbuka, jessie datang kembali bersama marwin.

"Bersama daddy, sayang" ucap krist pada marwin, namun marwin malah mengeratkan pelukannya pada jessie, mungkin karna dia belum terlalu mengenal krist.

The cruel boyfriend ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang