13. Solusi Tak Terduga

33.2K 3.2K 280
                                    

Haii Gaiseee
Banyak banget yang rindu Varel
Jadi, semoga part ini cukup untuk mengatasi
rasa rindu kalian 🥰

JANGAN LUPA VOTE & KOMEN YAWW!!!

AWAS KESANDUNG TYPO 🙌
🧸
🧸
🧸
🧸
HAPPY READING 😘

"Varel pup"

Mata Varo melebar "Astagaaa benarkah?

Yap, pantas saja tadi Vian merasa ada bau lain di kamar mandi ini. Ternyata itu sumber masalahnya.

Vian berdiri lalu berjalan keluar menuju beberapa tombol yang tertempel di dinding kamar sang Daddy untuk memanggil salah satu pelayan di bawah.

Setelah pelayan datang mereka menyerahkan Varel untuk diurus olehnya. Bukan jijik atau apa tapi Vian dan Varo tidak berpengalaman di bidang itu. Mereka tak punya adik sebelumnya karena memang menjadi yang paling bungsu.

🧸🧸🧸

BAGIAN 13

Ares dan Aaron bergerak memapah tubuh Arthur yang terasa begitu lemas.

"Bang, Daddy kayanya demam deh" ucap Aaron

Dia bisa merasakan tubuh Daddy nya yang sedikit hangat. Sebenarnya apa yang terjadi hingga sang Daddy jadi begini. Ini aneh menurutnya. Tidak pernah sekali pun Daddy nya sakit, lemas, demam, juga bisu tiba-tiba.

"Hm ya" balas Ares setuju tanpa menatap Aaron

Mereka segera membaringkan tubuh Arthur di atas King Bed nya yang masih acak-acakan. Memperbaiki posisi Arthur lalu menyelimutinya.

Arthur masih tetap diam tak mengeluarkan suara sedikit pun. Ares dan Aaron dapat melihat mata biru sang Daddy yang menatap kosong ke arah langit-langit kamar.

Arvind masuk tak lama kemudian

"Bang, Daddy baik kan?"

"Nggak tau juga Vind"

Aaron mengedikkan bahu sambil menatap Daddy nya dengan bingung

"Dokter Roy?"

Arvind beralih menatap Ares "10 menit lagi Bang, masih dalam perjalanan dari rumahnya"

"Bocah itu mana?" tanya Arvind pada Vian

"Sama pelayan Bang"

"Napa lo kasih ke pelayan?" tanya Arvind tak setuju

"Yeeh, memang Bang Arvind bisa ngurus tai?" balas Varo ngegas

Arvind menatap Varo tajam. Dia seperti ingin menjahit mulut adiknya itu biar tidak bicara tanpa rem.

"Bacot lo"

Arvind memberikan jari tengahnya pada Varo lalu berjalan keluar kamar. Dia akan menunggu bocah itu selesai di urus pelayan agar nanti bisa memonopolinya sebentar sebelum si duda posesif itu sembuh dan mengambil alih. Jarang-jarang ada kesempatan emas begini. Bukankah dia harus memanfaatkannya?

Melihat apa yang dilakukan Arvind membuat Varo melotot tak terima. Dia membalas Arvind dengan hal yang sama, memberikan jari tengahnya pada punggung Abang tak berakhlak mulia itu.

VAREL (TAHAP REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang