Part 20

695 79 49
                                    

Terdengar suara bel rumah berbunyi membuat singto menghentikan kegiatannya. Krist langsung menggendong marwin dan membawanya berjalan ke depan menyusul singto untuk melihat siapa yang datang.

Terlihat seorang wanita paruh baya dengan memegang tas besar membuat singto menatap bingung.

"Silakan masuk, bi" ucap krist.

"Dia siapa, phi?" Bisik singto.

"Pengasuh marwin" ucap krist.

"Phi mencarikan marwin pengasuh tanpa memberitahu ku lebih dulu" ucap singto.

"Bukankah kamu tak ingin ikut aku kembali ke thailand? Aku sengaja mencarikan marwin pengasuh agar kamu mudah bekerja di sini tanpa harus menitipkan dia di daycare lagi" ucap krist.

"Kamu tenang saja, dia berasal dari yayasan terbaik, aku tak mungkin memilih sembarang orang untuk menjaga anak ku" ucap krist saat menyadari kekhawatiran singto.

Krist mengantar pengasuh baru marwin ke kamarnya lebih dulu, kemudian memberikan marwin padanya untuk berkenalan agar mereka dekat, setelah itu krist berjalan mencari singto ke dapur. Singto memang tengah membuat makan siang untuk mereka.

*Cup... krist mengecup leher singto sembari memeluknya dari belakang.

"Kapan kamu mau menikah dengan ku?" Tanya krist.

"Bukankah sudah ku katakan, aku akan melihat phi dulu?" Ucap singto.

"Baiklah, tapi rasanya aku tak rela jika harus berpisah dengan anak ku sekarang" ucap krist.

Krist memang berniat akan pulang ke thailand malam ini mengingat pekerjaannya sangat banyak di sana yang tak bisa terlalu lama di tinggalkan sedangkan jessie sudah pulang lebih dulu 2 hari yang lalu.

"Jika phi rindu, phi bisa ke sini kapan pun yang phi mau" ucap singto sembari memegang tangan krist di perutnya.

"Mulai hari ini kamu juga tak perlu memasak lagi, fokus bekerja saja setelah pulang bekerja bermain dengan marwin. Karna sebentar lagi beberapa maid yang sudah ku pesan pasti akan tiba di sini" ucap krist.

"Phi juga memperkerjakan maid?" Tanya singto.

"Itu semua untuk kamu, baby. Aku tak mau kamu kelelahan. Kamu tenang saja, biar aku yang memberi gaji mereka semua nanti" ucap krist sembari membalik tubuh singto agar menatap dirinya.

Tatapan mata mereka bertemu, krist tersenyum manis menatap wajah cantik singto. Krist memegang tengkuk leher singto dan menyatukan bibir mereka.

Keduanya saling melumat dengan penuh kelembutan, detak jantung keduanya berdetak semakin kencang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Keduanya saling melumat dengan penuh kelembutan, detak jantung keduanya berdetak semakin kencang. Krist menggendong singto ala koala tanpa melepas ciuman mereka dan membawa singto pergi dari dapur.

Setelah tiba di kamar, krist merebahkan singto dengan perlahan di atas ranjang dengan dirinya yang berada di atas tubuh singto. Krist menatap mata singto seakan meminta persetujuan untuk melakukan hal lebih dari sekedar ciuman dan singto mengangguk perlahan.

Bibir keduanya kembali bertemu, saling melumat dengan rakus dan nafsu, singto kewalahan mengimbangi ciuman krist sedangkan krist mulai melepas pakaian yang melekat di tubuh mereka satu persatu. Bibir krist mulai turun dari leher, dada, hingga ke perut singto.

Krist mengecup kecil jahitan bekas operasi di bawah perut singto.

"Terima kasih sudah melahirkan marwin" ucap krist sembari menatap mata singto.

Singto mengangguk dengan wajah malunya, entah kenapa jantungnya berdetak sangat kencang saat krist mengatakan itu.

Krist membuka lebar dua kaki singto dan menyambar lubangnya sembari meremas pipi pantat singto membuat singto mendesah keras karna geli. Tak ingin mengulur waktu, krist langsung memasukan penisnya setelah lubang singto siap, ia hanya takut marwin datang pada mereka sebelum permainan selesai nanti.

Krist menggenjot lubang singto dengan cepat dan kasar sehingga membuat tubuh singto ikut bergerak seirama dengan genjotan krist. Puas di posisi itu, krist mengubah posisi singto agar menelungkup di kasur dan kembali menyetubuhinya dari belakang.

Suara kecipak dari kulit keduanya terdengar nyaring.

Permainan terus berlanjut hingga keduanya sama-sama puas dan kelelahan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Permainan terus berlanjut hingga keduanya sama-sama puas dan kelelahan.

"Jam berapa penerbangan phi?" Tanya singto sembari mengeratkan pelukannya di tubuh polos krist.

"Jam 7 malam nanti" ucap krist sembari mengusap rambut singto.

Krist mengecup singkat rambut singto dan kembali memeluknya erat.

"Mana tangan mu?" Tanya krist.

Singto memperlihatkan tangan kanannya pada krist. Krist memegang tangan singto dan memasukan cincin ke jari manis singto.

"Ini apa?" Tanya singto.

"Aku hanya ingin memberi kekasih ku cincin" ucap krist sembari mencium tangan singto.

Singto tersenyum kecil melihat cincin yang melingkar di jari manisnya, krist mencium bibir singto lagi dan kembali menyetubuhi singto hingga dia puas.








****

"Daddy pulang dulu" ucap krist pada marwin.

"Daddy... hikss" ucap marwin sambil menangis.

Marwin memang sudah dekat dengan krist sekarang. Ia seakan tak rela jika krist pergi.

Saat ini krist, singto dan marwin sudah berada di bandara.

"Daddy akan lebih sering berkunjung nanti, jangan menangis" ucap krist menenangkan marwin.

"Sing... aku pergi" ucap krist.

"Hati-hati" ucap singto.

Krist mengangguk, ia mencium kening marwin, kemudian beralih mencium kening singto singkat setelah itu krist melangkahkan kakinya pergi dari sana.

Setelah memastikan krist pergi, singto berjalan kembali ke mobilnya.

"Daddy..." ucap marwin sembari menatap singto.

"Daddy bekerja, sayang" ucap singto.

"Hikkss... awin mau daddy..." ucap marwin.

"Ya, jika pekerjaan daddy selesai, daddy akan menemui mu lagi nanti" ucap singto.

Singto mendudukan marwin di kursi khusus bayi setelah itu ia menghidupkan mesin mobilnya dan menjalankan mobilnya untuk pulang ke rumahnya.

Krist saat ini sudah berada di dalam pesawat, ia membuka ponselnya dan melihat keberadaan singto melalui ponselnya, ia tersenyum saat mengetahui singto pulang ke rumahnya.

Cincin yang di berikan oleh krist memang berisi GPS di dalamnya, jadi krist bisa tahu kemana saja singto pergi saat jauh darinya.





















Tbc.

The cruel boyfriend ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang