KEJUTAN

267 31 2
                                    



Riki, Jay dan Heeseung merasakan gejolak pada tubuh mereka, dimana hati mereka terasa sakit, rasa gelisah melingkupi ketiganya. Riki langsung tersadar.

"Jungwon dalam bahaya, dia sedang tidak baik-baik saja." Ucap Riki cukup gelisah, tangannya meremat dadanya sendiri karena kesakitan. Perasaan ini sama seperti yang ia rasakan sebelumnya kala Jungwon dalam bahaya.

Begitupula Heeseung yang pernah merasakannya, ketika Riki berkata seperti itu Heeseung langsung yakin.

"Tapi bagaimana, tak ada petunjuk satupun dimana Jungwon berada."

Riki juga bingung bagaimana ia mengatasi hal seperti ini, andai saja ia bisa merasakan keberadaan Jungwon.

"Terakhir kali Jungwon diculik pasukan raja vampirkan? Bagaimana jika ia memang berada di kerajaanmu Hee?" interupsi Jay. Petunjuk yang mereka tahu memang itu kan? Kemana lagi Jungwon jika tidak berada dikerajaannya Heeseung?

"Benar kata Jay, lebih baik kita segera menuju ke kerajaanmu Sung, Jungwon membutuhkan pertolongan." Sanggah Riki, ia sangat gelisah, tanpa berfikir panjang ia langsung memutuskan untuk pergi ke kerajaan Hyacith.

Heeseung sedikit bimbang, apakah Jungwon memang berada dikerajaannya atau tidak. Tapi karena kedua temannya sudah meyakinkan, Heeseung mengangguk untuk segera pergi ke kerajaanya.

***

Tangan mungil itu perlahan bergerak diikuti matanya yang terbuka. Jungwon sudah sadar dari pingsannya, merasakan sekujur tubuhnya yang sakit karena menghantam bebatuan tebing. Namun Jungwon juga merasakan hangat, karena dirinya berada dalam sebuah ruangan dengan kain yang menyelimuti dirinya.

Saat Jungwon mengedarkan pandangannya, orang pertama yang ia lihat adalah sang pujaan hati yang memandangnya dengan terkejut.

Sunghoon tersenyum bahagia melihat Jungwon yang sudah sadarkan diri. Setetes air mata jatuh pada pipinya karena terharu Jungwon telah membuka matanya.

"Kak Sunghoon, benarkah ini kakak?" tanya Jungwon pelan dengan suara lemahnya.

"Iya Jungwon, ini kakak. Kakak berhasil nemuin Jungwon." Ucap Sunghoon bahagia, tangannya menggenggam sebelah tangan Jungwon yang paling dekat dengannya.

"Syukurlah Jungwon selamat." Ucap Sunghoon penuh rasa syukur.

"Kak Sunghoon dimana yang lain?" Jungwon bertanya, menanyakan keberadaan ketiga temannya yang lain.

Sunghoon terdiam sejenak. Apakah ia harus menceritakan yang sesungguhnya jika mereka bertengkar, tapi Jungwon baru saja sadar dan Sunghoon tidak ingin membuat Jungwon bersedih.

"Jungwon jangan banyak bicara dulu ya, Jungwon kan masih sakit. Nanti kalau Jungwon udah sembuh kakak ceritakan."

Jungwon hanya diam mengangguk, jujur saja ketika ia berbicara ia juga merasakan sakit pada area rahangnya.

"Jungwon, kakak punya kejutan untuk Jungwon."

Wajah Sunghoon terlihat bahagia, Jungwon jadi penasaran apa yang akan Sunghoon beri tahukan.

"Apa?" ucap Jungwon lirih namun masih bisa didengar oleh Sunghoon.

"Sebentar, Jungwon tunggu disini ya?" Sunghoon langsung bergegas meninggalkan Jungwon sebentar.

Jungwon membulatkan matanya ketika mendapati Sunghoon masuk dengan seseorang yang sangat dirindukannya.

"Ibu?, bagaimana bisa?, oh tidak Jungwon pasti sudah mati ya sampai bisa melihat ibu." Jungwon mencoba bangun, namun yang dirasakannya malah rasa sakit, Jungwon sedang tidak bermimpi ataupun mati.

"Tidak nak, ini beneran ibu. Syukurlah Jungwon sudah sadar." Jeonghan meletakkan mangkok kayu yang dibawanya, beralih memeluk Jungwon sebagai ungkapan rindu yang sangat mendalam. Jeonghan menangis haru mendapati anaknya yang selamat dari maut.

"Ibu, Jungwon sangat merindukan ibu.." Jungwon pun ikut menangis karena dipertemukan dengan ibunya sesuai doa nya pada dewi Rembulan.

"Ibu juga merindukan Jungwon, selama ini Jungwon kemana saja? Ibu mencari Jungwon kemana-mana."

Jeonghan melepas pelukannya, segera menyeka air matanya. Jeonghan langsung mengambil mangkok yang sempat ia letakkan tadi dan menyuapi Jungwon dengan sendok kayu yang ada. Jeonghan memanfaatkan peralatan yang ada dipondok ini untuk membuat makanan.

"Makan dulu ya nak, meski rasanya tidak enak, tapi ini demi Jungwon sendiri agar cepat sembuh." Ucapnya sambil menyodorkan sesuap sup. Jeonghan membuat Sup daun binahong yang ia cari disekitar pondok. Tanaman itu memiliki khasiat untuk mempercepat penyembuhan luka maupun memar.

Karena bahagia bertemu ibunya, Jungwon melahap sup itu dengan lahap meski rasanya yang super pahit.





BAHAGIANYA JUNGWON.... EA EA, JADI GAK SEDIH MELULU KAN.

One In A BillionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang