Sinar rembulan menerangi kastil Hogwarts. Menciptakan bayang-bayang megah yang terpantul di danau.
Entah bagaimana bertolak belakang dengan perasaan Hermione yang sedang muram. Rasanya ingin sekali ia pergi ke tempat dimana ia bisa sendirian. Tak ada orang lain. Tak ada teman-temannya ...
Tak ada Draco.
Ia butuh ketenangan untuk membersihkan pikirannya yang penuh dengan kabut asap. Ia butuh hujan menyapu pikirannya dan menciptakan pelangi dengan berbagai warna yang merefleksikan kebahagiaan diri.
Ia.
Butuh.
Sendiri.***
Hermione duduk diam di lapangan quidditch. Mengayun-ayunkan tongkat yang membuat dedaunan berputar. Merasakan erangan bulan yang hanya berdiam diri memantulkan cahaya matahari. Syal merahnya melambai bak penari ditiup angin malam. Begitupun rambut semaknya.
Terasa sangat tenang.
Jauh dari keramaian murid Hogwarts. Jauh dari hiruk pikuk asrama yang sedang bingung mempersiapkan Halloween. Padahal Halloween masih dua bulan mendatang.Tiba-tiba, seekor kucing merangsek ke pangkuannya. Hermione menjerit kaget. Membuat daun yg tadi berputar indah, kini jatuh tak berdaya. Angin menyapu daun-daun kering itu sebelum mencapai tanah. Menghilangkannya dari pandangan Hermione.
Kucing itu sempat terjatuh akibat tidak sengaja terpukul tangan Hermione. Namun, kembali ia menuju pangkuan Hermione yang sudah tenang.
Perempuan berambut semak itu tersenyum menatap kucing putih yang duduk manis di pangkuannya. Tangan lembut Hermione menyapu bulu-bulu halus hewan tersebut.
Hermione merasakan kehangatan di tengah amukan angin malam. Kehangatan yang lebih besar daripada sweater yang tengah dikenakannya.
"Milik siapa kau ini? Sepertinya aku tak pernah melihatmu."
Mata kucing itu berwarna biru safir. Hermione tak henti memandangnya. Sekilas, ia melihat pantulan dirinya di mata hewan berkaki empat tersebut. Penampilan acak-acakan di dalam mata jernih bak mutiara. Bagaikan meletakkan lumpur di atas donat yang menggiurkan.
Lama Hermione bermain dengan kucing cantik yang entah siapa pemiliknya. Tiba-tiba, burung-burung melesat menjauhi hutan terlarang yang dibarengi dengan suara bedebum kencang.
"Kau disini dulu, kucing manis. Aku akan melihat apa itu tadi."
Langkah demi langkah menuju hutan terlarang Hermione lakukan dengan hati-hati. Takut bercampur dengan penasaran menyeruak keluar tubuhnya.
Dengan tongkat yang teracung, ia menarik napas dalam. Meneguhkan hatinya untuk siap menghadapi apapun yang akan ia temui. Mungkin trolls atau monster lain. Ia mengingat dalam hati mantra-mantra yang bisa digunakan melawan monster. Hanya untuk persiapan jikalau ia terlampau takut dan lupa akan mantra yang telah dipelajari.
Dan,
Terlambat baginya kembali ke kastil sementara sumber bunyi tadi sudah berada di depan mata.
Bukan trolls ataupun monster. Hanya anak manusia dengan tongkat patah di sampingnya. Terbaring lemas tak berdaya. Matanya menutup. Raut wajahnya antara takut dan kesakitan. Bajunya lusuh. Rambut blonde nya pun berubah menjadi coklat di beberapa tempat akibat terkena lumpur.
"Draco! Astaga!"
Hermione berlari menghampirinya. Ranting-ranting di sekitar Draco patah. Bahkan beberapa ranting tajam masih menusuk lengan Draco hingga berdarah.
"Apa yang terjadi? Hei, bangunlah! Kau diserang atau apa? Hei!! Bangun!!!"
***
Keesokan harinya di Hospital Wings, mata Draco terbuka perlahan. Ia merasakan sakit yang menyengat di kepala dan kakinya.
Hermione yang sejak pagi menunggui Draco pun tersenyum lega.
"Bagaimana keadaanmu?" Tanya Hermione.
Draco memandang wanita itu sejenak, "Tak bagus. Apa kaki ku patah?"
Hermione mengangguk, "Apa yang terjadi padamu?"
Draco memandang langit-langit. Terlihat berusaha mengingat sesuatu.
"Aku tak ingat. Apa kau yang membawaku kesini?"
Sekali lagi, Hermione mengangguk.
"Maaf, kau belum menyebutkan nama. Siapa namamu?"
Pertanyaan terakhir Draco menusuk hingga ke ulu hati Hermione. Bagaimana bisa Draco bertanya seperti itu?
Seorang perawat muda masuk dan langsung menuju tempat Draco terbaring. Memandang Hermione seolah bertanya kenapa ia diam seperti itu.
"Apakah luka di kepalanya cukup.parah?" Tanya Hermione.
"Ya. Ada kemungkinan Draco amnesia. Tapi kita lihat saja apakah ia ingat semuanya atau tidak."
Perawat itu menatap Draco, "Jadi Dra .."
Hermione menyela, "Dia amnesia."
***
Well,
Update setelah votes nya lebih dari chapt sebelumnya.
Oke?
KAMU SEDANG MEMBACA
(Bukan) Hanya Mimpi
FanfictionDraco Lucius Malfoy. Orang yang ditugaskan Dark Lord memperbaiki Lemari Penghilang untuk para Death Eaters menyelinap ke Hogwarts. Hermione Jean Granger. Orang yang ditugaskan Dumbledore mengulur waktu Malfoy melakukan tugasnya. Siapa yang akan berh...