Part 14

650 79 37
                                    

"Dari mana saja kamu?" Tanya off, saat melihat kedatangan krist di kamar hotelnya.

Off memang sedang berada di kamar krist sekarang dan tadi ia tak menemukan keberadaan krist di kamarnya.

"Aku... Aku mencari singto" ucap krist jujur.

"Lalu?"

"Tadi malam orang suruhan ku mengirimkan alamat rumah singto pada ku dan tadi pagi aku mencari singto ke alamat rumahnya, aku melihat singto bersama dengan seorang anak kecil" ucap krist.

"Anak kecil?"

"Ya dan itu anak singto, singto sudah menikah 3 tahun yang lalu" ucap krist sambil tersenyum miris.

Off terkejut mendengarnya, ia melihat senyum hampa terukir di wajah krist, off sangat mengerti dengan apa yang di rasakan oleh krist sekarang. Off sangat tahu jika krist sangat mencintai singto.

"Aku mengikuti kemana singto pergi, dia ke caffe dan melakukan meeting, setelah dia meeting, aku menghampirinya" ucap krist.

"Kamu mengajaknya bicara?" Tanya off.

"Tidak" jawab krist singkat.

"Kenapa?" Tanya off

"Dia tak mau bicara pada ku" lirih krist.

"Kamu tak memaksanya?" Tanya off.

"Tidak" jawab krist.

"Oh, ayolah ini bukan krist yang ku kenal, biasanya kamu memaksanya, krist? Bukankah terakhir kali kamu mengurung singto di penjara bawah tanah?" Ucap off bingung.

"Entah kenapa aku tak bisa berbuat kasar padanya, bahkan saat di club aku hanya memakan tubuhnya, bukankah harusnya aku menculiknya?" Ucap krist.

"Jadi bagaimana sekarang? Aku akan mendukung mu jika kamu ingin menculik singto" ucap off.

Krist menatap ke arah off dengan tatapan bingung. Kenapa off seakan mendukung dirinya untuk melakukan tindak kriminal sekarang?

"Aku sahabat mu, aku hanya ingin kamu bahagia, aku akan melakukan apapun yang bisa membuat mu bahagia termasuk membantu mu menculik singto" ucap off.

"Tidak, aku tak akan melakukan itu, kasian anaknya jika kita menculik singto. Anaknya bahkan baru berusia 2 tahun" ucap krist.

"Dimana mamanya?" Tanya off.

"Aku tak tahu, orang suruhan ku hanya mengatakan jika dia sudah menikah" uca krist.

"Apa itu artinya kamu akan melupakannya?" Tanya off.

"Entahlah, aku sangat bingung sekarang, dia juga terlihat sangat membenci ku, rasanya benar-benar sakit sekarang" ucap krist sembari meremas dadanya sendiri.

"Baiklah, kamu bisa memikirkannya nanti, ayo pulang" ucap off.

Krist mengangguk dan mengambil kopernya, mereka keluar dari kamar hotel dan pergi ke bandara. Hari ini krist dan off memang akan kembali ke thailand.

***
"Daddy..." Ucap jessie sembari melambaikan tangannya ke arah krist yang baru saja keluar dari bandara.

Jessie memang sengaja menjemput krist di bandara. Krist tersenyum melihat kehadiran anaknya kemudian ia memeluknya.

"Bagaimana pekerjaan daddy di sana? Apa kerja samanya lancar?" Tanya jessie.

"Tentu saja. Bagaimana dengan pekerjaan mu di kantor?" Tanya krist.

"Berjalan dengan lancar, dad" ucap jessie bangga.

"Krist, aku pulang dulu" ucap off sembari menepuk pundak krist.

Krist menganggukkan kepalanya.

"Ayo pergi" ucap krist pada jessie.

Jessie mengangguk dan berjalan sembari menggandeng tangan krist.

"Minggu depan libur semester, teman-teman ku mengajak ku untuk liburan" ucap jessie.

"Kemana?" Tanya krist.

"Entahlah, luar negri, mungkin? Aku sudah mengatakan tidak, namun mereka memaksa, mereka mengatakan aku selalu bekerja dan bekerja tanpa ingat untuk bermain bersama mereka lagi" ucap jessie.

"Kamu harus pergi bersama mereka" ucap krist.

"Bagaimana dengan pekerjaan ku?" Ucap Jessie.

"Daddy bisa menghandle semuanya sendiri, sayang" ucap krist sembari mencubit hidung anaknya.

"Tapi aku lebih suka bekerja dari pada liburan" ucap jessie.

"Tidak, tidak. Kali ini kamu harus pergi liburan bersama teman-teman mu atau daddy akan marah dan memecat mu" ucap krist.

"Ckk... Baiklah" ucap jessie mengalah.

Krist tersenyum senang mendengarnya, jika jessie ingin jessie bahkan boleh berhenti bekerja dan mulai menikmati masa remajanya dengan bermain bersama teman-temannya, tapi jessie sendiri yang tetap ingin membantu daddynya bekerja, jessie tak ingin daddynya merasa kesepian di kantor.

"Apa sudah ada kabar terbaru dari orang suruhan daddy tentang calon papa ku?" Tanya jessie.

"Masih belum" ucap krist sambil tersenyum.

Dia sengaja tak mengatakan pada jessie jika dia bertemu dengan singto di jepang.

"Aku yakin secepatnya kita akan menemukan singto" ucap jessie.

"Daddy sudah tak berharap lagi padanya sekarang" ucap krist sembari duduk di sebuah kursi.

"Kenapa, dad. Bukankah sudah ku katakan jika aku merestui hubungan daddy dengan singto sekarang?" Ucap jessie.

"Bagaimana jika dia sudah menikah dan mempunyai anak?" Tanya krist.

Jessie terdiam mendengarnya, apa itu artinya singto memang sudah menikah, jessie akan merasa sangat berdosa pada daddynya jika benar singto sudah menikah.

"Bukankah singto mencintai daddy? Dia tak mungkin menikah" ucap jessie.

"T-tapi daddy tak pantas untuknya, daddy jahat, daddy...." Krist terdiam dan tak melanjutkan ucapannya lagi.

"Daddy mengurungnya di penjara bawah tanah mansion kita?" Ucap jessie.

Krist terkejut mendengar itu, bagaimana jessie bisa tahu itu?

"K-kamu tahu?"

"M-maafkan aku, dad. Sebenarnya... Sebenarnya aku yang mengeluarkan singto saat itu, dengan syarat dia pergi jauh dari hidup daddy... M-maaf, aku benar-benar minta maaf" ucap jessie sambil menangis.

Krist sangat terkejut mendengar fakta itu, jadi anak kandungnya sendiri yang membebaskan singto?

"Sudahlah, tak perlu di bahas lagi. Daddy juga salah, cara daddy mencintainya sangat salah" ucap krist sembari menghapus air mata jessie.

"Aku berjanji aku akan menemukan singto untuk daddy" ucap jessie.

"Daddy sudah tak menginginkannya lagi sekarang. Tak perlu merasa bersalah" ucap krist.




















Tbc.

The cruel boyfriend ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang