¤¤¤
"Nih kerjain awas lo kalau gk siap" Perintah Bayu salah satu teman sekamar Gema.
Gema hanya bisa mengangguk, lantas menerima buku tulis yang Bayu berikan padanya.
"Lo kalau gamau tolak bego, gimana orang gak pada seenaknya sama lo, orang lo ya iya-iya mulu" Kesal Faris teman sekamar Gema dan Bayu. Faris bicara seperti itu juga disaat Bayu dan Noran teman sekamar lainnya telah keluar kamar. Jika ada mana berani Faris, ia juga takut di ganggu.
~Kalau aku tolak yang ada mereka bakalan pukulin aku~ Tulis Gema pada note kecil miliknya, lalu menunjukannya pada Faris yang berada di meja belajar disebelahnya.
Mereka berempat itu seumuran, Bu Sari bilang mereka sengaja di beri sekamar agar akrab. Padahal nyatanya tidak sama sekali. Faris pun tidak begitu dekat dengan Gema, Bayu ataupun Noran, namun dari ketiga teman sekamar Gema hanya Faris yang bersikap lebih baik.
"Iya juga sih, au deh" Balas Faris lantas anak itu pun mulai sibuk dengan buku-bukunya.
Begitu pula dengan Gema, anak itu pun mulai mengerjakan tugas milik Bayu. Untung saja kelasnya tak punya tugas sehingga tak akan membuat Gema harus bergadang malam ini.
Faris dulu pernah menyarankan untuk mengadu pada pengurus panti, namun lagi-lagi Gema melarangnya. Kadang yang membuat Faris kesal pada Gema adalah karena hati anak itu begitu bersih, tak pernah Faris dapati Gema mengeluh, tak pernah pula ia dapati anak itu marah, padahal tak sekali dua kali Gema di perlakukan tak adil baik di panti maupun di sekolah, tapi yang Faris dapati anak itu hanya diam dan sabar, bahkan masih bisa tersenyum disaat ia diperlakulan begitu buruk.
•••
Pagi-pagi suasana panti begitu ramai, jelas saja di sini tak hanya ada dua sampai tiga anak tapi lebih, jadi wajar jika terasa ramai.
Dapur dan area makan di pagi ini sudah ramai dengan anak-anak yang akan sarapan pagi bersama, mulai dari anak-anak yang masih tingkat SD, SMP, dan SMA. Masing-masing tingkat harus mengantri sesuai tingkat sekolahnya, hal itu agar tak terlalu panjang mengantri, dan pengurus pun mudah menghitung jumlah serta tingkat kepedasan makanan yang mungkin anak-anak yang masih SD tak kuat.
Gema berdiri di paling belakang, awalnya anak itu berada di barisan tengah, namun naas abang-abang di panti yang diatasnya mulai menyerobot antriannya, begitu pun teman-teman yang lain. Kadang ibu panti sampai lelah memberi peringatan agar mereka tertib, padahal mereka sudah SMA tapi kalah tertib dengan adik-adik mereka yang masih SD.
"Buat Adek Gema yang baik hati" Ujar Pengurus dapur yang meletakan satu buah telur mata sapi serta satu tempe goreng tepung krispi diatas nasi milik Gema.
KAMU SEDANG MEMBACA
GEMA [END]✔
General FictionGema punya keluarga tapi rasanya seperti tak punya. Gema masih punya orang tua tapi rasanya seperti yatim piatu. Gema punya rumah tapi ia malah di kirim ke panti asuhan. Bahkan suara pun ia tak punya. Gema memang hanya terlahir untuk semua lukanya...