RENCANA SEUNGCHEOL

312 44 4
                                    

Melihat Jungwon yang sekarat diambang maut, Seungcheol tak memiliki banyak waktu. Dengan segera ia membuka sel penjara Jungwon, menghampiri Jungwon yang sudah tergeletak lemas tak berdaya.

"Bertahanlah..." ucapnya.

"Jung won g gak ku at pa man." Ucapan itu terbata. Jungwon tak memiliki tenaga lagi, sekujur tubuhnya sakit ditambah dirinya yang tak mengkonsumsi apapun.

Seungcheol berfikir bagaimana cara menyelamatkan Jungwon dan mengeluarkannya dari penjara ini tanpa diketahui Jun yang menjaga diluar dan yang mulia raja.

Seuncheol mencoba berfikir, hingga atensinya beralih pada kedua temannya yang baru datang.

"Seungcheol, kami mencarimu. Kau tidak kelihatan seharian ini." Ucap Minghao datang bersama Joshua.

"Kata Jake, kau menggantikannya menjaga manusia itu. Apa yang kau lakukan?" tanya Joshua melihat Seungcheol yang berada didalam penjara Jungwon.

"Memang ada apa kalian mencariku?"

"Aku hanya ingin membawakanmu ini, kau belum makan kan hari ini?" Joshua memperlihatkan kotak makanan dan air yang dibawanya.

Sebelum Joshua memberikan kotak makanan yang dibawanya, Seungcheol lebih dulu merampasnya. Langsung saja Seungcheol memberikan air yang dibawa Joshua tadi pada Jungwon. Seungcheol juga membantunya untuk minum.

"Kau menolongnya?" tanya Minghao merasa heran.

"Kenapa kau memberikan makananmu padanya? Bukankah raja menginginkan dia untuk mati?" kali ini Joshua juga ikut bertanya, pasalnya bingung dengan perubahan sikap Seungcheol yang berbeda.

"Aku tidak bisa membiarkannya mati, karena dia anaknya Jeonghan." Ungkap Seungcheol menjawab pertanyaan kedua temannya.

"Jeonghan?"

"Jeonghan, Jeonghan dari pack White Moon yang pernah membantu menolong desa kita dari wabah?" ungkap Joshua tak percaya.

"Kalau tidak ada dia dan teman-temannya yang menolong, aku tidak tahu nasib pack kita kedepannya seperti apa."

"Benar."

"Wahh... seharusnya kita berterima kasih padanya, tapi keadaannya sudah begini, bagaimana?" Joshua nampak girang namun juga bingung.

"Kita harus menolongnya." Ucap Minghao, arah pandangnya menatap Jungwon yang tak berdaya.

"Kalau begitu, Shua aku ingin kau mengalihakan perhatian Jun, goda dia agar pergi dari penjara ini. Bukankah dia menyukaimu?" perintah Seungcheol pada Joshua. Ia harus membawa Jungwon keluar tanpa diketahui Jun.

"Minghao, setelah Jun pergi aku ingin kau mencarikanku mayat yang sekiranya memiliki bentuk tubuh yang sama dengan Jungwon. Bukankah disekitar gudang ada mayat anak-anak seperantaran Jungwon bukan?, aku memiliki rencana untuk memalsukan kematian Jungwon. Dan membawanya pergi dari tempat ini."

"Baiklah kalau itu maumu Seungcheol, aku akan segera membuat Jun pergi dari kawasan penjara." Ungkap Joshua setuju dengan keputusan Seungcheol, setelahnya ia pergi dahulu meninggalkan kedua temannya.

"Alasan lain kenapa kau mau menolong anak ini karena kau sendiri masih mencintai Jeonghan kan?, Cheol." Ucap Minghao menatap Seungcheol intens.

Seungcheol hanya diam saja tak menanggapi Minghao, atensinya masih terfokus pada Jungwon, membantu anak itu untuk memakan makanannya.

Tak ada jawaban dari Seungcheol, Minghao menghela nafas panjang, "Baiklah kalau itu maumu, aku akan menurutimu." Selepasnya Minghao pergi mencari mayat seperti yang Seungcheol perintahkan.

Selang beberapa waktu Minghao datang dengan sebuah mayat di apitan tangannya. Seungcheol langsung mengambil mayat itu dan menukar pakaian Jungwon dengan pakaian yang ada dimayat tersebut. Minghao juga membantu Seungcheol.

Saat menukar pakaian Jungwon, Minghao menemukan sesuatu. Sebuah belati kecil terdapat pada saku celana Jungwon. Tanpa pikir panjang langsung saja Minghao taruh belati itu pada saku pakaian Jungwon yang baru.

Seungcheol membenarkan posisi mayat itu tertidur berbaring memunggung agar wajahnya tidak kelihatan.

"Jun sudah pergi bersama Joshua, kau bisa membawanya sekarang."

Seungcheol mengangguk. Selekasnya Seungcheol membawa tubuh Jungwon untuk keluar dari penjara itu.

"Bagaimana dengan nasib anak – anak itu?" tanya Jungwon pelan dalam gendongan Seungcheol. Jika dirinya bisa keluar lantas bagaimana dengan anak-anak yang masih terkurung itu?

"Pikirkan dirimu dulu, jangan memikirkan orang lain." Seungcheol bergerak cepat, berlari, melompat dari satu pohon ke pohon lainnya dengan cepat. Ia bak ninja yang beraksi karena kecepatan dan kegesitannya dalam bergerak. Seungcheol berniat untuk membawa Jungwon pergi menuju desanya yaitu desa pack Wind Winders dimana itu adalah kampung halaman Seungcheol, Minghao dan Joshua.



JANGAN LUPA VOTE YA TEMAN-TEMAN.

One In A BillionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang