34

749 135 43
                                    

Agak takut Rosé kecengklak gitu kan😂

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Agak takut Rosé kecengklak gitu kan😂

.
.
.
.
.

Mengetuk pintu menunggu sang pemilik membukakan pintu, Lisa sedikit bersiul. Setelah banyak pemikiran yang memenuhi kepalanya, berada di studio lebih lama akan membuat Lisa terus memikirkan apa yang Jaehyun katakan. Merasa hal itu merusak, dia kembali ke apartemen.

"Lisa?" Jennie membuka pintu lebih lebar, lalu memeluk sahabatnya.

"Hai, maaf datang tanpa memberitahu. Boleh aku masuk?"

Mendengar kakunya Lisa saat bicara, Jennie mendengus. Dia meraih tangan Lisa, menariknya masuk ke dalam apartemennya.

"Apa sih, Lisa. Seperti bicara dengan siapa saja. Ayo, masuk, masuk. Maaf berantakan." Kekeh Jennie pergi ke dapur untuk mengambilkan Lisa minuman.

"Kau akan pindah?" Tanya Lisa melihat beberapa kotak menumpuk di sudut ruang.

"Ya, Jisoo menyarankan. Aku pikir itu baik untuk kami. Apartemen akan menjadi tempat kecil jika anak kami lahir nanti." Jelas Jennie sambil memberi sekaleng bir pada Lisa.

"Tapi hari lahirnya masih lama. Seperti, lima bulan lagi bukan?" Tanya Lisa bingung.

Jika kelahirannya masih punya waktu lima bulan lagi, kenapa mereka cepat sekali pindah?

"Itu benar juga. Kami hanya memindahkan beberapa barang saja agar nanti tidak terlalu repot."

"Artinya kalian sudah menemukan rumah baru?"

Jennie mengangguk, menyesap jus apelnya. Lisa melihat perut Jennie yang mulai terlihat. Dia menjulurkan tangan, memegang perut sahabatnya.

"Jisoo menemukannya. Dekat dengan kantornya. Itu memudahkan dia untuk pulang pergi, meski hanya sekedar mampir untuk makan siang."

"Jangan seperti itu. Jauh pun, Jisoo sangat rela pulang untuk sekedar makan siang." Lisa terkekeh, namun matanya membulat kala dia merasakan letupan aneh dari perut Jennie.

Panik, Lisa langsung menarik tangannya ke dada. Jennie tertawa, lalu menarik tangan Lisa lagi ke perutnya.

"Dia mulai aktif. Kau merasakannya? Tendangannya belum sekencang itu, tapi aku mulai bisa merasakan." Ujar Jennie.

Mata Lisa berubah berbinar. Senyum terpancar di wajahnya. Dia menggigit bibirnya, jantungnya sendiri berdegup kencang.

"Hallo? Ini bibi Lisa." Sapa Lisa terdengar tak yakin.

Memorié || CHAELISA ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang