MENCURAHKAN ISI HATI

261 38 2
                                    

Seungcheol dam Joshua tidak berkunjung lama karena mereka harus segera kembali ke kerajaan agar tidak menimbulkan kecurigaan raja.

Hari ini Jungwon sangat bahagia karena Vernon dan Seungcheol memperlakukan Jungwon dengan baik, Jungwon bersiap tidur karena matanya sudah mengantuk, disampingnya terdapat serigala hitam itu yang meringkuk menemani Jungwon tidur.

"Selamat malam Kuro." Ucap Jungwon sebelum menutup matanya.

Kuro adalah nama serigala hitam itu, Jungwon tidak tahu harus memanggilnya apa, karena warnanya hitam Jungwon menamainya Kuro yang berarti hitam dalam bahasa nihon.

***

Keesokan harinya Jungwon berjalan-jalan keluar pondok bersama Kuro, tiba-tiba Rea gadis yang beberapa waktu lalu sempat mengganggunya datang lagi menghampiri Jungwon. Jungwon tidak mau lagi berurusan dengan Rea, sebelum Rea mendekat Jungwon segera melangkahkan kakinya untuk menghindari Rea.

Tapi siapa sangka Langkah Rea lebih cepat dibandingkan Langkah Jungwon. Dalam sekejap Rea sudah ada dihadapan Jungwon. Rea bermaksud mengganggu Jungwon lagi, memanfaatkan kekuatannya untuk keuntungan dirinya semata.

Jungwon tentu saja tidak mau menuruti Rea, meski Rea mengancam akan menyakitinya entah kenapa Jungwon tidak takut. Rea marah, saat Rea ingin menyerang Jungwon, serangannya terhenti karena ada serigala didepannya yang menghalanginya.

Kuro menggeram ganas, tidak membiarkan Rea untuk menyentuh Jungwon dalam sejengkalpun. Kuro bahkan menggigit kaki Rea hingga Rea kesakitan dibuatnya.

"Sudah Kuro hentikan, lebih baik kita biarkan saja dia." Ucap Jungwon, selekasnya ia meninggalkan Rea yang masih kesakitan akibat gigitan Kuro.

Kuro mengikuti perintah Jungwon, gigitannya ia lepaskan dan segera berlari mengejar Jungwon meninggalkan Rea yang mengumpat kesakitan.

Jungwon melangkahkan kakinya menuju hutan kesayangannya. Disana ia duduk pada sebatang pohon tumbang, menyanyi sekaligus menikmati suasana alam. Kuro duduk dibawahnya ikut mendengar suara nyanyian yang indah itu.

Angin berhembus ringan menggoyangkan pepohonan disekitarnya. Helaian rambut Jungwon ikut berterbangan bersama suara yang mengalun menjuru ke seluruh hutan. Hewan-hewan yang mendengar suara itu berdatangan seolah mereka terpanggil. Kicauan burung bersahutan menghiasi suara indah Jungwon.

Jungwon mendapati hewan baru yang menghampirinya, empat ekor burung elang hinggap pada dahan pepohonan menatap Jungwon, Jungwon jadi mengingat teman-teman vampirnya. Bagaimana keadaan Riki, Jay, Heeseung dan Sunghoon sekarang? Apakah mereka masih hidup atau sudah mati Jungwon tidak tahu. Tapi Jungwon berdoa, berharap teman-temannya itu masih hidup dan berada di suatu tempat, banyak kenangan yang sudah tercipta diantara mereka, suka dan duka pun sudah Jungwon alami bersama. Jungwon berharap masih bisa bertemu dengan mereka.

Jungwon menatap empat burung elang itu, setahu Jungwon burung elang bisa terbang jauh dan mengembara.

"Aku tidak tahu teman-temanku masih hidup atau tidak, tapi seumpama kalian menemukan teman-temanku masih hidup aku ingin kalian membantu mereka." Ucapnya sendirian, mendongak ke atas memandang elang-elang yang masih hinggap didahan pepohonan.

"Teman-temanku itu mereka vampir, empat vampir yang menawan. Yang paling tinggi suka emosian dan tidak sabaran, tapi memiliki kekuatan super yang hebat, namanya Riki."

" Lalu ada si wajah galak tapi orangnya lembut tidak seperti wajahnya, ia juga memiliki mata elang yang indah, Jay namanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

" Lalu ada si wajah galak tapi orangnya lembut tidak seperti wajahnya, ia juga memiliki mata elang yang indah, Jay namanya. Jay itu orangnya pelupa, ketika diberi sesuatu ia akan dengan mudah melupakannya. Jay punya sebuah pedang yang diberikan seorang tetua desa, beberapa hari setelahnya ia mengaku lupa menaruh pedang itu dimana." Kekeh Jungwon.

Jungwon tersenyum kecil mengingat kejadian di masa lalu, menceritakan kisahnya kepada hewan-hewan yang ada disekitarnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Jungwon tersenyum kecil mengingat kejadian di masa lalu, menceritakan kisahnya kepada hewan-hewan yang ada disekitarnya.

"Yang ketiga dia seorang pangeran vampir, pangeran Heeseung, kelihatan gagah, tegas, dan kadang juga pemarah. Jungwon sempat takut padanya karena awal pertemuan kami yang tidak bersahabat. Tapi dia orangnya baik kok, pernah nyelamatin Jungwon waktu Jungwon sakit gara-gara kena racun."

"Lalu yang terakhir seorang vampir yang begitu tampan, selain tampan ia juga baik dan lembut pada Jungwon, dia mau ngelakuin apa saja demi Jungwon, Jungwon menyukainya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Lalu yang terakhir seorang vampir yang begitu tampan, selain tampan ia juga baik dan lembut pada Jungwon, dia mau ngelakuin apa saja demi Jungwon, Jungwon menyukainya. Namanya kak Sunghoon." Celoteh Jungwon tidak jelas.

"Jungwon pengen ketemu mereka, Jungwon rindu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jungwon pengen ketemu mereka, Jungwon rindu. Bagaimana ya keadaan mereka?" Jungwon mencurahkan isi hatinya, meskipun tak akan ada respon, Jungwon tidak peduli. Dengan curhat seperti ini membuat hati Jungwon sedikit lega.

Tak lama setelahnya, hewan- hewan yang mengerubungi Jungwon pergi begitu saja, mereka berlarian seakan menghindar takut pada seseorang. Burung-burung yang hinggap didahan pun terbang menjauh dari hutan itu.

Jungwon tidak tahu kenapa hewan-hewan tersebut mendadak kabur, saat ia menengok ke belakang mencari tahu sesuatu, Jungwon membelalakkan matanya.

Jake berdiri di belakang Jungwon dengan tatapan datar. Di tangannya terdapat sebuah belati yang siap untuk melukai. Jungwon tidak menyangka jika bawahan raja vampir yang lain akan tahu keberadaannya yang masih hidup.

Jungwon tentu saja ketakutan, setelah berhasil lolos dari maut, kini bawahan raja itu menemukannya dan hendak membunuhnya.

KAYAK PENULIS, SUKA NGOMONG SENDIRI. TAK PEDULI JIKA SETAN YANG MENDENGARNYA.

KARENA PENULIS SEBENARNYA MUAK SAMA MANUSIA - MANUSIA MUNAFIK DISEKITAR PENULIS.

One In A BillionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang