Happyness

87 4 0
                                    

Aku memandangimu tanpa perlu menatap. Aku mendengarmu tanpa perlu alat. Aku menemuimu tanpa perlu hadir. Dan aku mencintaimu tanpa perlu apa-apa,karena kini ku miliki segalanya.

-Rectoverso-

Hari-hari telah mereka lewati. Kebersamaan,kesenangan,pertemanan dan rasa suka maupun duka mereka lakukan bersama-sama. Kini Clara dan Fani sudah seperti saudara. Persahabatan mereka yang semakin erat,membuat keduanya sangat akrab. Bahkan nyaris tak bisa dipisahkan. Keduanya saling memahami dan mengisi sebagai sahabat. Tak jarang juga Fani sering membela Clara dari cengkraman benci Karin yang kadang tak terkontrol. Membuat Karin mendapat musuh baru,yaitu Fani.

Fani gadis yang cukup galak dan berani merupakan ancaman tersendiri bagi rencana-rencana jahat Karin. Seringnya Fani menyelamatkan Clara dari jebakan Karin,membuat Clara semakin menyayangi Fani dan membuat Karin semakin membenci keduanya. Tak hanya dengan Clara,hubungan persahabatannya dengan Dika dan Kara juga semakin erat. Namun,ada yang tak biasa persahabatannya dengan Dika.

Rasa hangat yang mulai menjalar kedalam hati Fani semakin hari semakin mendalam. Tak jarang ia bersama dengan Dika,kadang berdua saling belajar bersama. Baginya perhatian Dika sangat berlebih untuknya,ia sangat senang. Namun ia tak mau egois,ia tak ingin rasa ini merusak persahabatannya. Ia ingin sekali menceritakannya pada Clara,mengingat Clara tak pernah mengatakan kalau ia mempunyai rasa pada Dika. Namun,ia akan menunggu saat yang tepat. Melihat kepastian dari Dika,bahwa bantuan dan perhatiannya selama ini bukanlah sekedar persahabatan,tapi lebih seperti yang ia inginkan. Berharap rasanya dan rasa Dika,memiliki kesamaan dan tak bertepuk sebelah tangan.

Begitu juga halnya dengan hubungan Clara dan Dika. Rasa yang membuncah tak bisa dielakkan lagi,rasa yang bergejolak dan begitu tulus akhirnya dapat saling mereka ungkapkan. Namun, keduanya masih secara tersembunyi. Baik itu dari Kara maupun Fani. Bagi mereka tak apa,mencintai secara tersembunyi membuat semuanya cukup lebih baik. Keduanya tak ingin rasa cinta membuat persahabatan diantaranya hilang. Keduanya saling berkomitmen untuk menjaga rasa ini dan suatu hari akan terungkap jika saatnya tepat.

Pasti.

*

Angin dingin menelusup masuk kedalam selimut Clara dan Fani,membuat keduanya semakin meringkuk dan bergelum nyaman. Hujan perlahan turun dengan sedikit demi sedikit deras,langit tampat gelap. Angin berhembus dengan kencangnya. Menerbangkan tirai jendela dibalkon kamar Clara. Mata Clara tiba-tiba terbelalak,teringat kejadian Fani yang takut akan hujan. Ia memperhatikan wajah Fani,ada sedikit ketakutan namun tak separah sebelum-sebelumnya. Ia pun kembali menutup matanya rapat. Lagian,hari ini juga tidak ada jadwal kuliah. Ini hari libur tepatnya.

Hari ini rencana Clara dan Fani hanyalah bermalas-malasan satu harian tanpa melakukan aktifitas berat. Akibatnya,sudah jam tujuh dan mereka masih bermalas ria dikasur,hujan juga mendukung itu. Hp Clara yang tiba-tiba berdering dinakas memaksanya untuk bangkit dan mengambilnya.

2 message. Siapa ini? Pikir Clara. Ia membuka pesannya dan membacanya,senyuman terukir diwajahnya,ia segera berlari kebalkon dan menatap balkon seberang. Tampak Dika sedang berdiri sambil menatapnya. Lambaian tangannya seolah mengatakan hai kearah Clara,begitupun Clara. Ia hanya tersenyum dan melambaikan tangan kearah Dika.

Keduanya hanya menatap sambil menikmati hujan,seolah semua rasa cinta jatuh bersama hujan,angin dingin tak jadi masalah pagi ini,udaranya yang sejuk membuat semakin menambah romantisnya hari ini. Entahlah Clara sangat menyukai hujan ketimbang panas matahari. Baginya panas selalu membuat masalah,sedangkan hujan selalu memberinya keberuntungan. Disaat semua orang memaki hujan,ia malah tertawa riang dibawahnya. Becek tak jadi masalah,selama udara dingin.

Kamu cantik Ra. Tiba-tiba pesan Dika muncul.

Apaan sih,baru bangun tidur ni Dik, jawab Clara blushing.

Pelangi setelah HujanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang