#17. Mengapa begini, Rev?

26 9 3
                                    

Ira bergegas menuju kantin yang ada di belakang gedung sekretariat.

Beberapa saat sudah sampai di depan kantin. Matanya menyapu seluruh kantin tapi Revaldo tak ditemukannya bahkan batang hidung mancungnyapun ga kelihatan.

Kemana sih cowok jahil yang belakangan ini berubah jadi serius itu??

Ira bertanya dalam hati sambil masih terus mencari-cari dengan matanya.

Akhirnya langkah terakhir, calling.

"Hallo Rev..kau di mana?!"

"Rev, kau kenapa?!"

Wajah Ira kelihatan kaget mendengar suara Revaldo yang berubah jadi serak.

"Oh, ok aku ke sana"
Ira menutup telponnya dan bergegas meninggalkan halaman kantin, menuju tempat yang di maksud.

Pov. Taman belakang perpus.

Ada beberapa orang yang duduk di taman belakang perpus. Taman ini memang di desain untuk ruang baca terbuka.

Bangku-bangku tamannya terbuat dari pahatan semen dengan meja di masing-masing bangku lengkap dengan hotspot dan tempat untuk mencharge handphone.

Suasananya yang rindang nan teduh, dengan pohon-pohon pucuk merah,cemara, berdiri menjulang melingkari pinggiran taman.

Rerumputannya yang hijau dengan beberapa bunga bougenville, bunga tanjung, melati jepang.

Membaur diantara bunga bakung dan penitian. Menyebar melingkar di bawah pohon-pohon pucuk merah dan cemara.

Beberapa pohon flamboyan dan angsana nampak berdiri kokoh melingkari sebagian sudut taman. Menambah teduhnya taman belakang perpus ini.

Wangi bunga melati jepang yang anggun berbaur dengan wangi kembang tanjung yang segar terasa seperti aromatherapy bagi yang duduk di taman ini.

Menambah ketenangan dan kenyamanan mereka yang ingin bersantai dan baca-baca buku di taman ini.

Ira selalu suka taman ini...baginya tempat terfavoritnya setelah kamar kostnya. Dia selalu menghabiskan waktu jeda kuliah di sini.

Waktu libur pun banyak mahasiswa yang kesini sekedar kumpul ngobrol dengan teman atau hanya sendiri sambil lihat laptop atau sekedar menyendiri dengan handphone mereka.

Dilihatnya dari kejauhan Revaldo duduk di bangku taman sambil baca buku. Baru kali ini Ira lihat cowok itu serius baca buku.

Cowok jangkung berwajah blasteran Indonesia-Portu dan berambut sedikit pirang gondrong itu membaca sebuah buku tebal dengan gayanya yang santai, khas Revaldo.

Kaki kanannya di silangkan di paha kirinya sambil duduk bersandar di bangku.

Tangan kanannya memegang buku dan tangan kirinya lurus di sandaran bangku.

Perlahan Ira mendekatinya dan duduk di sebelahnya.

"Rev, udah lama nunggunya?", dengan suara perlahan Ira menanyai cowok yang entah sudah tahu atau malah pura-pura cuek dengan kehadirannya itu.

Sesaat kemudian...
Revaldo meliriknya tanpa senyum, dan ekspresi wajahnya datar dan dingin.

"Yap, seperti yang kamu lihat dan untung gak berakar aja aku", sambil menutup buku menggunakan tangan kanannya.

Revaldo mengangkat kedua alisnya memandang sebentar tak berekspresi ke Ira kemudian tatapannya beralih lurus ke depan.

Cowok itu menarik tangan kirinya dan mulai membuka menutup buku di tangan kanannya berulangkali.

Jodoh Untuk NadiraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang