8 - Beauxbatons Academy of Magic

2.2K 217 1
                                    

Waktu demi waktu berjalan tanpa ada yang bisa menghentikan. Dan tibalah hari dimana kunjungan ke Durmstrang dan Beauxbatons dilaksanakan. Sorak sorai murid-murid bergemuruh menghiasi langit saat mereka berkumpul di halaman kastil. Koper-koper besar berjajar di samping masing-masing dari mereka. Hangatnya mentari pagi di antara gundukan salju menemani setiap langkah.

Professor Dumbledore berdiri di atas gundukan batu besar, dan memberi penjelasan secara langsung mengenai hal apa yang harus dan tak boleh dilakukan murid-murid selama kunjungan. Suara Kepala Sekolah itu terdengar serak, namun masih tetap keras. Jari-jari tangannya pun lebih menghitam daripada yang terakhir kali terlihat. Kantung matanya juga lebih tebal. Kondisi Professor Dumbledore yang menurun dengan drastis membuat semua bertanya-tanya apa yang terjadi.

Setelah penjelasan panjang diberikan, akhirnya mereka berangkat. Hasil duplikat sihir dari Hogwarts Express sudah menanti. Uap membumbung tinggi dari cerobong asap kereta api tersebut. Rel-rel sihir yang baru selesai dibuat terlihat mengkilap saat sinar matahari menyengat besi. Setelah semua murid sudah naik, uap yang di hasilkan Hogwarts Express pun semakin tebal dan kereta itu mulai bergerak. Masing-masing dari ulat merah yang berjalan menuju Eropa Utara dan Prancis tersebut hilang dari pandangan saat melewati tikungan.

Sementara itu di Hogwarts Express 1, kereta yang menuju Prancis, beberapa murid masih berlalu lalang karena belum mendapat kompartemen. Kereta ini memang lebih kecil daripada kereta yang biasa mereka naiki dari stasiun King's Cross. Hermione adalah salah satu dari beberapa murid tersebut. Kini ia bingung akan bergabung dengan siapa dan dimana.

"Hermione, maukah kau bersamaku? Kurasa tak ada lagi kompartemen untukmu."

Hermione menoleh dan menemukan Luna disana, "Oh, tentu Luna. Terima kasih."

"Kenapa kau sendirian?" Lanjut Hermione.

Luna mengedik, "Tak ada yang mau bergabung denganku, mungkin. Oh ya, sejak yang lain tahu bahwa aku ikut pertempuran di Kementrian, Quibler laku keras."

"Benarkah? Wow, kau untung banyak?"

"Ya begitulah."

Hermione tersenyum miris. Ia tahu bahwa teman-temannya membeli Quibler hanya untuk mencari tahu bagaimana kejadian di Kementrian tahun lalu. Setelah mereka tahu bahwa hal itu tak di muat di Quibler, majalah-majalah itu berakhir di tempat sampah. Ia tahu karena Dobby yang memberi tahunya. Dobby mengambil semua Quibler dari tempat sampah dan menyimpannya, karena ia juga kenal baik dengan Luna.

Luna memang cantik dan bisa menjadi teman yang baik. Hanya cara pikirnya yang menurut sebagian orang dianggap gila. Hermione sangat menyayangkan hal tersebut. Tapi ia juga heran sendiri saat memikirkan bagaimana Luna bisa seaneh itu. Tak ada yang sedemikian percaya pada hewan-hewan magis yang keberadaannya masih di ragukan. Kecuali keluarga Lovegood.

"Kau mau beli sesuatu dari troli?" Tanya Hermione.

"Tidak."

Hermione keluar kompartemen dan mencari troli. Ia sudah sangat lapar. Tadi pagi, sarapan terlewatkan olehnya karena sibuk mengepak barang. Tak biasanya Hermione telat seperti ini, dan ini semua karena mengerjakan tugas dari Dumbledore. Apa lagi kalau bukan mendekati Malfoy Jr.?

Flashback On

Hermione berjongkok di kebun Hagrid. Labu-Bersin yang benihnya baru saja Hagrid dapat dari seorang berkebangsaan Norwegia sangat merepotkan. Memang khasiatnya sangat ampuh menyembuhkan berbagai penyakit, namun labu besar itu harus diolesi ramuan kental hijau seperti lendir secara rutin. Selesai dengan satu labu, harus pindah ke labu lain.

"Mereka tak kunjung tidur. Memangnya enak bersin terus menerus?" Racau Hagrid.

"Kalau mereka tidur terus, mungkin namanya akan Labu-Tidur, bukan Labu-Bersin," jawab Hermione.

(Bukan) Hanya MimpiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang