TEMAN BARU

259 43 2
                                    

Hari selanjutnya Jungwon ingin berjalan-jalan agak jauh dari pondok kediaman Vernon, ia tidak ingin diganggu lagi oleh murid-murid Vernon seperti Rea dan teman-temannya kemarin. Alhasil Jungwon berjalan pergi ketempat yang lebih sepi yang kemungkinan tak ada orang lain. Jungwon pergi menuju hutan digunung yang berada dibelakang kediaman Vernon.

Hutan tersebut sangat rimbun, banyak pepohonan menjulang tinggi diantaranya. Udara disini juga sejuk ditambah suasana yang sepi hening membuat Jungwon suka berada di hutan ini.

Jungwon semakin melangkahkan kakinya masuk lebih dalam pada hutan tersebut. Entah kenapa Jungwon tidak merasa takut jika seumpama ada hewan buas yang melintas didepannya.

Lama berjalan hingga Jungwon putuskan untuk duduk bersandar dibawah sebuah pohon. Jungwon bernyanyi kecil sebagai pengusir rasa sepi yang ia rasakan. Sambil merasakan suasana alam yang sangat menyejukkan di sekitar sini Jungwon juga bersenandung ria. Entah kenapa Jungwon merasa nyaman.

Semilir angin berhembus menyejukkan hingga menerpa pepohonan disekitarnya. Suasana hutan yang sepi terlihat hidup karena suara nyanyian dan senandung yang Jungwon keluarkan. Beberapa burung berdatangan, bertengger di ranting pepohonan, mereka mulai berkicau seolah menyahut suara nyanyian Jungwon.

Mendengar suara kicauan burung yang indah dengan dipadukan suaranya Jungwon semakin senang. Ia terus bernyanyi ria, mencoba mengobati hatinya yang terasa sakit karena berbagai hal.

Jungwon terus menyanyi diikuti kicauan dari burung-burung yang ikut menghiasi, pepohonan bergerak ringan seolah menari karena mendengar suara yang begitu indah. Bunga-bunga banyak yang mulai tumbuh dan mekar seperti sebuah panggilan.

Hewan – hewan mulai berdatangan, kelinci, tupai, musang bahkan rusa datang mendekati Jungwon karena mendengar suara yang indah itu. Seolah Jungwon memanggil mereka. Hutan seakan bahagia menerima kedatangan Jungwon.

Jungwon menghentikan nyanyiannya karena mendapati banyak hewan yang mendekatinya. Jungwon mengamati hewan-hewan tersebut, dari mulai berbagai jenis burung yang bertengger di pepohonan hingga hewan-hewan yang menapak ditanah yang kini ada didepannya.

"Kalian menyukai suaraku?" tanya Jungwon pada hewan-hewan yang ada di depannya. Tentu saja tidak akan ada jawaban. Karena hewan tidak bisa berbicara.

Seekor kelinci melompat mendekati Jungwon, kelinci tersebut mengelus-eluskan kepalanya pada kaki Jungwon pertanda ia menyukai suara Jungwon yang bisa membuat mereka nyaman.

Jungwon melihat itu, dimana hewan-hewan pun ikut senang mendengar nyanyiannya. Jungwon tersenyum kecil, meski Jungwon berhenti menyanyi hewan-hewan tersebut masih disini menemaninya. Jungwon jadi tidak merasa kesepian seolah ia memiliki teman.

Hari-hari selanjutnya Jungwon selalu pergi kehutan itu kembali karena ia senang bisa berinteraksi dengan para binatang. Terkadang Jungwon juga berceloteh tidak jelas pada hewan-hewan yang ia temuinya. Jungwon seakan curhat mengenai isi hatinya, menumpahkan keluh kesahnya pada teman-teman barunya.

Meskipun tak akan ada tanggapan, meskipun Jungwon seperti orang gila karena berbicara dengan hewan, Jungwon tidak peduli. Yang terpenting ia senang karena memiliki teman yang tidak akan menyakitinya ataupun membulinya.

Hari-harinya dihutan itu Jungwon kerap sekali menyanyi untuk menghibur dirinya sendiri ataupun untuk memanggil teman-teman binatangnya, tapi hari ini Jungwon mendapati teman baru, bukan seekor kelinci ataupun rusa yang mendatanginya, melainkan seekor serigala hitam besar dengan banyak panah yang menancap ditubuhnya.

Jungwon bukannya takut mendapati hewan buas yang menghampirinya, dirinya justru merasa iba karena hewan buas tersebut terluka. Jungwon berjalan pelan menghampiri serigala tersebut, entah kenapa serigala tersebut tidak takut atau buas ketika Jungwon menghampirinya, seakan serigala tersebut membutuhkan pertolongan Jungwon.

One In A BillionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang