#20. Akhirnya terucap juga

14 3 0
                                    

"Kayaknya kau ga bisa dulu bawa motor sendiri", kata Revaldo lirih setelah Ira selesai berobat. Ketika itu mereka di dalam mobil.

"Ga papa Rev, biasa aja toh jarak kost ke kantor juga dekat apalagi ke kampus lebih dekat lagi"

"Nadira Kirana, dengarkan calon suamimu ini...kata dokter tadi kan, tanganmu udah sedikit bengkak maka harus sementara istirahat untuk angkat beban atau juga bawa kendaraan sendiri", ujar Revaldo panjang lebar.

"Rev...tapi ku terbiasa sendiri, lagian di beri resep obat pereda nyeri kan, setelah minum pasti reda nyerinya lagian...."

"Iraa...biasakanlah untuk minta tolong ke orang lain terutama jika kamu dalam keadaan yang gak memungkinkan
Contohnya seperti saat ini", protes Revaldo yang menyela kata-kata Ira.

"Tapi ku masih bisa Rev"

"Untuk hal ini maaf kukatakan kau perlu bantuan dan kau harus mau aku antar jemput kekantor dan ke kampus", suara tegas Revaldo membuat Ira terdiam.

Ia memandangi cowok di sebelahnya itu yang mulai menghidupkan mesin mobil dan menyetirnya perlahan meninggalkan areal parkiran praktek dokter.

Revaldo...kenapa makin ke sini malah makin dekat kita, khususnya kamu. Begitu yakinnya dirimu kalau akan menikah denganku Rev, bisik lirih Ira dalam hati.

Apa kabar dengan perasaanmu padanya Ra?!

Ira menarik napas panjang dan menghembuskannya perlahan.

"Kalau tanganmu udah sembuh, pakai lagi cincinnya Ra", suara Revaldo memecah kesunyian dalam mobil.

Ira hanya mengangguk pelan kemudian mengalihkan pandangannya keluar jendela kaca.

"Kita makan dulu setelah itu kamu minum obat pereda nyerinya", kata Revaldo sambil membelokkan mobilnya masuk ke dalam parkiran resto cepat saji yang tak jauh dari tempat praktek dokter tadi.

Di resto cepat saji.

"Ayo ni makan yang banyak Ra"

Revaldo menyuapkan nasi plus suwiran ayam goreng ke dekat mulut Ira.

"Uups..Rev ku bisa makan sendiri kali... tangan kananku masih bisa ku pake ngambil nasi..udah deh maluu tahu"

"Jangan protes, buka mulutmu"

"Gak akan, taruh lah. Sumpah ku masih bisa Rev"

"Iraa..."

Mata Revaldo membulat dan segera menyuapkan makanan itu ke mulut Ira. Dengan terpaksa Ira membuka mulutnya.

"Udah Reev..ni ku masih bisa. Kau makanlah"

Ira menunjukkan tangannya yang masih bisa mengambil sesuap nasi dan ayam.

"Ntar ku suir-suir dulu ayamnya biar kau gampang makannya"

"Pake sendok Ra"

Revaldo menggumpalkan nasi dan ayam suirnya sampai beberapa bulatan. Jadi Ira tinggal menyendoknya saja.

"MasyaAllah Rev....kau sungguh membuat aku terharu dan meleleh"

Ira berbisik dalam hati dan jadi berbunga-bunga hati ini. Kayaknya Revaldo beneran menyesal akibat kelakuannya.

Sambil mengunyah makananya, Ira memandangi cowok di depannya yang sibuk makan dengan lahap.

"Kenapa Ra...lihatin aku terus sampai belum abis tuh makananya, aku aja udah abis nih"

"Apa aku suapin lagi?"

"Ga deh..makasih"

"Rev..."

"Iya, Ra"

Jodoh Untuk NadiraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang