Jangan coba-coba ambil Claraku!
-Kara-
*
Diantara dentuman musik yang keras,tampak seorang pria sedang menenggak frustasi wine mahalnya. Lampu kerlap-kerlip serta banyak manusia yang melampiaskan hasrat dan emosinya ditempat ini. Tak sedikitpun mengusik pria pemilik diskotik terbesar dikota ini. Kakinya yang jenjang dan tinggi,bergelimang harta serta tubuh kekar seorang atlet lari membuatnya begitu dikejar-kejar wanita dari kalangan remaja hingga tante-tante kesepian.
Kara. Anak seorang pengusaha terkenal dan kaya raya. Siapa yang tak mengenalnya? Wajah oriental yang tampan dan khas membuatnya begitu digemari dan dikagumi. Segudang prestasi sudah diraihnya,namun tak pernah membuatnya merasa puas. Anak yang kekurangan kasih sayang,keluarga broken home. Mengubahnya menjadi remaja-dewasa ini menjadi sosok yang kasar dan sok berkuasa. Semasa SMA,banyak yang mengantri menjadi temannya. Bukan karena segudang prestasinya,melainkan ketakutan para siswa sekolah atas sikapnya. Namun,dibalik sikap emosian dan tempramentalnya,ia sangat menyayangi seorang gadis. Clara. Gadis cantik yang selalu ceria,membuat sedikit demi sedikit mengubah sikapnya. Namun,tak semuanya. Karena bagaimanapun,hanya dirinya sendiri yang dapat merubahnyakan?
Disinilah ia,menunggu seorang cewek yang sedari tadi pagi mengusiknya. Berulang kali sang cewek bengis menghubunginya. Sudah entah berapa kali cewek ini memintanya untuk menemuinya. Awalnya Kara tak mau menemuinya,namun hal ini juga menyangkut dirinya. Dan cinta gilanya itu.
*
"Darimana aja sih lo? Gue bolak-balik ngehubungin lo. Giliran gue bilangin tentang cewek sok ceria itu baru aja lo mau ketemu gue" umpat Karin. Ia tiba-tiba datang dan mengata-ngatai Dika. Emosinya sudah tak bisa ditahannya, dikarenakan sudah berulang kali ia menghubungi Dika. "Diem aja deh lo, sekarang lo mau ngomong apa ke gue? Gue males ketemu lo,makanya gue males nerima telpon dari lo" Balasnya santai.
Karin si model cantik cover girl. Ia sangat membenci sosok ceria Clara. Ia sudah merebut hati Kara,laki-laki didepannya. Dan kali ini, Clara juga berhasil berbicara dengan Dika. Cowok kedua yang disukainya. Sejak dari awal SMA, Karin mengejarnya namun tak pernah mendapat respon baik dari Dika. Bahkan Dika pernah menolaknya mentah-mentah ketika Karin menembaknya. Ya Tuhan,itu kejadian yang sangat memalukan bagi Karin.
"Gimana sih lo? Lo janji mau jagain si Clara centil itu dari Dika,trus tadi pagi bisa-bisanya tuh dia ketawa bareng Dika" bentak Karin kasar. Nafasnya terengah-engah,matanya tersorot kemarahan. Ia menghela nafasnya sejenak, "lo bilang dia sahabat lo dari kecil,tapi bisanya sampe sekarang lo gak bisa buat dia jatuh cinta sama lo!" Sambung Karin.
Kara hanya menatap lurus kedepan,pandangannya kosong. Sambil menenggak segelas kecil wine nya ia mendesah. "Biarkan sajalah,lagian apa urusannya sih sama lo? Mereka kan cuma ngomongan doank. Lagian mereka juga udah kenal 10 tahun,tapi gak pernah ngomong. Jadi wajar donk mereka saling nyapa. Ribet lo ah"Sahut panjang Kara. Sebenarnya tersulut rasa cemburu didada Kara,rasa sesak kembali menghantam keras jantungnya. Sejak terakhir Clara membicarakan tentang Dika. Tentang Clara yang selalu memperhatikan Dika ketika Clara bermain dengan Kara.
Emosi Karin sudah sedikit turun,ia menghempas asal pantatnya kekursi bar itu. "Ribet lo bilang? Pokoknya gue gak mau tau, jauhin dia dari Dika gue. Daripada gue ganggu tuh si Clara yang centil itu"ancamnya.
Kini mata Kara beralih tepat di manik mata Karin. "Awas aja lo sentuh dia" tunjuk Kara kasar.
*
Kringg..
Handphone Clara tiba-tiba berdering,mengusik Clara yang kini tengah telungkup diatas ranjang. Seperti biasa, Clara sedang membaca novel kesukaannya. Novel terjemahan terkenal Sherlock Holmes. Walaupun ia seorang gadis kecil yang lembut,tapi ia tetap menyukai novel-novel horor dan adventure. Baginya itu merupakan tantangannya untuk membayangkan bagaimana aksi-aksi tokoh dalam novel yang dibacanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pelangi setelah Hujan
FanfictionHidup memiliki banyak pilihan, ketika kau memilih antara persahabatan dan cinta, kau sering kali terjebak dan salah. namun tidak denganku,aku memilih sesuatu yang tepat. walaupun menoreh kesedihan yang mendalam. yakinlah, pelangi setelah hujan itu a...